Hadirkan Beragam Kemeriahan, Gelaran Festival Budayaw IV Kolaborasi Empat Negara Berlangsung Sukses
loading...
A
A
A
Direktur Irini mengatakan, seminar ini bisa mengungkap adanya konektivitas, baik dari aspek sejarahnya, maupun aspek kultural. Ia berharap, seminar internasional ini bisa memberikan inspirasi bagi masyarakat di empat negara dalam membangun suatu narasi yang lebih luas tentang Jalur Rempah.
”Seminar ini nantinya bisa mengungkap bahwa ketersambungan ini adalah sebuah peradaban yang mungkin tiap-tiap daerah di Indonesia maupun dunia internasional menjadi suatu keniscayaan bahwa kita sebenarnya saling beririsan antarbudaya, bisa saling-silang budaya,” ujarnya.
Sementara itu, kurator Festival Budayaw IV, Adi Wicaksono, mengatakan seminar internasional ini membahas sejarah Jalur Rempah dan maritim dalam konteks konektivitas budaya di kawasan Asia Tenggara dan dunia.
“Sebelum rempah menjadi komoditas penting dalam perdagangan global pada era niaga abad ke-15 hingga ke-17, jauh sebelumnya sejak awal abad Masehi, jalur pelayaran bahari sudah terbentuk antara kawasan Nusantara, Asia Tenggara, dan belahan dunia yang lain. Penyebaran rempah berkelindan dengan pembentukan jalur pelayaran tersebut, seiring pemanfaatan rempah yang juga sudah berlangsung sejak masa awal,” tuturnya.
Dayang Adibah binti Md Jaafar dan Ed Gibson Benedicta membahas bagaimana terbentuknya jalur pelayaran maupun penyebaran rempah sebagai pemicu peradaban dan pembentukan sejarahnya. Sementara pembicara dari Indonesia mengulas tentang sejarah pembentukan jalur pelayaran terkait dengan pengembangan teknologi perkapalan sejak masa awal di Nusantara oleh Horst Liebner dan Muhammad Ridwan Alimuddin.
Tidak hanya itu, dalam seminar tersebut Fadly Rahman membahas tentang pemanfaatan rempah dalam berbagai aspeknya, terutama sejarah pemanfaatan pangan yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat serta pemanfaatan atau penggunaan rempah dalam makanan atau khazanah boga dalam kebudayaan di Indonesia.
”Seminar ini nantinya bisa mengungkap bahwa ketersambungan ini adalah sebuah peradaban yang mungkin tiap-tiap daerah di Indonesia maupun dunia internasional menjadi suatu keniscayaan bahwa kita sebenarnya saling beririsan antarbudaya, bisa saling-silang budaya,” ujarnya.
Sementara itu, kurator Festival Budayaw IV, Adi Wicaksono, mengatakan seminar internasional ini membahas sejarah Jalur Rempah dan maritim dalam konteks konektivitas budaya di kawasan Asia Tenggara dan dunia.
“Sebelum rempah menjadi komoditas penting dalam perdagangan global pada era niaga abad ke-15 hingga ke-17, jauh sebelumnya sejak awal abad Masehi, jalur pelayaran bahari sudah terbentuk antara kawasan Nusantara, Asia Tenggara, dan belahan dunia yang lain. Penyebaran rempah berkelindan dengan pembentukan jalur pelayaran tersebut, seiring pemanfaatan rempah yang juga sudah berlangsung sejak masa awal,” tuturnya.
Dayang Adibah binti Md Jaafar dan Ed Gibson Benedicta membahas bagaimana terbentuknya jalur pelayaran maupun penyebaran rempah sebagai pemicu peradaban dan pembentukan sejarahnya. Sementara pembicara dari Indonesia mengulas tentang sejarah pembentukan jalur pelayaran terkait dengan pengembangan teknologi perkapalan sejak masa awal di Nusantara oleh Horst Liebner dan Muhammad Ridwan Alimuddin.
Tidak hanya itu, dalam seminar tersebut Fadly Rahman membahas tentang pemanfaatan rempah dalam berbagai aspeknya, terutama sejarah pemanfaatan pangan yang berlangsung dalam kehidupan masyarakat serta pemanfaatan atau penggunaan rempah dalam makanan atau khazanah boga dalam kebudayaan di Indonesia.
(bga)