Kebijakan New Normal, Jangan Jadikan Pesantren Episentrum Baru Corona
loading...
A
A
A
Fasilitas tersebut perlu disediakan karena jika mengandalkan pesantren sendiri, hal ini dinilai sulit bagi pesantren. Kedua, infrastruktur nonmedis. Misalnya fasilitas wudu bisa diganti kran air, kemudian kamar santri yang umumnya kecil bisa diperluas sehingga mereka bisa menerapkan physical distancing atau jaga jarak.
Selain itu, perlu juga pemerintah untuk melakukan rapid test kepada para santri untuk mengetahui gejala awal. "Selama ini, rapid test yang katanya mau dilakukan secara masif itu kan tidak menjangkau pesantren. Saya sudah cek di pesantren-pesantren, gak ada rapid test. Ini harus dilakukan sebelum memberlakukan new normal," tuturnya.
Gus Yaqut juga meminta pemerintah memberikan insentif kepada para guru ngaji dengan skema bantuan langsung tunai (BLT). "Ini penting karena guru ngaji ini selama pandemi nyaris mereka tidak bisa melakukan kegiatan apapun," urainya.
Pemerintah juga diminta untuk memberikan stimulus biaya operasional bagi pesantren. Sebab, selama ini pesantren umumnya hanya menggantungkan pada dua sumber pendanaan. Yakni dari kiainya dan jariyah santri yang tidak seberapa.
"Nah situasi saat ini kiai kesulitan mensubsidi. Kita tidak bicara kiai-kiai di kota atau kiai di ponpes besar. Di indonesia ini banyak pesantren kecil yang kiainya lebih banyak bergantiung pada undangan-undangan pengajian. Beliau mendapatkan sedikit bisyaroh yang kemudian dibagikan untuk operasional pesantren. Sekarang undangan pengajian enggak ada," katanya.
Selain itu, perlu juga pemerintah untuk melakukan rapid test kepada para santri untuk mengetahui gejala awal. "Selama ini, rapid test yang katanya mau dilakukan secara masif itu kan tidak menjangkau pesantren. Saya sudah cek di pesantren-pesantren, gak ada rapid test. Ini harus dilakukan sebelum memberlakukan new normal," tuturnya.
Gus Yaqut juga meminta pemerintah memberikan insentif kepada para guru ngaji dengan skema bantuan langsung tunai (BLT). "Ini penting karena guru ngaji ini selama pandemi nyaris mereka tidak bisa melakukan kegiatan apapun," urainya.
Pemerintah juga diminta untuk memberikan stimulus biaya operasional bagi pesantren. Sebab, selama ini pesantren umumnya hanya menggantungkan pada dua sumber pendanaan. Yakni dari kiainya dan jariyah santri yang tidak seberapa.
"Nah situasi saat ini kiai kesulitan mensubsidi. Kita tidak bicara kiai-kiai di kota atau kiai di ponpes besar. Di indonesia ini banyak pesantren kecil yang kiainya lebih banyak bergantiung pada undangan-undangan pengajian. Beliau mendapatkan sedikit bisyaroh yang kemudian dibagikan untuk operasional pesantren. Sekarang undangan pengajian enggak ada," katanya.
(maf)