Rekam Jejak Pendidikan Suhartoyo, Ketua MK Baru Pengganti Anwar Usman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Suhartoyo terpilih menjadi Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) yang baru untuk menggantikan Anwar Usman. Anwar Usman sebelumnya dicopot setelah terkena sanksi oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MK), Selasa (7/11/2023).
Sebelumnya, keputusan MKMK atas laporan pelanggaran kode etik yang disampaikan Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie menjatuhkan sanksi memecat Anwar Usman sebagai ketua MK. Sanksi ini dinilai dibutuhkan untuk menciptakan Pemilu 2024 yang adil dan terpercaya.
Baca juga: Suhartoyo Terpilih Jadi Ketua MK Gantikan Anwar Usman
Selanjutnya, hari ini, Kamis (9/11/2023) MK pun menggelar Rapat Pemusyawaratan Hakim (RPH) secara tertutup sejak pukul 9.00 WIB. 9 hakim MK hadir dalam rapat pleno tersebut. Hasilnya, MK memilih Suhartoyo sebagai ketua MK yang baru menggantikan Anwar Usman.
Mantan hakim pada Pengadilan Tinggi Denpasar ini terpilih menjadi Hakim Konstitusi sejak 7 Januari 2015. Kariernya saat ini sebagai penegak hukum sejatinya tidak pernah terlintas saat dia masih muda.
Dikutip dari laman MK RI, bahkan pria kelahiran Sleman ini mengaku berharap dapat bekerja di Kementerian Luar Negeri. Sayangnya dia gagal diterima menjadi mahasiswa ilmu sosial dan ilmu politik sehingga memilih mendaftar menjadi mahasiswa Ilmu Hukum.
"“Saya tidak menyesali tidak diterima menjadi Mahasiswa Ilmu Sosial, karena sebenarnya ilmu sosial politik sama dengan lmu hukum. Orientasinya tidak jauh berbeda,” katanya.
Seiring waktu Suhartoyo yang sebelumnya dipercaya menjadi hakim pengadilan negeri di beberapa kota semakin tertarik mendalami ilmu hukum untuk menjadi seorang jaksa, bukan menjadi seorang hakim.
Baca juga: Hari Ini MK Gelar Pemilihan Ketua Baru Pengganti Anwar Usman
Namun karena teman belajar kelompok di kampus mengajak dia untuk ikut mendaftar dalam ujian menjadi hakim, ia pun ikut serta. Takdir pun memilihkan jalan baginya. Ia menjadi hakim, terpilih di antara teman-temannya.
“Justru saya yang lolos dan teman-teman saya yang mengajak tidak lolos. Akhirnya saya menjadi hakim. Rasa kebanggaan mulai muncul justru setelah menjadi hakim itu,” jelas penyuka hobi golf dan rally ini.
1. SI Universitas Islam Indonesia (1983)
2. S2 Universitas Tarumanagara (2003)
3. S3 Universitas Jayabaya (2014)
Sebelumnya, keputusan MKMK atas laporan pelanggaran kode etik yang disampaikan Ketua MKMK Jimly Asshiddiqie menjatuhkan sanksi memecat Anwar Usman sebagai ketua MK. Sanksi ini dinilai dibutuhkan untuk menciptakan Pemilu 2024 yang adil dan terpercaya.
Baca juga: Suhartoyo Terpilih Jadi Ketua MK Gantikan Anwar Usman
Selanjutnya, hari ini, Kamis (9/11/2023) MK pun menggelar Rapat Pemusyawaratan Hakim (RPH) secara tertutup sejak pukul 9.00 WIB. 9 hakim MK hadir dalam rapat pleno tersebut. Hasilnya, MK memilih Suhartoyo sebagai ketua MK yang baru menggantikan Anwar Usman.
Awalnya Ingin Bekerja di Kemenlu
Mantan hakim pada Pengadilan Tinggi Denpasar ini terpilih menjadi Hakim Konstitusi sejak 7 Januari 2015. Kariernya saat ini sebagai penegak hukum sejatinya tidak pernah terlintas saat dia masih muda.
Dikutip dari laman MK RI, bahkan pria kelahiran Sleman ini mengaku berharap dapat bekerja di Kementerian Luar Negeri. Sayangnya dia gagal diterima menjadi mahasiswa ilmu sosial dan ilmu politik sehingga memilih mendaftar menjadi mahasiswa Ilmu Hukum.
"“Saya tidak menyesali tidak diterima menjadi Mahasiswa Ilmu Sosial, karena sebenarnya ilmu sosial politik sama dengan lmu hukum. Orientasinya tidak jauh berbeda,” katanya.
Seiring waktu Suhartoyo yang sebelumnya dipercaya menjadi hakim pengadilan negeri di beberapa kota semakin tertarik mendalami ilmu hukum untuk menjadi seorang jaksa, bukan menjadi seorang hakim.
Baca juga: Hari Ini MK Gelar Pemilihan Ketua Baru Pengganti Anwar Usman
Namun karena teman belajar kelompok di kampus mengajak dia untuk ikut mendaftar dalam ujian menjadi hakim, ia pun ikut serta. Takdir pun memilihkan jalan baginya. Ia menjadi hakim, terpilih di antara teman-temannya.
“Justru saya yang lolos dan teman-teman saya yang mengajak tidak lolos. Akhirnya saya menjadi hakim. Rasa kebanggaan mulai muncul justru setelah menjadi hakim itu,” jelas penyuka hobi golf dan rally ini.
Jejak Pendidikan Suhartoyo
1. SI Universitas Islam Indonesia (1983)
2. S2 Universitas Tarumanagara (2003)
3. S3 Universitas Jayabaya (2014)
(nnz)