Tumbuhkan Jiwa Empati, SMA Pradita Dirgantara Gelar SDG’s Project Expo 2020
loading...
A
A
A
JAKARTA - SMA Pradita Dirgantara menyelenggarakan Project Expo pendidikan dengan mengambil tema dari proyek SDG’s (Sustainable Development Goals) PBB. Acara yang menyuguhkan hasil penelitian siswa ini diselenggarakan pada Senin,(28/12)secara luring di Auditorium SMA Pradita Dirgantara dan secara daring melalui zoom meeting yang diikuti oleh seluruh sivitas akademika SMA Pradita Dirgantara.
Dalam Expo Project ini siswa kelas XII dibagi ke dalam 15 kelompok yang masing-masing mengerjakan sebuah proyek sesuai dengan tema SDG’s. Penelitian sudah dilakukan oleh siswa seminggu sebelumnya, dan dipresentasikan pada Senin kemarin di hadapan para dewan juri di antaranya adalah Wakil Ketua Umum Yasarini, Inong Fadjar Prasetyo; Direktur Pengembangan Sekolah Pradita Dirgantara, Dwi Agus Yuliantoro; Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik, M Ridwan Aziz; dan Guru Fisika SMA Pradita Dirgantara, Nanang A Prayitno. (Baca juga: Ini Link untuk Cek Kuota Siswa Peserta SNMPTN 2021 )
Presentasi pertama dilakukan oleh kelompok yang menamakan dirinya Hipcury. Kelompok ini mencoba membuat produk yang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan mercury dan hidrokinon yang ada dalam skincare. Alat yang dinamakan Hidcury iDetect ini diharapkan dapat membantu para konsumen untuk memilih skincare yang lebih aman.
Presentasi dilanjutkan oleh kelompok Kawruh Text dengan proyeknya yang bernama CovidCourse. CoviCourse merupakan e-learning seperti layaknya RuangGuru, Zenius, atau Pahamify namun jauh lebih lengkap. Selain menyediakan media pembelajaran, website ini dapat membantu memetakan peminatan jurusan perguruan tinggi bagi para siswa.
Materi yang diberikan pun tidak hanya materi untuk masuk universitas pada umumnya tetapi juga perguruan tinggi kedinasan, khusunya Akademi Angkatan Udara. “Alenia” yang merupakan akronim dari Aliansi Peduli Dunia menjadi kelompok ketiga yang mempresentasikan proyek penelitiannya.
Mereka membuat alat yang dapat menjernihkan air laut agar layak untuk dikonsumsi. Ide untuk proyek itu berasal dari kepedulian kelompok ini terhadap bencana kekeringan di Nusa Tenggara Timur. Dan “Pradita Bugar” menutup presentasi di sesi pertama dengan penelitiannya terkait masker yang paling efektif digunakan pada saat olahraga di masa pandemi. (Baca juga: Persaingan Ketat, Ini Harapan Menristek untuk Kampus di Indonesia )
Sebelum dilanjutkan dengan pemaparan proyek penelitian berikutnya, acara expo diisi dengan English Debate yang dipandu oleh Oscar Y. Carascalao. Pada English Debate terdapat 2 kelompok yaitu Government Team dan Oposition Team. Debat yang pertama antara Kelompok Diaken sebagai Government Team dan Pradita Sehat Pradita Bugar sebagai Oposition Team, mereka membahas tema “Musik Lebih Baik Untuk Kesehatan Mental Daripada Olahraga”.
Kelompok Diaken menjadi pembuka presentasi pada sesi kedua. Kelompok ini mengangkat tema tentang kesehatan mental, yaitu fungsi musik untuk kesehatan mental. Presentasi dilanjutkan oleh kelompok Viriditerae yang memaparkan tentang bagaimana caranya memanfaatkan green area untuk absorbsi. Pradita Sehat melanjutkan presentasi tentang aplikasi buatan mereka yang mampu memberikan petunjuk berolahraga agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pemaparan selanjutnya berasal dari kelompok QR Plex yang mengangkat tema bagaimana memanfaatkan bubur kertas untuk dijadikan sebagai papan. REKT menjadi kelompok berikutnya dengan proyek kereta kinetik buatannya. Presentasi pada sesi 2 dilanjutkan oleh kelompok yang membuat eco washing machine yang untuk pengolahan sampah plastik. Apocalypse menjadi kelompok yang menutup presentasi sesi 2 dengan ide kanopi dari tumbuh-tumbuhan yang membuat lingkungan menjadi lebih teduh.
Expo dan English Debate berlangsung seru hingga pukul 18.00 WIB. Banyak sekali ide-ide luar biasa dari siswa-siswi SMA Pradita Dirgantara yang dipresentasikan, seperti Him and Her yang mengangkat kesetaraan gender, ReWP System & Waste for Happiness Campaign yang mengkampanyekan pemilahan sampah, ada juga Waste for Happiness yang memanfaatkan limbah bungkus makanan yang ada di SMA Pradita Dirgantara, dan Citriodorum yang membuat obat kumur dari daun kemangi.
Expo SDG’s Project tersebut merupakan upaya SMA Pradita Dirgantara untuk menumbuhkan jiwa empati dari para siswa untuk peduli terhadap masalah disekitarnya dalam hal ini yang berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan. Tidak hanya empati, tetapi semangat untuk selalu berpikir kritis dan berinovasi juga ditanamkan melalui kegiatan penelitian dan expo ini.
Lihat Juga: Kemendikdasmen akan Bangun Sekolah Unggul Garuda, Targetkan Mahasiswa Masuk Kampus Top 100 Dunia
Dalam Expo Project ini siswa kelas XII dibagi ke dalam 15 kelompok yang masing-masing mengerjakan sebuah proyek sesuai dengan tema SDG’s. Penelitian sudah dilakukan oleh siswa seminggu sebelumnya, dan dipresentasikan pada Senin kemarin di hadapan para dewan juri di antaranya adalah Wakil Ketua Umum Yasarini, Inong Fadjar Prasetyo; Direktur Pengembangan Sekolah Pradita Dirgantara, Dwi Agus Yuliantoro; Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik, M Ridwan Aziz; dan Guru Fisika SMA Pradita Dirgantara, Nanang A Prayitno. (Baca juga: Ini Link untuk Cek Kuota Siswa Peserta SNMPTN 2021 )
Presentasi pertama dilakukan oleh kelompok yang menamakan dirinya Hipcury. Kelompok ini mencoba membuat produk yang dapat digunakan untuk mendeteksi kandungan mercury dan hidrokinon yang ada dalam skincare. Alat yang dinamakan Hidcury iDetect ini diharapkan dapat membantu para konsumen untuk memilih skincare yang lebih aman.
Presentasi dilanjutkan oleh kelompok Kawruh Text dengan proyeknya yang bernama CovidCourse. CoviCourse merupakan e-learning seperti layaknya RuangGuru, Zenius, atau Pahamify namun jauh lebih lengkap. Selain menyediakan media pembelajaran, website ini dapat membantu memetakan peminatan jurusan perguruan tinggi bagi para siswa.
Materi yang diberikan pun tidak hanya materi untuk masuk universitas pada umumnya tetapi juga perguruan tinggi kedinasan, khusunya Akademi Angkatan Udara. “Alenia” yang merupakan akronim dari Aliansi Peduli Dunia menjadi kelompok ketiga yang mempresentasikan proyek penelitiannya.
Mereka membuat alat yang dapat menjernihkan air laut agar layak untuk dikonsumsi. Ide untuk proyek itu berasal dari kepedulian kelompok ini terhadap bencana kekeringan di Nusa Tenggara Timur. Dan “Pradita Bugar” menutup presentasi di sesi pertama dengan penelitiannya terkait masker yang paling efektif digunakan pada saat olahraga di masa pandemi. (Baca juga: Persaingan Ketat, Ini Harapan Menristek untuk Kampus di Indonesia )
Sebelum dilanjutkan dengan pemaparan proyek penelitian berikutnya, acara expo diisi dengan English Debate yang dipandu oleh Oscar Y. Carascalao. Pada English Debate terdapat 2 kelompok yaitu Government Team dan Oposition Team. Debat yang pertama antara Kelompok Diaken sebagai Government Team dan Pradita Sehat Pradita Bugar sebagai Oposition Team, mereka membahas tema “Musik Lebih Baik Untuk Kesehatan Mental Daripada Olahraga”.
Kelompok Diaken menjadi pembuka presentasi pada sesi kedua. Kelompok ini mengangkat tema tentang kesehatan mental, yaitu fungsi musik untuk kesehatan mental. Presentasi dilanjutkan oleh kelompok Viriditerae yang memaparkan tentang bagaimana caranya memanfaatkan green area untuk absorbsi. Pradita Sehat melanjutkan presentasi tentang aplikasi buatan mereka yang mampu memberikan petunjuk berolahraga agar mendapatkan hasil yang maksimal.
Pemaparan selanjutnya berasal dari kelompok QR Plex yang mengangkat tema bagaimana memanfaatkan bubur kertas untuk dijadikan sebagai papan. REKT menjadi kelompok berikutnya dengan proyek kereta kinetik buatannya. Presentasi pada sesi 2 dilanjutkan oleh kelompok yang membuat eco washing machine yang untuk pengolahan sampah plastik. Apocalypse menjadi kelompok yang menutup presentasi sesi 2 dengan ide kanopi dari tumbuh-tumbuhan yang membuat lingkungan menjadi lebih teduh.
Expo dan English Debate berlangsung seru hingga pukul 18.00 WIB. Banyak sekali ide-ide luar biasa dari siswa-siswi SMA Pradita Dirgantara yang dipresentasikan, seperti Him and Her yang mengangkat kesetaraan gender, ReWP System & Waste for Happiness Campaign yang mengkampanyekan pemilahan sampah, ada juga Waste for Happiness yang memanfaatkan limbah bungkus makanan yang ada di SMA Pradita Dirgantara, dan Citriodorum yang membuat obat kumur dari daun kemangi.
Expo SDG’s Project tersebut merupakan upaya SMA Pradita Dirgantara untuk menumbuhkan jiwa empati dari para siswa untuk peduli terhadap masalah disekitarnya dalam hal ini yang berkaitan dengan pembangunan yang berkelanjutan. Tidak hanya empati, tetapi semangat untuk selalu berpikir kritis dan berinovasi juga ditanamkan melalui kegiatan penelitian dan expo ini.
Lihat Juga: Kemendikdasmen akan Bangun Sekolah Unggul Garuda, Targetkan Mahasiswa Masuk Kampus Top 100 Dunia
(mpw)