Ekspedisi Seroja UP, Hadirkan Secercah Tawa Anak-anak di Tengah Bencana

Selasa, 13 April 2021 - 04:00 WIB
loading...
Ekspedisi Seroja UP,...
Sebanyak 120 anak-anak usia 5 hingga 12 tahun mengikuti aktivitas trauma healing di Kampung Ranu, Kelurahan Mauliru, Waingapu. Foto/Humas Universitas Pertamina
A A A
JAKARTA - Curah hujan tinggi dan badai siklon Seroja pada 6 April 2021, memporakporandakan Sumba Timur . Sepekan kemudian, layanan listrik dan telekomunikasi di beberapa wilayah masih lumpuh. Sebagian warga pun masih tinggal di pengungsian, pasalnya kediaman mereka hancur diterjang banjir. Bupati Propinsi Nusa Tenggara Timur, Khristofel A. Praing menetapkan wilayahnya dalam status darurat bencana alam hingga 15 April 2021.

Dalam kondisi bencana alam, anak-anak dan orang tua merupakan kelompok paling rentan. World Risk Report (2018) menyatakan bahwa anak-anak merupakan populasi yang mengalami dampak terburuk dari terjadinya bencana, terutama di negara-negara berkembang. PBB mengestimasi sekitar 100 juta anak di seluruh dunia menjadi korban bencana setiap tahun.



Penelitian WHO (World Health Organization) mengungkap dampak psikologis yang menimpa penyintas bencana diantaranya rasa kehilangan, berduka, marah, takut dan merasa bersalah. Bahkan sebagian korban merasakan reaksi gangguan psikologis berat berupa gangguan stres pasca trauma, depresi, pikiran bunuh diri dan penyalahgunaan obat-obatan terlarang.

" Universitas Pertamina , Pertamina Foundation, Hope Indonesia dan Yayasan Dian Sastrowardoyo bergabung dalam ekspedisi Seroja. Menyalurkan bantuan bagi korban bencana banjir dan badai. Termasuk kegiatan trauma healing kepada anak-anak penyintas bencana," tutur Roby Hervindo, Sekretaris Universitas Pertamina di Waingapu, Sumba Timur, Minggu (11/4).

Sebanyak 120 anak-anak usia 5 hingga 12 tahun mengikuti aktivitas trauma healing di Kampung Ranu, Kelurahan Mauliru, Waingapu. Kampung Ranu berlokasi di hilir sungai, sehingga menderita kerusakan yang cukup hebat. Banyak rumah warga rusak, perkebunan dan ternak mereka musnah diterjang banjir.



Kegiatan dukungan psikososial kelompok ini, lanjut Roby, bertujuan mempercepat pemulihan dan menurunkan resiko anak mengalami permasalahan yang lebih berat di masa yang akan datang. Tujuan lain dari dukungan psikososial adalah meningkatkan resiliensi masing-masing anak untuk dapat menghadapi situasi bencana saat ini dan masa depan.

Rambu Esti Praing, relawan bencana dari Sanggar Katalaha Hamolingu dan Gereja Kristen Sumba (GKS) Sumamapu, menceritakan kondisi anak-anak penyintas. "Pasca bencana banjir dan badai, anak-anak merasa ketakutan dan selalu cemas. Mereka kebanyakan di rumah, selalu berdekatan dengan orang tuanya. Antisipasi jika terjadi bencana lagi maka mereka lebih siap mengungsi," ujar Rambu.

Tim ekspedisi Seroja dan relawan, mengajak anak-anak berkegiatan seni dan permainan. Anak-anak diajak beraktivitas dalam kegiatan-kegiatan motorik kasar seperti bermain bola, bernyanyi dengan alat musik, dan permainan kelompok serta individu. Kepada anak-anak juga dibagikan paket-paket makanan kecil.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
PIS Buka Beasiswa Crewing...
PIS Buka Beasiswa Crewing Talent Scouting, Lulus Dikontrak Jadi Pelaut di Kapal Pertamina
SD di Nias Viral karena...
SD di Nias Viral karena Tidak Ada Guru, Mendikdasmen akan Rekrut Relawan Pendidikan
Juarai ASEAN-China-India...
Juarai ASEAN-China-India Summit 2023, Mahasiswi Uper Gagas Pariwisata Berkelanjutan
Profil Dr. Ian Montratama,...
Profil Dr. Ian Montratama, Pakar Hubungan Internasional Universitas Pertamina yang Jadi Panelis Debat Capres Ke-3
3 Kampus BUMN yang Berlokasi...
3 Kampus BUMN yang Berlokasi di Jabodetabek, Peluang Karier Menjanjikan
Unik! Sampah Mi Instan...
Unik! Sampah Mi Instan Diubah Jadi Bahan Bakar Bernilai Cuan
Sambil Kerja Bisa Lulus...
Sambil Kerja Bisa Lulus Tepat Waktu? Simak Tips dari Alumnus Universitas Pertamina Ini
Pendaftaran Relawan...
Pendaftaran Relawan KIP Kuliah 2024 Dibuka, Penting Perkaya Soft Skill Mahasiswa
Biaya Kuliah di Universitas...
Biaya Kuliah di Universitas Pertamina, Persiapan untuk Calon Mahasiswa Baru
Rekomendasi
Tiga Alasan Utama Mundurnya...
Tiga Alasan Utama Mundurnya LG dari Proyek Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia
Lyodra hingga Tiara...
Lyodra hingga Tiara Andini Siap Guncang Panggung Road to Grand Final Indonesian Idol XIII
FFI Tingkatkan Pengelolaan...
FFI Tingkatkan Pengelolaan Organisasi Sampai Tingkat Provinsi
3 Pemain Jebolan Piala...
3 Pemain Jebolan Piala Dunia U-17 di Indonesia yang Main di Semifinal Liga Champions Eropa 2024/2025
Hasil Liga Futsal Profesional...
Hasil Liga Futsal Profesional 2025: Fafage Banua vs Pangsuma Bermain Imbang 3-3
Its Family Time! Ada...
Its Family Time! Ada Yang Makin Dekat Di Episode 4 Second Account dan My Comic Boyfriend!
Berita Terkini
Melawan Banjir dengan...
Melawan Banjir dengan Buku Digital, Jejak Perubahan dari SDN Tambakrejo 1 Semarang
10 menit yang lalu
BINUS University Bangun...
BINUS University Bangun Ekosistem AI untuk Pendidikan Berkualitas dan Adaptif
46 menit yang lalu
BPDP Bantu Anak Petani...
BPDP Bantu Anak Petani Sawit dengan Beasiswa ke Perguruan Tinggi
4 jam yang lalu
Cara Mudah Cek Skor...
Cara Mudah Cek Skor UTBK 2025, Kapan Bisa Diakses?
4 jam yang lalu
Wapres Pastikan Pelajaran...
Wapres Pastikan Pelajaran AI akan Berlaku di SD-SMA pada Tahun Ajaran Baru
4 jam yang lalu
Rektor UNJ: Diktisaintek...
Rektor UNJ: Diktisaintek Berdampak Jawab Tantangan Masa Depan Pendidikan Tinggi
7 jam yang lalu
Infografis
Jet Tempur F/A-18 AS...
Jet Tempur F/A-18 AS Seharga Rp1 Triliun Hilang di Laut Merah
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved