Evaluasi dan Kolaborasi Merupakan Kunci Membenahi Permasalahan PJJ

Jum'at, 31 Juli 2020 - 10:05 WIB
loading...
Evaluasi dan Kolaborasi...
Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji mengatakan pemerintah tidak melakukan apa-apa untuk menyelesaikan permasalahan PJJ. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Dunia pendidikan Indonesia morat-marit dihajar pandemi COVID-19. Permasalahan pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang sudah muncul sejak semester lalu belum juga ditemukan solusinya oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) .

Pengamat Pendidikan, Indra Charismiadji mengatakan pemerintah tidak melakukan apa-apa untuk menyelesaikan permasalahan PJJ. Padahal ada waktu dari Maret hingga libur sekolah lalu. Masalah dalam PJJ, yakni siswa-siswi tidak memiliki gawai, tidak mampu membeli kuota, dan daerahnya tidak terjangkau jaringan internet. (Baca juga: Mendikbud Diminta Cermati 3 Poin Krusial Keberatan Ormas Soal POP)

Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Tahun Ajaran 2020/2021. Salah satu yang diatur, pembukaan sekolah hanya boleh dilakukan di zona hijau.

“Belajar daring enggak ada (diatur) ya pasti kacau. Ini ibarat pesawat yang enggak ada pilotnya. Ojeknya enggak ada driver-nya. Ya enggak jelas mau kemana arahnya,” ujarnya kepada SINDOnews , Kamis (30/7/2020).

Di masa ketidakpastian ini, Kemendikbud sempat mewacanakan membuat kurikulum darurat. Indra menyatakan dunia pendidikan tidak memerlukan itu. Yang penting itu justru proses pembelajarannya. Kurikulum seharusnya berbasis kompetensi bukan konten.

“Cuma problemnya guru-guru kita enggak tahu cara mengajar kompetensi. Tahunya konten. Jadi memang dibutuhkan persiapan terhadap guru. Kemarin saat libur seharusnya di-training dengan standar dan target yang jelas. Ini pemerintah enggak ada. Dibiarin saja, gimana enggak kacau,” tuturnya. (Baca juga: Tangkap Djoko Tjandra, Kabareskrim: Ini untuk Jawab Keraguan Publik)

PJJ juga melahirkan banyak masalah di rumah, dalam hal ini para peserta didik dan orang tua. Dengan sistem seperti ini, para orang tua “dipaksa” menjadi guru bagi para anak-anaknya. Indra menjelaskan pemerintah seharusnya hadir dengan memberikan bimbingan kepada para orang tua tentang cara mendampingi anak belajar di rumah.

“Sekarang orang tua disuruh berubah menjadi guru yang berantakan dong. Jadi yang dibutuhkan itu pemerintah mengambil posisi sebagai yang memimpin untuk memastikan PJJ daring ini berjalan dengan bai. Guru dan orang tuanya disiapkan, dan infrastrukturnya diperbaiki,” papar Indra.

Dia mendesak pemerintah melakukan evaluasi dan mendata berapa jumlah anak Indonesia yang tidak memiliki gawai. Lalu, petakan daerah yang tidak terjangkau jaringan telekomunikasi dan internet. Para siswa yang tidak memiliki gawai dan berada di daerah tidak ada sinyal bisa diatur untuk belajar tatap muka di sekolah terdekat. (Baca juga: Sekolah Online Masih Bermasalah)

“Jarak dan frekuensinya diatur supaya mereka tetap belajar. Protokol kesehatan tetap dijaga. Jadi mereka enggak diam saja di rumah. Itu harus kolaborasi antara Kemendikbud, Kemenag, Kemendagri, Kominfo, BUMN dengan Telkom-nya, dan pemerintah daerah. Ini sama sekali enggak ada komunikasi dan koordinasi. Semua merdeka belajar, akhirnya belajar terserah,” pungkasnya.
(kri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Ada Banyak Program Kursus,...
Ada Banyak Program Kursus, UGM Luncurkan Platform Pembelajaran Online
Mengenal Pembelajaran...
Mengenal Pembelajaran Digital, Mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi UPNVJ Kunjungi SEAMOLEC
Inovasi Teknologi Pembelajaran...
Inovasi Teknologi Pembelajaran akan Terus Dikembangkan
Survei: Prospek Kerja...
Survei: Prospek Kerja Bagus Jadi Alasan Utama SMK Makin Diminati Masyarakat
15 Kampus yang Memiliki...
15 Kampus yang Memiliki Program Kuliah Online, Bisa Ketemu Dosen dari Rumah
Pendaftaran SNBP 2023...
Pendaftaran SNBP 2023 Sudah dibuka, Ini Link dan Cara Daftarnya
Visiting Professor Ukrida...
Visiting Professor Ukrida Bahas Peran dan Kontribusi Pendidikan Online
Tim Bayangan Nadiem...
Tim Bayangan Nadiem Jadi Sorotan, Begini Penjelasan Kemendikbdudristek
Gandeng SMA-SMK, Platform...
Gandeng SMA-SMK, Platform Pembelajaran Digital Kembangkan Pelatihan Bahasa Jepang
Rekomendasi
Minat Investor RI Tumbuh...
Minat Investor RI Tumbuh ke Pasar Global, Trading Saham AS dalam Genggaman
Kemnaker Akan Koordinasi...
Kemnaker Akan Koordinasi dengan Imigrasi Deportasi WN China yang Aniaya Warga Batam
Nestapa Pekerja Indonesia,...
Nestapa Pekerja Indonesia, Saksikan di One On One Bersama Immanuel Ebenezer Besok Malam
Kado May Day dari Khofifah:...
Kado May Day dari Khofifah: Tambah Kuota Sekolah Gratis Khusus Anak Buruh
Arus Modal ke Bitcoin...
Arus Modal ke Bitcoin Capai Rp669 Triliun, Harga Diprediksi Tembus USD150.000
Profil Duta Sheila On...
Profil Duta Sheila On 7 yang Ultah ke-45, Tetap Awet Muda dan Tampil Sederhana
Berita Terkini
ITB Tindak Tegas Mahasiswanya...
ITB Tindak Tegas Mahasiswanya yang Terlibat Perjokian di UTBK 2025
3 jam yang lalu
Universitas Sanata Dharma...
Universitas Sanata Dharma Kukuhkan 3 Guru Besar Baru
3 jam yang lalu
Teks Pidato Mendikdasmen...
Teks Pidato Mendikdasmen pada Hari Pendidikan Nasional 2025 dan Naskah Doa
5 jam yang lalu
Menulis Tangan Tingkatkan...
Menulis Tangan Tingkatkan Literasi dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa
8 jam yang lalu
Pendaftaran Kuliah ke...
Pendaftaran Kuliah ke Universitas Al Azhar Mesir 2025 Dibuka Hari Ini, Cek Juknisnya
9 jam yang lalu
Alasan Mulyono Tinggalkan...
Alasan Mulyono Tinggalkan UGM, Ternyata Tak Masuk Kuliah 3 Bulan karena Hal Ini
9 jam yang lalu
Infografis
Dokumen CIA Prediksi...
Dokumen CIA Prediksi Siapa Pemenang Perang India dan Pakistan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved