Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, Ini Skema Kota Bandung

Senin, 30 November 2020 - 12:22 WIB
loading...
Persiapan Pembelajaran Tatap Muka, Ini Skema Kota Bandung
Dinas Pendidikan Kota Bandung telah menyiapkan sejumlah skema menghadapi pembelajaran tatap muka yang rencananya akan dilakukan awal 2021. Foto/Ist
A A A
BANDUNG - Dinas Pendidikan Kota Bandung telah menyiapkan sejumlah skema menghadapi pembelajaran tatap muka yang rencananya akan dilakukan awal 2021. Kendati begitu, skema ini akan sangat tergantung pada keputusan jadi atau tidaknya sekolah tatap muka digelar di Kota Bandung.

Kepala Seksi Kurikulum Dinas Pendidikan Kota Bandung Ahmad Taufan Hidayat mengatakan, terlepas memungkinkan atau tidaknya sekolah tatap muka di awal 2021, pihaknya saat ini sedang mempersiapkan skema yang tepat jika pembelajaran tatap muka jadi dilakukan dalam waktu dekat. (Baca juga: Siswa SMA, SMK dan SLB di Jabar Terima Bantuan Rp1,2 Juta per Bulan )

"Skema sekolah tatap muka pada saat pandemi, harus kami siapkan secara ketat dan matang. Setelah semua skema dibuat, harus ada keputusan untuk melaksanakannya," kata Ahmad Taufan pada acara Bandung Menjawab, Senin (30/11/2020).

Menurut dia, beberapa skema yang mesti dilakukan seolah di antaranya soal jumlah siswa. Misalnya untuk tingkat sekolah TK atau Paud diatasi lima anak per kelas. Kemudian inti tingkat SD maksudnya 15 anak atau 50% dari total jumlah siswa dalam satu kelas.

"Jam atau hari masuk harus diatur. Jarak meja di kelas juga minimal 1,5 meter. Kemudian ada jalur khusus untuk masuk dan keluar, tidak ada jam istirahat. Jadi ke sekolah hanya belajar saja," kata dia. (Baca juga: Guru Harus Berperan dalan Membangun Watak, Kompetensi dan Peradaban )

Selain itu, skema juga berlaku untuk lingkungan di sekitar sekolah. Misalnya tidak diperbolehkan ada kantin atau pedagang kaki lima yang berjualan di sekitar sekolah. Orang tua, juga dilarang menunggu tetapi hanya drop off dan pulang.

Selain itu, sekolah juga harus menyiapkan beberapa prasarana pendukung seperti hand sanitizer, westafel dengan sabun, penyemprotan desinfektan secara berkala, serta ruang khusus bila terjadi kejadian indikasi COVID.

Untuk anak yang belajar, juga harus didata secara tepat. Pendataan itu juga mengacu pada rekam jejak penyakit anak. Apakah memiliki penyakit penyerta atau tidak. Kalau punya penyakit penyerta, jangan dipaksakan ikut belajar tatap muka.

"Setelah semua siap, sekolah harus meminta persetujuan kepada komite sekolah. Semua itu harus dipenuhi, agar memberikan rasa tenang kepada para orang tua," imbuh Taufan.

Sosialisasi kepada orang tua juga penting dilakukan agar semua paham terkait protokol kesehatan di sekolah.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)