Kisah Guru Kuswanto, Dijuluki Manusia Pohon, Diberi Hadiah Jadi Kepala Sekolah oleh Jokowi
loading...
A
A
A
“Pak Kuswanto nanti kalau bawa sepedanya sulit biar dikirim dari Istana langsung ke rumah,” ucap Presiden.
Kuswanto tak hanya diberi hadiah sepeda oleh Presiden Jokowi. Namun Presiden pun meminta Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim untuk mengangkat Kuswanto untuk menjadi kepala sekolah karena dedikasinya menjadi guru selama 30 tahun.
Pada momen tersebut, Presiden mengajukan pertanyaan kepada Kuswanto mengenai apa bedanya Guru Penggerak dan guru yang tidak mengikuti program Guru Penggerak.
Kuswanto menjawab, perbedaan keduanya adalah dengan menjadi Guru Penggerak maka guru dilatih untuk menjadi pemimpin pembelajaran dan juga memberikan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Baca juga: Hari Guru Nasional 2023, Kemendikbudristek Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan
“Kita tidak membebankan kepada murid untuk mengikuti apa yang kita (guru) inginkan, misalnya dalam kurikulum. Kita memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didik,” tuturnya.
Presiden lantas bertanya sudah berapa lama Kuswanto mendedikasikan diri menjadi seorang guru. Kuswanto dengan santai menjawab dirinya telah diangkat guru sejak tahun 1993 lalu.
“Saya diangkat tahun 1993 pak, jadi mengabdi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa sudah 31 tahun,” ucap Kuswanto.
Mendengar jawaban itu, Jokowi lantas memanggil Mendikbudristek Nadiem Makarim. Ia kemudian menunjuk Kuswanto dan seolah meminta Kuswanto diangkat menjadi Kepala Sekolah.
“Pak Menteri (Nadiem), (menunjuk Kuswanto) Kepala Sekolah,” ucap Jokowi.
Kuswanto lantas menjawab, dia sejauh ini sudah mengikuti ujian yang mengubah jabatan fungsional guru ke jabatan fungsional pengawas. Ia pun mengaku lulus dalam ujian itu.
“Dan Alhamdulillah saya lulus pak,” kata Kuswanto disambut tepuk tangan hadirin.
Tunjuk Mendikbudristek Angkat Kuswanto sebagai Kepala Sekolah
Kuswanto tak hanya diberi hadiah sepeda oleh Presiden Jokowi. Namun Presiden pun meminta Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim untuk mengangkat Kuswanto untuk menjadi kepala sekolah karena dedikasinya menjadi guru selama 30 tahun.
Pada momen tersebut, Presiden mengajukan pertanyaan kepada Kuswanto mengenai apa bedanya Guru Penggerak dan guru yang tidak mengikuti program Guru Penggerak.
Kuswanto menjawab, perbedaan keduanya adalah dengan menjadi Guru Penggerak maka guru dilatih untuk menjadi pemimpin pembelajaran dan juga memberikan pembelajaran yang berpihak kepada murid.
Baca juga: Hari Guru Nasional 2023, Kemendikbudristek Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan
“Kita tidak membebankan kepada murid untuk mengikuti apa yang kita (guru) inginkan, misalnya dalam kurikulum. Kita memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk belajar sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan peserta didik,” tuturnya.
Presiden lantas bertanya sudah berapa lama Kuswanto mendedikasikan diri menjadi seorang guru. Kuswanto dengan santai menjawab dirinya telah diangkat guru sejak tahun 1993 lalu.
“Saya diangkat tahun 1993 pak, jadi mengabdi sebagai pahlawan tanpa tanda jasa sudah 31 tahun,” ucap Kuswanto.
Mendengar jawaban itu, Jokowi lantas memanggil Mendikbudristek Nadiem Makarim. Ia kemudian menunjuk Kuswanto dan seolah meminta Kuswanto diangkat menjadi Kepala Sekolah.
“Pak Menteri (Nadiem), (menunjuk Kuswanto) Kepala Sekolah,” ucap Jokowi.
Kuswanto lantas menjawab, dia sejauh ini sudah mengikuti ujian yang mengubah jabatan fungsional guru ke jabatan fungsional pengawas. Ia pun mengaku lulus dalam ujian itu.
“Dan Alhamdulillah saya lulus pak,” kata Kuswanto disambut tepuk tangan hadirin.