Melalui JMFW 2024, Kemendikbudristek Dukung Potensi Karya Busana Pendidikan Vokasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 72 koleksi busana karya talenta mode dari satuan pendidikan vokasi tampil di Jakarta Muslim Fashion Week (JMFW) 2024. Busana-busana tersebut didesain oleh mahasiswa dari 5 perguruan tinggi vokasi dan 7 SMK bidang Tata Busana.
Kelima PTV yang tampil, yakni ISI Yogyakarta, ISBI Bandung, AKS Ibu Kartini Semarang, Universitas Kristen Maranatha, dan ISWI Fashion Academy. Sementara itu, 7 SMK yang terlibat adalah SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon, SMKN 1 Batu, SMK Cendika Bangsa Kepanjen, SMKN 1 Kasreman, SMK NU 2 Kedungpring, dan SMKN 3 Magelang.
Setiap satuan pendidikan vokasi menampilkan enam rancangan busana dengan tema yang beragam. Seperti contohnya adalah koleksi d'JeLiPat dari SMKN 3 Magelang yang menampilkan enam tampilan busana bertema “Getuk” yang terinspirasi dari getuk tiga warga yang tak lain merupakan makanan khas dari Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: Koleksi Busana Pendidikan Vokasi Tampil di JMFW 2024, Nadiem: Siap Rambah Pasar Global
Tak hanya para model yang turut memeragakan karya busana para siswa dan mahasiswa ini di atas catwalk JMFW 2024, Dirjen Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati dan Sesjen Kemendikbudristek Suharti pun turut tampil di atas catwalk.
Keduanya tampil segar mengenakan busana rancangan siswa SMK NU Banat Kudus dan SMK Syubbanul Wathon.
Usai parade, Dirjen Kiki mengaku bangga dengan hasil karya para siswa dan mahasiswa vokasi. Menurut Dirjen Kiki, panggung JMFW 2024 menunjukan bahwa pendidikan vokasi menyimpan potensi besar dalam mendorong kemajuan industri fesyen melalui kolaborasi dengan dunia usaha dan industri.
“Tujuan kita adalah memberikan pengalaman berharga kepada para siswa sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat bahwa anak-anak SMK, anak-anak vokasi itu bisa menghasilkan karya-karya yang diakui industri, dunia fesyen,” ujar Kiki, melalui siaran pers, Minggu (22/10/2023).
Baca juga: Produk Unggulan SMK dan Politeknik akan Unjuk Gigi di TEI dan JMFW
Menurutnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan dunia industri, termasuk industri busana muslim yang sedang berkembang di Indonesia. Dia menjelaskan, dari keikutsertaan satuan pendidikan vokasi tahun lalu, beberapa produk busana SMK sudah masuk ke katalog komersial dan mendapatkan buyer.
“Tidak hanya buyer, tapi beberapa desainer terkemuka juga memberikan kesempatan magang atau bahkan bekerja di tempat mereka dan itu jalan yang sangat kita harapkan, ketika industri, dunia kerja bermitra dengan sekolah-sekolah kami,” ujarnya.
Kiki menambahkan, produk-produk yang ditampilkan para siswa dan mahasiswa vokasi setara dengan kualitas global.
“Akan tetapi, jangan salah menilai. Apa yang dipamerkan itu bukan sekadar produk, melainkan bentuk nyata implementasi Merdeka Belajar. Produk-produk kelas dunia itu menunjukkan bagaimana siswa dan mahasiswa vokasi telah merasakan betul kemerdekaan dalam pembelajaran. Mereka bisa mengeksplorasi bakat dan mewujudkan imajinasi mereka melalui karya nyata,” ujar Dirjen Kiki menambahkan.
Sementara itu, usai tampil dan menerima karangan bunga beserta ucapan selamat, Noor Afiana Ratnaningtias, siswa SMK Syubbanul Wathon, Magelang mengaku sangat lega bisa menampilkan karya busananya di panggung JMFW 2024. Siswa kelas 12 Jurusan Tata Busana tersebut mengaku sangat bangga, terlebih salah satu baju rancangan Noor dikenakan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti.
“Saya merancangnya sekitar dua bulan dan harus kejar-kejaran dengan waktu karena sempat ada beberapa revisi yang harus dilakukan,” kata Noor Afiana.
Bagi SMK Syubbanul Wathon, penampilan di JMFW 2024 merupakan kali kedua. Meskipun demikian, Noor Afiana mengaku tidak menduga apresiasi para pengunjung begitu besar.
“Sebagai sekolah yang ada di daerah, ini adalah pengalaman belajar yang sangat luar biasa. Apalagi banyak desainer-desainer terkenal yang ikut di ajang ini,” Noor Afiana menambahkan.
Perasaan kagum dan bangga rupanya tidak hanya dirasakan oleh para siswa. Sejumlah pengunjung parade busana juga mengaku tidak menyangka jika peragaan busana yang ditontonnya merupakan karya siswa SMK.
“Bahkan, saya sendiri tidak tahu kalau ada SMK Kedungpring atau SMK Kasreman, tetapi karya-karya mereka ternyata luar biasa,” kata Ariana Wijayanti, salah satu pengunjung pagelaran busana.
Kelima PTV yang tampil, yakni ISI Yogyakarta, ISBI Bandung, AKS Ibu Kartini Semarang, Universitas Kristen Maranatha, dan ISWI Fashion Academy. Sementara itu, 7 SMK yang terlibat adalah SMK NU Banat Kudus, SMK Syubbanul Wathon, SMKN 1 Batu, SMK Cendika Bangsa Kepanjen, SMKN 1 Kasreman, SMK NU 2 Kedungpring, dan SMKN 3 Magelang.
Setiap satuan pendidikan vokasi menampilkan enam rancangan busana dengan tema yang beragam. Seperti contohnya adalah koleksi d'JeLiPat dari SMKN 3 Magelang yang menampilkan enam tampilan busana bertema “Getuk” yang terinspirasi dari getuk tiga warga yang tak lain merupakan makanan khas dari Magelang, Jawa Tengah.
Baca juga: Koleksi Busana Pendidikan Vokasi Tampil di JMFW 2024, Nadiem: Siap Rambah Pasar Global
Tak hanya para model yang turut memeragakan karya busana para siswa dan mahasiswa ini di atas catwalk JMFW 2024, Dirjen Pendidikan Vokasi Kiki Yuliati dan Sesjen Kemendikbudristek Suharti pun turut tampil di atas catwalk.
Keduanya tampil segar mengenakan busana rancangan siswa SMK NU Banat Kudus dan SMK Syubbanul Wathon.
Usai parade, Dirjen Kiki mengaku bangga dengan hasil karya para siswa dan mahasiswa vokasi. Menurut Dirjen Kiki, panggung JMFW 2024 menunjukan bahwa pendidikan vokasi menyimpan potensi besar dalam mendorong kemajuan industri fesyen melalui kolaborasi dengan dunia usaha dan industri.
“Tujuan kita adalah memberikan pengalaman berharga kepada para siswa sekaligus memperkenalkan kepada masyarakat bahwa anak-anak SMK, anak-anak vokasi itu bisa menghasilkan karya-karya yang diakui industri, dunia fesyen,” ujar Kiki, melalui siaran pers, Minggu (22/10/2023).
Baca juga: Produk Unggulan SMK dan Politeknik akan Unjuk Gigi di TEI dan JMFW
Menurutnya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi terus meningkatkan relevansi pendidikan vokasi dengan dunia industri, termasuk industri busana muslim yang sedang berkembang di Indonesia. Dia menjelaskan, dari keikutsertaan satuan pendidikan vokasi tahun lalu, beberapa produk busana SMK sudah masuk ke katalog komersial dan mendapatkan buyer.
“Tidak hanya buyer, tapi beberapa desainer terkemuka juga memberikan kesempatan magang atau bahkan bekerja di tempat mereka dan itu jalan yang sangat kita harapkan, ketika industri, dunia kerja bermitra dengan sekolah-sekolah kami,” ujarnya.
Kiki menambahkan, produk-produk yang ditampilkan para siswa dan mahasiswa vokasi setara dengan kualitas global.
“Akan tetapi, jangan salah menilai. Apa yang dipamerkan itu bukan sekadar produk, melainkan bentuk nyata implementasi Merdeka Belajar. Produk-produk kelas dunia itu menunjukkan bagaimana siswa dan mahasiswa vokasi telah merasakan betul kemerdekaan dalam pembelajaran. Mereka bisa mengeksplorasi bakat dan mewujudkan imajinasi mereka melalui karya nyata,” ujar Dirjen Kiki menambahkan.
Sementara itu, usai tampil dan menerima karangan bunga beserta ucapan selamat, Noor Afiana Ratnaningtias, siswa SMK Syubbanul Wathon, Magelang mengaku sangat lega bisa menampilkan karya busananya di panggung JMFW 2024. Siswa kelas 12 Jurusan Tata Busana tersebut mengaku sangat bangga, terlebih salah satu baju rancangan Noor dikenakan oleh Sekretaris Jenderal Kemendikbudristek, Suharti.
“Saya merancangnya sekitar dua bulan dan harus kejar-kejaran dengan waktu karena sempat ada beberapa revisi yang harus dilakukan,” kata Noor Afiana.
Bagi SMK Syubbanul Wathon, penampilan di JMFW 2024 merupakan kali kedua. Meskipun demikian, Noor Afiana mengaku tidak menduga apresiasi para pengunjung begitu besar.
“Sebagai sekolah yang ada di daerah, ini adalah pengalaman belajar yang sangat luar biasa. Apalagi banyak desainer-desainer terkenal yang ikut di ajang ini,” Noor Afiana menambahkan.
Perasaan kagum dan bangga rupanya tidak hanya dirasakan oleh para siswa. Sejumlah pengunjung parade busana juga mengaku tidak menyangka jika peragaan busana yang ditontonnya merupakan karya siswa SMK.
“Bahkan, saya sendiri tidak tahu kalau ada SMK Kedungpring atau SMK Kasreman, tetapi karya-karya mereka ternyata luar biasa,” kata Ariana Wijayanti, salah satu pengunjung pagelaran busana.
(nnz)