Bangun Pusat MBKM, Mendikbudristek Apresiasi Unsoed
loading...
A
A
A
PURWOKERTO - Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) telah membangun Pusat Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Adanya Pusat MBKM itu itu pun mendapat apresiasi dari Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, dari 26 program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sudah diluncurkan Kemendikbudristek 10 di antaranya berkaitan langsung dengan transformasi perguruan tinggi.
Alumnus Harvard Business School itu mengatakan, hingga saat ini program MBKM yang dicanangkan pada 2020 lalu itu sudah diikuti lebih dari 760 ribu mahasiswa di seluruh Indonesia.
Baca juga: Mendikbudristek: Program MBKM Sudah Diikuti Lebih dari 760 Ribu Mahasiswa
Khusus kepada Unsoed, Nadiem menyampaikan apresiasinya yang telah menjalankan program MBKM tersebut. "Saya juga ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Unsoed yang terus menghadirkan inovasi dengan program MBKM," katanya pada Sidang Terbuka Senat Pengukuhan Profesor Kehormatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Jumat (8/9/2023).
Menurut Nadiem, Unsoed telah melakukan inisiatif yang baik, salah satunya dengan membentuk Pusat MBKM untuk memastikan keselarasan kurikulum dan manajemen kampus dengan kebijakan nasional.
Baca juga: Apakah Kampus ISI Termasuk Universitas Negeri? Simak Penjelasannya
Diketahui, Unsoed telah membentuk Pusat MBKM di bawah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu sebagai bagian dari mengakselerasi termasuk monitoring dan evaluasi implementasi MBKM di Unsoed.
"Hal tersebut menjadikan Unsoed dari tahun ke tahun mencetak alumni MBKM yang siap berkontribusi untuk daerah di Indonesia," tutur mantan petinggi Gojek ini.
Nadiem melanjutkan, keberlanjutan dari MBKM ini yang akan terus didorong dan dukungan pemerintah daerah sangat menentukan keberhasilan implementasi MBKM tersebut.
"Kemerdekaan satuan pendidikan yang didukung otonomi daerah adalah kunci untuk mengakselerasi kemajuan pendidikan kita," pungkasnya.
Lebih lanjut mengenai otonomi daerah, Mendikbudristek menyampaikan, dampak positif dari pemberian otonomi kepada pemerintah daerah ini adalah terciptanya lebih banyak inovasi dalam pembangunan dan kemajuan di segala bidang.
Kemerdekaan yang diberikan kepada pemerintah daerah, ujar Nadiem, juga membuka ruang kolaborasi yang lebih luas di bidang pendidikan.
Praktik baik dari implementasi daerah, jelasnya, memberikan inspirasi di Kemendikbudristek untuk memberikan kemerdekaan yang lebih bsar bagi para pemangku kepentingan di pendidikan.
"Melalui kebijakan MBKM sampai saat ini kami mengupayakan otonomi untuk institusi perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan manajemen," pungkasnya.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, dari 26 program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang sudah diluncurkan Kemendikbudristek 10 di antaranya berkaitan langsung dengan transformasi perguruan tinggi.
Alumnus Harvard Business School itu mengatakan, hingga saat ini program MBKM yang dicanangkan pada 2020 lalu itu sudah diikuti lebih dari 760 ribu mahasiswa di seluruh Indonesia.
Baca juga: Mendikbudristek: Program MBKM Sudah Diikuti Lebih dari 760 Ribu Mahasiswa
Khusus kepada Unsoed, Nadiem menyampaikan apresiasinya yang telah menjalankan program MBKM tersebut. "Saya juga ingin menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Unsoed yang terus menghadirkan inovasi dengan program MBKM," katanya pada Sidang Terbuka Senat Pengukuhan Profesor Kehormatan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Jumat (8/9/2023).
Menurut Nadiem, Unsoed telah melakukan inisiatif yang baik, salah satunya dengan membentuk Pusat MBKM untuk memastikan keselarasan kurikulum dan manajemen kampus dengan kebijakan nasional.
Baca juga: Apakah Kampus ISI Termasuk Universitas Negeri? Simak Penjelasannya
Diketahui, Unsoed telah membentuk Pusat MBKM di bawah Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu sebagai bagian dari mengakselerasi termasuk monitoring dan evaluasi implementasi MBKM di Unsoed.
"Hal tersebut menjadikan Unsoed dari tahun ke tahun mencetak alumni MBKM yang siap berkontribusi untuk daerah di Indonesia," tutur mantan petinggi Gojek ini.
Nadiem melanjutkan, keberlanjutan dari MBKM ini yang akan terus didorong dan dukungan pemerintah daerah sangat menentukan keberhasilan implementasi MBKM tersebut.
"Kemerdekaan satuan pendidikan yang didukung otonomi daerah adalah kunci untuk mengakselerasi kemajuan pendidikan kita," pungkasnya.
Lebih lanjut mengenai otonomi daerah, Mendikbudristek menyampaikan, dampak positif dari pemberian otonomi kepada pemerintah daerah ini adalah terciptanya lebih banyak inovasi dalam pembangunan dan kemajuan di segala bidang.
Kemerdekaan yang diberikan kepada pemerintah daerah, ujar Nadiem, juga membuka ruang kolaborasi yang lebih luas di bidang pendidikan.
Praktik baik dari implementasi daerah, jelasnya, memberikan inspirasi di Kemendikbudristek untuk memberikan kemerdekaan yang lebih bsar bagi para pemangku kepentingan di pendidikan.
"Melalui kebijakan MBKM sampai saat ini kami mengupayakan otonomi untuk institusi perguruan tinggi dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan manajemen," pungkasnya.
(nnz)