Berbekal Science dan Akademisi, Tantowi Yahya: Selandia Baru Berhasil Tekan Corona

Senin, 11 Mei 2020 - 14:34 WIB
loading...
Berbekal Science dan Akademisi, Tantowi Yahya: Selandia Baru Berhasil Tekan Corona
Duta Besar LBBP RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya mengungkapkan, ada lima faktor menjadi kunci sukses Selandia Baru dalam menekan angka kasus Covid-19. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Selandia Baru menjadi negara paling akhir terpapar virus Corona (Covid-19), namun dianggap berhasil menekan angka penyebarannya. Duta Besar LBBP RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga, Tantowi Yahya mengungkapkan, ada lima faktor yang menjadi kunci sukses Selandia Baru dalam menekan angka kasus Covid-19.

"Berbicara mengenai Selandia Baru ini banyak faktor yang jika dibandingkan dengan Indonesia itu menjadi tidak apple to apple. Tapi dalam kesempatan ini mungkin kita hanya ingin berbicara hal-hal yang kita Indonesia pelajari dari negara sekecil Selandia Baru," ungkap Tantowi dalam diskusi melalui sambungan teleconference dari Media Center Gugus Tercepatan Penanganan Covid-19 Graha BNPB, Jakarta (11/5/2020).

Sebagai negara terdampak virus ini paling akhir, kata Tantowi tentu saja Selandia Baru menjadi sangat siap. "Kita semua sepakat bahwa Covid-19 ini bahwa tidak ada negara di dunia ini yang benar-benar siap. Tapi untuk kasus di Selandia Baru, mereka siap karena belajar dari Singapore, belajar dari kejadian di Wuhan sendiri. Karena sooner or later virus ini akan masuk ke negara ini."

Tantowi mengatakan ada faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesuksesan Selandia Baru menekan angka kasus Covid-19. Pertama, mereka memiliki policy (kebijakan) yang jelas dan konsisten. (Baca juga: Sebelum Buka Sekolah, KPAI Minta Kemendikbud Buat Protokol Kesehatan Sendiri)

"Policy ini dibuat yang basisnya adalah science dan pendapat para ahli dan akademisi. Jadi dalam membuat peraturan-peraturan apakah dalam bentuk Undang-undang basisnya adalah sama. Sehingga dengan pola seperti ini sulit kita bayangkan ada policy yang meleset," jelas Tantowi.

Kedua, kata Tantowi undang-undang yang dibuat tidak seruwet yang dibuat di neraga lain seperti di Indonesia. "UU itu selesai bahkan dalam hitungan hari. Terutama untuk Polisi, karena ketika lockdown diberlakukan terhadap pelanggaran yang dilakukan di publik Polisi ini harus bisa mengambil tindakan yang cepat bahkan keras," ujarnya.

Ketiga adalah dukungan parlemen. Tantowi menjelaskan sebagai negara dengan sistem parlementer, Selandia Baru mengandalkan parlemen untuk mengambil langkah apapun. Dan parlemen Selandia Baru sangat mendukung kebijakan apapun yang diambil terkait penanganan Covid-19. Ini menjadikan pemerintah lebih mudah dalam mengeluarkan kebijakan atau aturan.

Keempat adalah dukungan media. Sekitar 70% masyarakat di Selandia Baru, kata Tantowi hanya mengandalkan berita-berita dari sumber terverifikasi. "Ini menjadikan pemerintah lebih mudah untuk menyampaikan informasi, karena masyarakatnya mendapat berita dari koran, televisi dan radio," katanya.

"Warga Selandia Baru juga bermain medsos seperti di negara-negara lain. Namun, sebagian besar warga Selandia Baru tidak menjadikan informasi dari medsos sebagai rujukan. Distorsi informasi di sini sangat rendah," ungkap Tantowi.

Kelima, partisipasi masyarakat. Tantowi mengatakan masyarakat Selandia Baru adalah kelompok yang sudah terbiasa dengan ujian, terutama dalam hal kebencanaan karena negara tersebut berlokasi di Cincin Api atau Ring of Fire.

Tantowi mengatakan, gempa bumi di Selandia Baru sudah seperti 'makanan harian'. Karena masyarakatnya sudah terbiasa dengan krisis, mereka jadi lebih mudah untuk dinavigasi pemerintah. "Sehingga kontributor terbesar dari keberhasilan Selandia Baru adalah partisipasi masyarakatnya dalam bentuk kedisiplinan kuat," katanya.
(maf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3107 seconds (0.1#10.140)