Dosen Telkom University Buat Alat Pengolahan Sampah Secara Efisien

Rabu, 27 Oktober 2021 - 14:57 WIB
loading...
Dosen Telkom University...
Telkom University (Tel-U). Foto/Dok/Humas Tel-U
A A A
BANDUNG - Telkom University sebagai perguruan tinggi swasta dengan predikat kampus hijau di Indonesia, terus berfokus dalam menciptakan lingkungan yang asri dengan suasana belajar mengajar yang nyaman. Banyaknya ruang terbuka hijau di Telkom University (Tel-U) harus didukung dengan pengolahan limbah sampah dedaunan yang baik.

Banyaknya sampah dedaunan di Telkom University membuat Dosen Fakultas Rekayasa Industri Rosad Ma'ali membuat sebuat incinerator multi produk ramah lingkungan, untuk mengolah sampah dedaunan di Telkom University secara efisien dengan cara dibakar namun tetap ramah lingkungan.



Melalui alat ini Rosad menceritakan bahwa alat ini dapat membakar 100 kg sampah dedaunan dengan waktu yang cukup singkat yakni 5 menit. Hasil dari pembakaran berupa abu tersebut dapat dimanfaatkan untuk pembuatan paving block atau batako.

“Dari 100 kg sampah dedaunan itu dapat menghasilkan 50 kg abu, kalau semen 1 sak, 1/3 kubik pasir menghasilkan 80 batako atau paving block, namun dengan alat ini dengan jumlah semen dan pasir yang sama ditambah dengan 1/3 kubik abu hasil pembakaran dapat menghasilkan 110 buah batako atau paving block.” Jelasnya.

Selain hasil pembakaran yang dapat dimanfaatkan untuk pembuatan batako atau paving block, Rosad menjelaskan alat yang berbentuk seperti lemari ini pada bagian atasnya dapat dimanfaatkan untuk pembuatan biji plastik atau alat alat berbahan plastic.



“Pada bagian atas kita bisa masukan sampah plastik berupa botol plastik dan sebagainya, nantinya sampah plastik yang sudah dihancurkan dengan menggunakan panas pembakaran sampah akan menekan sampah plastik untuk dicetak dengan bentuk yang disesuaikan apakah dibuat biji plastik atau produk plastik lainnya,” Ucapnya.

Rosad menceritakan bahwa incinerator multi produk yang dibuatnya saat ini masih dalam tahap pengembangan, di mana ke depan asap panas yang dihasilkan akan dialirkan melalui pipa dan didinginkan di kolam, dan akan diteruskan ke sebuah tabung berisi air, untuk menahan partikel partikel hasil pembakaran sehingga mengurangi Polutan yang ada, setelah itu masuk ke dalam filter, dan keluar dengan kualitas yang telah memenuhi baku mutu lingkungan.

“Saat ini kami menjalani penelitian tahap kedua untuk pengembangan alat ini untuk bisa benar-benar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas,” Ucapnya.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1933 seconds (0.1#10.140)