5 Faktor Mengapa Prestasi SDM di Indonesia Masih Kurang Optimal dan Bentuk Komitmen Ganjar Pranowo
loading...
A
A
A
Keterbatasan dalam koordinasi dan alokasi anggaran ini dapat menyebabkan program-program pengembangan SDM menjadi terfragmentasi dan tidak terintegrasi dengan baik, mengurangi efektivitasnya dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Dengan kebijakan yang mendukung yang kuat, koordinasi yang lebih baik antara berbagai entitas pemerintah, dan alokasi anggaran yang memadai, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas SDM dan menghadapi tantangan-tantangan masa depan.
Calon presiden 2024 Ganjar Pranowo memiliki pengalaman dalam menghadapi peningkatan kualitas SDM saat masih menjabat menjadi gubernur Jawa Tengah. Hal tersebut bisa terlihat dari program dan inisiatif yang dieksekusi olehnya.
Baca juga: Ini Gagasan Ganjar untuk Kesejahteraan Rakyat dan Usaha Wujudkan Indonesia Emas 2045
Yang pertama, SPP Gratis. Selama menjabat sebagai gubernur, Ganjar menggratiskan SPP di seluruh sekolah yang dikelola oleh Pemprov Jateng. Upaya ini dimulai pada tahun 2020 dan berhasil secara signifikan mengurangi tingkat putus sekolah di Jateng. Pada tahun ajaran 2018/2019, terdapat 2.408 siswa yang putus sekolah di jenjang SMA dan setara di Jateng. Namun, pada tahun ajaran 2019/2020, angka tersebut turun menjadi 1.501, dan pada tahun ajaran 2020/2021, hanya ada 172 siswa yang putus sekolah.
Yang kedua, SMKN Jateng. Ganjar mendirikan SMKN Jateng sebagai sekolah vokasi yang menyediakan pendidikan berasrama untuk pelajar dari keluarga miskin. Sejak tahun 2014, tiga SMKN Jateng beroperasi di Kota Semarang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Purbalingga. SMKN Jateng menawarkan asrama dan pendidikan gratis, dan hingga saat ini, telah menghasilkan 1.837 lulusan. Sebagian besar dari mereka, yakni 80 persen, berhasil terserap ke dunia kerja, sedangkan sisanya melanjutkan pendidikan atau memperoleh beasiswa.
Yang ketiga, Sekolah di Wilayah Blank Spot. Pemerintah Provinsi Jateng, di bawah kepemimpinan Ganjar, mendirikan sekolah di wilayah yang belum terjangkau oleh layanan komunikasi seluler. Hal ini mencakup pendirian SMAN Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar, SMKN Lumbir di Kabupaten Banyumas, dan SMKN Pangentan di Kabupaten Banjarnegara.
Yang keempat, Sekolah Virtual. Pada tahun 2020, saat Indonesia mengalami pandemi Covid-19, Pemprov Jateng, di bawah kepemimpinan Ganjar, meluncurkan sekolah virtual di SMAN 1 Kemusu (Boyolali) dan SMAN 3 Brebes. Setiap sekolah menampung satu rombongan belajar (rombel) dengan 36 siswa dalam setiap tahun ajaran baru. Pada Mei 2023, peserta didik dari angkatan pertama sekolah virtual ini berhasil menyelesaikan pendidikan mereka.
Inisiatif-inisiatif ini yang telah diterapkan oleh Ganjar Pranowo telah berhasil meningkatkan akses pendidikan, kualitas SDM, dan peluang bagi masyarakat kurang mampu di Jateng.
Dengan kebijakan yang mendukung yang kuat, koordinasi yang lebih baik antara berbagai entitas pemerintah, dan alokasi anggaran yang memadai, Indonesia memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas SDM dan menghadapi tantangan-tantangan masa depan.
Kontribusi Ganjar Pranowo dalam Meningkatkan SDM
Calon presiden 2024 Ganjar Pranowo memiliki pengalaman dalam menghadapi peningkatan kualitas SDM saat masih menjabat menjadi gubernur Jawa Tengah. Hal tersebut bisa terlihat dari program dan inisiatif yang dieksekusi olehnya.
Baca juga: Ini Gagasan Ganjar untuk Kesejahteraan Rakyat dan Usaha Wujudkan Indonesia Emas 2045
Yang pertama, SPP Gratis. Selama menjabat sebagai gubernur, Ganjar menggratiskan SPP di seluruh sekolah yang dikelola oleh Pemprov Jateng. Upaya ini dimulai pada tahun 2020 dan berhasil secara signifikan mengurangi tingkat putus sekolah di Jateng. Pada tahun ajaran 2018/2019, terdapat 2.408 siswa yang putus sekolah di jenjang SMA dan setara di Jateng. Namun, pada tahun ajaran 2019/2020, angka tersebut turun menjadi 1.501, dan pada tahun ajaran 2020/2021, hanya ada 172 siswa yang putus sekolah.
Yang kedua, SMKN Jateng. Ganjar mendirikan SMKN Jateng sebagai sekolah vokasi yang menyediakan pendidikan berasrama untuk pelajar dari keluarga miskin. Sejak tahun 2014, tiga SMKN Jateng beroperasi di Kota Semarang, Kabupaten Pati, dan Kabupaten Purbalingga. SMKN Jateng menawarkan asrama dan pendidikan gratis, dan hingga saat ini, telah menghasilkan 1.837 lulusan. Sebagian besar dari mereka, yakni 80 persen, berhasil terserap ke dunia kerja, sedangkan sisanya melanjutkan pendidikan atau memperoleh beasiswa.
Yang ketiga, Sekolah di Wilayah Blank Spot. Pemerintah Provinsi Jateng, di bawah kepemimpinan Ganjar, mendirikan sekolah di wilayah yang belum terjangkau oleh layanan komunikasi seluler. Hal ini mencakup pendirian SMAN Tawangmangu di Kabupaten Karanganyar, SMKN Lumbir di Kabupaten Banyumas, dan SMKN Pangentan di Kabupaten Banjarnegara.
Yang keempat, Sekolah Virtual. Pada tahun 2020, saat Indonesia mengalami pandemi Covid-19, Pemprov Jateng, di bawah kepemimpinan Ganjar, meluncurkan sekolah virtual di SMAN 1 Kemusu (Boyolali) dan SMAN 3 Brebes. Setiap sekolah menampung satu rombongan belajar (rombel) dengan 36 siswa dalam setiap tahun ajaran baru. Pada Mei 2023, peserta didik dari angkatan pertama sekolah virtual ini berhasil menyelesaikan pendidikan mereka.
Inisiatif-inisiatif ini yang telah diterapkan oleh Ganjar Pranowo telah berhasil meningkatkan akses pendidikan, kualitas SDM, dan peluang bagi masyarakat kurang mampu di Jateng.
(nnz)