Mahasiswa ITS Garap Startup untuk Tes TOEFL
loading...
A
A
A
Materi yang tersedia nantinya akan terbagi menjadi tiga, yaitu listening, reading, dan, structure. Azzam menyebutkan bahwa dari tiap bagian terdapat beberapa skill yang harus dikuasai, dan setiap soal latihan yang diberikan akan mewakili tiap skill yang ada.
Pengguna yang sering salah dalam mengerjakan soal dengan skill tertentu, akan direkomendasikan oleh aplikasi untuk mempelajari materi tersebut. “Soal tentang skill tersebut akan lebih sering dikeluarkan sampai pengguna lancar dalam soal itu, begitu juga dengan kosakata,” imbuhnya.
Azzam mengakui bahwa Bahasa Booster ini nantinya juga jauh lebih murah dibandingkan program bimbingan belajar persiapan TOEFL pada umumnya. Dengan sekali bayar, pengguna bisa mengakses berbagai materi dan latihan dimanapun dan kapanpun. Terlebih lagi dengan personalisasi AI yang mutakhir, membuat Bahasa Booster seperti guru privat yang mengajari muridnya.
Bahasa Booster sendiri berawal dari keresahan Azzam saat tergabung dalam tim pengembangan sistem TOEFL dan melihat hasil tes yang masih banyak di bawah standar. Hasil tes yang di bawah standar ini pun tidak sedikit yang merupakan milik mahasiswa tingkat akhir yang memerlukan skor tersebut untuk kelulusannya. “Selain itu, waktu saya menjabat sebagai ketua umum Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS tahun 2020, ternyata di situ juga banyak yang masih belum mencapai skor minimum,” ungkapnya.
Menanggapi keresahan tersebut, pemenang Hackathon Tokopedia Devcamp 2019 ini akhirnya mengembangkan situs untuk belajar TOEFL bersama dengan dua rekannya dari ITS. Hingga bulan Februari 2021, Bahasa Booster berhasil diluncurkan dengan 15 pengguna awal.
Sampai Mei 2021, sudah dilakukan tiga kali tryout TOEFL melalui situs Bahasa Booster dengan tiga paket soal tiap bulannya. Selama itu, sudah ada 300 pengguna yang mengakses situs tersebut dan startup garapan empat mahasiswa ITS ini mendapatkan banyak feedback untuk pengembangan situsnya.
Mahasiswa yang pernah menjalani magang sebagai software engineer di PT Okanemo Worldwide Indonesia ini sangat ingin untuk bekerja sama dengan himpunan mahasiswa di ITS untuk menyediakan tryout kepada anggotanya. Baginya, dengan banyak pengguna tentunya akan banyak feedback yang akan masuk.
Dengan begitu, lanjut Azzam, Bahasa Booster bisa mendapat lonjakan performa baik dari segi pengguna dan fiturnya. “Di sini kami benar-benar berusaha mendengar feedback dari pengguna untuk bisa memberikan pengalaman yang baik saat mereka menggunakan jasa kita,” pungkasnya.
Perkembangan ini, tentunya akan meningkatkan kesempatan mereka untuk memenangkan ASMI dalam tahap 3 di penghujung 2021 nanti. Dengan dana yang ada pun, mereka berencana mengadakan live class di tahun 2022 bagi pengguna yang nantinya memerlukan pelatihan secara langsung. Juga setelah TOEFL, materi akan ditambahkan ke TOEIC dan IELTS.
Pengguna yang sering salah dalam mengerjakan soal dengan skill tertentu, akan direkomendasikan oleh aplikasi untuk mempelajari materi tersebut. “Soal tentang skill tersebut akan lebih sering dikeluarkan sampai pengguna lancar dalam soal itu, begitu juga dengan kosakata,” imbuhnya.
Azzam mengakui bahwa Bahasa Booster ini nantinya juga jauh lebih murah dibandingkan program bimbingan belajar persiapan TOEFL pada umumnya. Dengan sekali bayar, pengguna bisa mengakses berbagai materi dan latihan dimanapun dan kapanpun. Terlebih lagi dengan personalisasi AI yang mutakhir, membuat Bahasa Booster seperti guru privat yang mengajari muridnya.
Bahasa Booster sendiri berawal dari keresahan Azzam saat tergabung dalam tim pengembangan sistem TOEFL dan melihat hasil tes yang masih banyak di bawah standar. Hasil tes yang di bawah standar ini pun tidak sedikit yang merupakan milik mahasiswa tingkat akhir yang memerlukan skor tersebut untuk kelulusannya. “Selain itu, waktu saya menjabat sebagai ketua umum Jamaah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS tahun 2020, ternyata di situ juga banyak yang masih belum mencapai skor minimum,” ungkapnya.
Menanggapi keresahan tersebut, pemenang Hackathon Tokopedia Devcamp 2019 ini akhirnya mengembangkan situs untuk belajar TOEFL bersama dengan dua rekannya dari ITS. Hingga bulan Februari 2021, Bahasa Booster berhasil diluncurkan dengan 15 pengguna awal.
Sampai Mei 2021, sudah dilakukan tiga kali tryout TOEFL melalui situs Bahasa Booster dengan tiga paket soal tiap bulannya. Selama itu, sudah ada 300 pengguna yang mengakses situs tersebut dan startup garapan empat mahasiswa ITS ini mendapatkan banyak feedback untuk pengembangan situsnya.
Mahasiswa yang pernah menjalani magang sebagai software engineer di PT Okanemo Worldwide Indonesia ini sangat ingin untuk bekerja sama dengan himpunan mahasiswa di ITS untuk menyediakan tryout kepada anggotanya. Baginya, dengan banyak pengguna tentunya akan banyak feedback yang akan masuk.
Dengan begitu, lanjut Azzam, Bahasa Booster bisa mendapat lonjakan performa baik dari segi pengguna dan fiturnya. “Di sini kami benar-benar berusaha mendengar feedback dari pengguna untuk bisa memberikan pengalaman yang baik saat mereka menggunakan jasa kita,” pungkasnya.
Perkembangan ini, tentunya akan meningkatkan kesempatan mereka untuk memenangkan ASMI dalam tahap 3 di penghujung 2021 nanti. Dengan dana yang ada pun, mereka berencana mengadakan live class di tahun 2022 bagi pengguna yang nantinya memerlukan pelatihan secara langsung. Juga setelah TOEFL, materi akan ditambahkan ke TOEIC dan IELTS.
(mpw)