Tempe Himetan, Inovasi Mahasiswa FKK UMJ Bagi Penderita Diabetes Melitus
loading...
A
A
A
Baca juga: Perbedaan dan Arti Gelar M.Si vs M.Sc, Benarkah Keduanya Sama?
Berdasarkan hasil penelitian, Resna mengatakan bahwa tempe himetan ini dapat disebut sebagai obat herbal. Sebagaimana konsep obat herbal yaitu apa yang dimakan adalah obat dan obat adalah sesuatu yang dimakan. Maka Resna menyimpulkan tempe himetan sudah terbukti secara obat herbal.
Lebih lanjut, Resna menjelaskan bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan untuk menguji kandungan anti kolesterol, anti kanker, dan sebagainya. Selain menjadi makanan yang tergolong dalam struktur gizi, Tempe himetan ini juga sudah dapat dilakukan ekstraksi untuk menjadi obat dan menjadi alternatif obat diabetes melitus tipe 2 yang jauh lebih murah.
Resna menegaskan bahwa penyakit yang basis kerusakannya di pankreas ini memungkinkan juga disebabkan oleh kerusakan di organ lain seperti usus, lambung, otot, saraf maupun ginjal. Dalam teori kedokteran dikenal dengan egregious eleven yaitu sebelas organ yang berperan penting dalam terjadinya hiperglikemia. Oleh karenanya pengobatan pada pengidap diabetes melitus juga bersifat kompleks dan komprehensif dan dianjurkan untuk tidak berfokus pada obat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah emosi, pola makan, aktivitas.
Apabila hanya fokus pada obat, maka biaya pengobatan akan semakin mahal. “Jadi kita cari alternatif lain yang nyaman untuk pasien. Intinya pasien diabetes melitus harus dibuat nyaman. Kita harus bersahabat pada pasien diabetes melitus. Salah satunya dengan makanan seperti tempe himetan ini yang jauh lebih murah dan mudah dikonsumsi,” ungkapnya.
Melalui inovasinya, Dinta meraih prestasi di berbagai ajang perlombaan internasional. Prestasi tersebut yaitu medali emas dalam Internasional Science Invention Fair di Denpasar, medali perak dalam Internasional Young Scientist Innovation Exhibition di Mandarin Malaysia pada 2019.
Dinta juga meraih medali emas dalam Indonesian Invention and Innovation Promotion Association di Taman Mini Jakarta pada 2019 (Special Award from Malaysia), finalis dalam Science Project Award di UNS 2019, medali Perunggu dalam Thailand Inventor’s Day 2023, dan medali emas dalam WSEEC 2023 di Universitas Pancasila Jakarta, Best Poster Award IYSA Grand Award.
Berdasarkan hasil penelitian, Resna mengatakan bahwa tempe himetan ini dapat disebut sebagai obat herbal. Sebagaimana konsep obat herbal yaitu apa yang dimakan adalah obat dan obat adalah sesuatu yang dimakan. Maka Resna menyimpulkan tempe himetan sudah terbukti secara obat herbal.
Lebih lanjut, Resna menjelaskan bahwa penelitian ini dapat dilanjutkan untuk menguji kandungan anti kolesterol, anti kanker, dan sebagainya. Selain menjadi makanan yang tergolong dalam struktur gizi, Tempe himetan ini juga sudah dapat dilakukan ekstraksi untuk menjadi obat dan menjadi alternatif obat diabetes melitus tipe 2 yang jauh lebih murah.
Resna menegaskan bahwa penyakit yang basis kerusakannya di pankreas ini memungkinkan juga disebabkan oleh kerusakan di organ lain seperti usus, lambung, otot, saraf maupun ginjal. Dalam teori kedokteran dikenal dengan egregious eleven yaitu sebelas organ yang berperan penting dalam terjadinya hiperglikemia. Oleh karenanya pengobatan pada pengidap diabetes melitus juga bersifat kompleks dan komprehensif dan dianjurkan untuk tidak berfokus pada obat. Beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah emosi, pola makan, aktivitas.
Apabila hanya fokus pada obat, maka biaya pengobatan akan semakin mahal. “Jadi kita cari alternatif lain yang nyaman untuk pasien. Intinya pasien diabetes melitus harus dibuat nyaman. Kita harus bersahabat pada pasien diabetes melitus. Salah satunya dengan makanan seperti tempe himetan ini yang jauh lebih murah dan mudah dikonsumsi,” ungkapnya.
Melalui inovasinya, Dinta meraih prestasi di berbagai ajang perlombaan internasional. Prestasi tersebut yaitu medali emas dalam Internasional Science Invention Fair di Denpasar, medali perak dalam Internasional Young Scientist Innovation Exhibition di Mandarin Malaysia pada 2019.
Dinta juga meraih medali emas dalam Indonesian Invention and Innovation Promotion Association di Taman Mini Jakarta pada 2019 (Special Award from Malaysia), finalis dalam Science Project Award di UNS 2019, medali Perunggu dalam Thailand Inventor’s Day 2023, dan medali emas dalam WSEEC 2023 di Universitas Pancasila Jakarta, Best Poster Award IYSA Grand Award.
(nnz)