Kaum Milenial Harus Berani Jadi Agen Perubahan dan Ciptakan Sejarah Baru

Sabtu, 02 Oktober 2021 - 21:40 WIB
loading...
Kaum Milenial Harus Berani Jadi Agen Perubahan dan Ciptakan Sejarah Baru
Saat ini, generasi Milenial diharapkan menjadi Game Changer atau agen perubahan dengan membuat inovasi dan berbagai perubahan positif baru. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Saat ini, generasi muda atau Milenial diharapkan menjadi Game Changer atau agen perubahan dengan membuat inovasi dan berbagai perubahan positif baru. Selain itu, kalangan ini juga mampu menciptakan peluang dengan merubah berbagai tantangan atau masalah menjadi sebuah inovasi yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ke arah yang lebih baik.

“Generasi muda atau milenial satu hal yang bakal terjadi mereka memiliki peluang besar menjadi game changer , dalam artian pengubah sejarah, pengubah situasi, punya peluang menciptakan sejarah-sejarah baru bagi bangsa ini,” kataWakil Rektor 3 London School of Public Relations (LSPR) Jakarta Taufan Teguh Akbari, Ph.D di Jakarta, Sabtu (2/10/2021).



Menurutnya, survei BPS Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 lalu bahwa jumlah usia produktif yang terdiri dari lintas generasi tersebut, baik generasi Y, milenial, dan Alfa, jumlahnya hampir 180 juta sendiri. Sisanya, baru generasi boomer, maupun generasi X dan lain-lain.

Namun, ini hanyalah angka yang belum tentu berbanding lurus dengan kualitas dan tidak ada jaminan Indonesia bisa besar sama seperti jumlah rakyatnya. Oleh Karena itu, dirinya selalu bilang dari ratusan juta anak muda ini, pihaknya hanya berfokus sama mereka-mereka yang memiliki kompetensi, bisa, mau dan ingin melakukan kesuatu.

Dalam artian, dirinya selalu pakai prinsip pareto, sebuah prinsip yang percaya bahwa 80% hasil dari kinerja seseorang merupakan buah dari 20% upaya yang telah dilakukan. “Karena yang 20 ini akan menggerakan yang 80. Kalau bicara kenapa anak-anak muda punya kesempatan untuk mengubah bangsa ini, karena juga dibarengi dengan momentum kebangkitan bagai macam trobosan-trobosan digital,” terangnya.



Kuncinya adalah percepatan, membuat sesuatu menjadi lebih mudah, lebih cepat, dan dinamis dari sebelumnya. Ada yang mengatakan kalau anak muda sukanya yang instan sehingga mengindahkan proses. Menurutnya, hal tersebut tidak salah. Secara karakteristik diakuinya iya, tapi yang lebih tepat adalah anak muda itu cepat dan efisien.

“Mereka tetap menghargai proses. Di setiap rangkaian keberhasilan itu ada proses yang harus mereka lalui, mereka selalu berfikir bagaimana proses yang tadinya sulit menjadi mudah dan sederhana. Sebab, karakteristik mereka adalah cepat dan efisien,” kata Founder Rumah Millennials tersebut.

Dosen LSPR Jakarta ini juga mengaku tidak begitu setuju dengan istilah demografi, tapi setuju dengan istilah peluang. Sebab, kalau bicara peluang, itu ada. Kalau kapabilitas angkatan kerja Indonesia bagus, maka akan melesat menjadi negara maju dengan angkatan kerja dan angkatan muda produktif. Atau kalau salah langkah, salah treatmen, salah arah, maka akan semakin terpuruk.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1951 seconds (0.1#10.140)