Unika Atma Jaya Edukasi Politik Anak Muda untuk Bijak Gunakan Hak Suara

Jum'at, 26 Januari 2024 - 20:19 WIB
loading...
Unika Atma Jaya Edukasi Politik Anak Muda untuk Bijak Gunakan Hak Suara
Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana. Foto/Unika Atma Jaya.
A A A
JAKARTA - Pemilihan Umum ( Pemilu ) merupakan landasan proses demokrasi. Keterlibatan anak muda untuk bijak menentukan hak suaranya pada 14 Februari nanti penting demi masa depan Indonesia yang lebih baik.

Dalam hal ini Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya langsungkan Seminar Nasional Edukasi Politik pada Jumat (26/1/2024), dengan tema, “Orang Muda dan Masyarakat Mencermati Pemilu Bersih dan Mengawal Hasil Pemilu secara Bertanggung Jawab untuk Masa Depan Indonesia yang Lebih Baik.”

Seminar nasional ini juga dihadiri oleh kurang lebih 800 orang muda baik secara onsite maupun online yang terdiri dari mahasiswa Unika Atma Jaya, siswa SMA se-jabodetabek, serta sejumlah komunitas orang muda yang tersebar di seluruh Indonesia.

“Pemilu 2024 pada 14 Februari nanti sangat menarik karena juga bertepatan dengan hari raya kasih sayang, yaitu Hari Valentine yang identik dengan orang muda," ujar Rektor Unika Atma Jaya, Prof. Dr. dr. Yuda Turana, dalam sambutannya, Jumat (26/1/2024).

Baca juga: Teliti Permukiman Kumuh di Jakarta, Unika Atma Jaya Gelar Sidang Terbuka Program Doktor Psikologi

Sebagai Rektor dan Neurolog, lanjutnya, ia perlu mengingatkan sehubungan hari tersebut yang juga berkaitan dengan pesta demokrasi di Indonesia yaitu pemilu, untuk memahami pentingnya keputusan orang muda dalam menggunakan hak suaranya.

Menurutnya, melihat politik di Indonesia sangatlah dinamis, dan pemilihan umum merupakan landasan proses demokrasi.

“Kita perlu memilih secara bijak, dan bersama kita bangun suatu masyarakat yang menghargai setiap pilihan, mari sukseskan pemilu dengan rasa dan logika,” ujar Rektor.

Seiring dengan persiapan negara dalam menyelenggarakan Pemilu tahun 2024, terdapat peningkatan kebutuhan akan edukasi politik untuk memastikan bahwa masyarakat memperoleh informasi yang baik tentang kandidat, partai, dan proses demokrasi itu sendiri.

Baca juga: Kampanye di Sekolah dan Kampus, TGB: Buka Ruang Dialog Pendidikan Politik

Melihat pentingnya edukasi politik, dalam sesi pembicara kunci yaitu selaku Ketua Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih dan Partisipasi Masyarakat KPU RI, August Mellaz mengapresiasi Unika Atma Jaya yang turut berkontribusi dalam persiapan pelaksanaan Pemilu dengan menyelenggarakan Seminar Nasional. "Ini sejalan dengan upaya KPU melakukan sosialisasi kepada masyarakat,” ungkap August Mellaz.

August Mellaz juga menyampaikan dari berbagai kajian Pemilu, ada konsensus antar peneliti. Apabila suatu negara dapat menjalankan Pemilu dengan baik selama 5 kali berturut-turut, maka dapat dijadikan rujukan pelaksanaan demokrasi di seluruh dunia.

“KPU berupaya agar masyarakat memahami pelaksanaan pesta demokrasi kita. Harapannya agar masyarakat menjadi pemilih cerdas, khususnya para pemilih pemula,” ucapnya.

Hal ini menjadi menarik karena sejak pasca reformasi, Indonesia telah melaksanakan Pemilu secara baik. Apabila Pemilu kali ini berjalan secara baik, pelaksanaan demokrasi Indonesia dapat menjadi rujukan dunia dengan segala keberagamannya.

“Mari mengawal proses demokrasi kita, ikuti perkembangan Pemilu, dan juga debat pemungkas nanti. Pelaksanaan debat itu semoga dapat menjadi informasi yang meneguhkan pilihan kita,” tutup August Mellaz.

Di penghujung panel diskusi, Rektor Unika Atma Jaya bersama dengan Ketua Perluni Unika Atma Jaya memberikan pernyatan sikap dalam situasi politik ini diantaranya yaitu:

1. Mengambil bagian dalam Pemilu, sebagai hak dan tugas kami sebagai warga negara Republik Indonesia.
2. Mengutamakan pendekatan damai tanpa kekerasan, sebagai salah satu cara menjunjung hak asasi setiap warga mengambil bagian dalam Pemilu.
3. Melibatkan orang muda dan mahasiswa dalam aksi-aksi nyata meningkatkan kemandiran dan kebebasan dalam Pemilu berdasarkan suara hati dan akal sehat.
4. Mengutamakan kerja sama antara perguruan tinggi dan lembaga pendidikan untuk memperkuat pendidikan demokratis.
5. Mengecam dan menolak keras sikap memperalat anak muda dan mahasiswa dan segala bentuk kekerasan mengatasnamakan kesuksesan Pemilu.
(nnz)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1724 seconds (0.1#10.140)