Fakultas Kedokteran UI Terlibat Uji Klinis Terapi Covid-19
loading...
A
A
A
Dekan FKUI Prof Dr dr Ari Fahrial Syam mengatakan, FKUI sangat senang dapat menjadi bagian dari tim peneliti studi Recovery. “Saya berharap dengan berpartisipasi dalam uji klinis obat Covid-19 terbesar di dunia ini, para peneliti Indonesia bisa membuat terobosan-terobosan yang relevan dengan konteks Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya,” katanya.
Sementara itu, Rektor UI Prof Ari Kuncoro memberikan apresiasi keterlibatan para peneliti dari FKUI dalam uji klinis Recovery di Indonesia. Sejak awal Covid-19 muncul di Indonesia, UI secara aktif terlibat dalam berbagai penelitian, medis, dan sosial.
UI juga berkolaborasi dengan banyak pihak, di dalam maupun di luar negeri, termasuk dengan University of Oxford. “Kami berharap melalui kontribusi ini dan dukungan dari masyarakat Indonesia, UI bisa mendukung percepatan pemulihan kondisi Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI atas dukungan dan kepercayaannya kepada kami. Kepada para peneliti yang bertugas pada uji klinis Recovery, selamat bertugas. Teruslah berkarya menjadi Fakultas Kedokteran kebanggaan bangsa dan memberi sumbangsih yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, BPOM selalu menyambut baik dan mendukung penelitian uji klinik dan mendukung upaya FKUI untuk ambil bagian dalam uji klinik yang bersifat internasional ini.
Harapannya, dapat mengembangkan kemampuan bangsa kita dalam mengembangkan vaksin dan obat sehingga dapat membangun kemandirian industri farmasi di Tanah Air. “BPOM siap mendukung dan menfasilitasi FKUI, mulai dari persetujuan pelaksanaan uji klinis (PPUK), perizinan, mendampingi dalam monitoring uji klinik, sampai ke hasilnya nanti,” katanya.
Profesor Peter Horby, dari Emerging Infectious Diseases dan Global Health di Nuffield Department of Medicine, University of Oxford, sekaligus Joint Chief Investigator untuk studi ini menjelaskan, studi Recovery dinilai memiliki pencapaian luar biasa, dengan melibatkan lebih dari 35.000 pasien di Inggris dan memberikan rekomendasi yang akurat pada tempat perawatan.
“Dengan pencapaian ini, kami yakin melalui kemitraan internasional, kami dapat mempercepat evaluasi perawatan-perawatan baru untuk meningkatkan relevansi global dari hasil uji coba, membangun kapasitas, dan mengurangi upaya yang sia-sia pada studi kecil yang tidak informatif,” katanya. R Ratna Purnama
Sementara itu, Rektor UI Prof Ari Kuncoro memberikan apresiasi keterlibatan para peneliti dari FKUI dalam uji klinis Recovery di Indonesia. Sejak awal Covid-19 muncul di Indonesia, UI secara aktif terlibat dalam berbagai penelitian, medis, dan sosial.
UI juga berkolaborasi dengan banyak pihak, di dalam maupun di luar negeri, termasuk dengan University of Oxford. “Kami berharap melalui kontribusi ini dan dukungan dari masyarakat Indonesia, UI bisa mendukung percepatan pemulihan kondisi Indonesia. Saya mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Kesehatan RI atas dukungan dan kepercayaannya kepada kami. Kepada para peneliti yang bertugas pada uji klinis Recovery, selamat bertugas. Teruslah berkarya menjadi Fakultas Kedokteran kebanggaan bangsa dan memberi sumbangsih yang bermanfaat bagi masyarakat dan negara,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengatakan, BPOM selalu menyambut baik dan mendukung penelitian uji klinik dan mendukung upaya FKUI untuk ambil bagian dalam uji klinik yang bersifat internasional ini.
Harapannya, dapat mengembangkan kemampuan bangsa kita dalam mengembangkan vaksin dan obat sehingga dapat membangun kemandirian industri farmasi di Tanah Air. “BPOM siap mendukung dan menfasilitasi FKUI, mulai dari persetujuan pelaksanaan uji klinis (PPUK), perizinan, mendampingi dalam monitoring uji klinik, sampai ke hasilnya nanti,” katanya.
Profesor Peter Horby, dari Emerging Infectious Diseases dan Global Health di Nuffield Department of Medicine, University of Oxford, sekaligus Joint Chief Investigator untuk studi ini menjelaskan, studi Recovery dinilai memiliki pencapaian luar biasa, dengan melibatkan lebih dari 35.000 pasien di Inggris dan memberikan rekomendasi yang akurat pada tempat perawatan.
“Dengan pencapaian ini, kami yakin melalui kemitraan internasional, kami dapat mempercepat evaluasi perawatan-perawatan baru untuk meningkatkan relevansi global dari hasil uji coba, membangun kapasitas, dan mengurangi upaya yang sia-sia pada studi kecil yang tidak informatif,” katanya. R Ratna Purnama
(dam)