UIN Sunan Kalijaga Yogya Tuan Rumah Kompetisi Keilmuan PTKIN Se-Jawa Madura 2021

Selasa, 22 Juni 2021 - 08:12 WIB
loading...
UIN Sunan Kalijaga Yogya Tuan Rumah Kompetisi Keilmuan PTKIN Se-Jawa Madura 2021
Wakil Rektor III, bidang Kemahasiswaan dan Kerja Sama UIN Suka Abdur Rozaki menyampaikan laporan penyelenggaran IPPBMM PTKIN se-Jawa Madura 2021, Senin (21/6). Foto/Dok/UIN Suka
A A A
SLEMAN - Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta menjadi tuan rumah invitasi pekan pengembangan bakat dan minat mahasiswa (IPPBMM) VIII Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Jawa Mudara 2021.

IPPBMM merupakan ajang kompetisi keilmuan, olahraga, seni dan riset serta sarana memperkuat silaturahmi bagi mahasswa PTKIN yang diselenggarakan dua tahun sekali. Kegiatan tersebut akan berlangsung selama lima hari Senin-Jumat (21-25/6/2021) secara luring dan daring. Sebanyak 18 PTKIN di Jawa dan Madura mengikuti even ini.



Sekretaris Jenderal Kementerian Agama (Sekjen Kemenag) Prof. Nizar Ali secara resmi membuka IPPBMM itu di UIN Suka Yogyakarta, Senin (21/6/2021).

Nizar Ali mengatakan IPPBMM bukan hanya bagian kebersamaan untuk membangun prestasi mahasiswa berbakat. Namun juga ajang untuk unjuk bakat dan minat para siswa sekolah menengah atas yang sekarang menjadi mahasiswa PTKIN. Karena potensi yang mereka miliki lebih dapat dikembangkan menjadi prestasi dan ini yang harus diamati oleh para rektor.

“Alumni-alumni sekolah menengah atas yang berbakat diharapkan dapat memberikan citra positif baik skala nasional, bahkan tingkat internasional bagi PTKIN,” katanya.



Menurutnya perguruan tinggi mempunya andil besar utuk pengembangan SDM yang berkualitas. Sehingga di tahun 2030 generasi milenial yang punya keilmuan tinggi dan karakter yang baik dapat lahir dan itu diawali sejak saat ini.

“Perguruan Tinggi dapat mengembangkan bakat dan nikmat mahasiswa saat ini,” paparnya.

Rektor UIN Sunan Kalijaga, Prof. Al Makin mengatakan PTKIN dan perguruan tinggi di Indonesia saatnya memajukan olahraga dan seni. Tidak hanya terpaku pada SKS dan matakuliah formal di kampus, yang cenderung menghafal dan mendogma, kurang mengajak mahasiswa berfikir analitis dan luas serta dalam, kreatif dan inventori (menemukan).

“Kita kalah dengan bangsa tetangga, seperti Singapora, Malaysia, Filipina, dan Thailand, saya kira karena kurikulum kita yang monoton dan itu-itu saja. Berfikir analitik dan empiric sangat kurang diajarkan. Berfikir hafalan dan mengulang-ulang terlalu banyak.” jelasnya.

Dogma dan doktrin terlalu banyak dalam pendidikan tinggi Berfikir observatory dan inventory, menemukan dan kreatif masih lemah sekali. Sehingga semua ilmu dan produk import dari Barat atau Timur Tengah, China, Jepang, Thailand.

“Kita eksport hanya tenaga kerja saja, itupun yang bagian unskilled labor atau bisa dibilang domestic workers,” terangnya.

Wakil Rektor III bidang Kemahasiswaan dan Kerjasa Sama, UIN Sunan Kalijaga Abdur Rozaki sebagai ketua penyelanggara mengatakan IPPBMM kali ini melombaka 30 cabang. Rinciannya 11 cabang ilmiah, lima cabang olah raga, 14 cabang seni.

Dari jumlah ini, 25 cabang dilaksanakan secara daring dan lima cabang secara luring di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan akan memperebutkan 53 medali Emas, 53 medali perak dan 53 medali perunggu.

“Jumlah peserta yang mengikuti IPPBMM ini ada 1343 mahasiswa yang berasal dari 18 PTKIN di Jawa dan Madura,” jelasnya.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1323 seconds (0.1#10.140)