Tutup Oase PTKI 2021, Ini Harapan Dirjen Pendis untuk Mahasiswa dan PTKI

Minggu, 28 November 2021 - 21:31 WIB
loading...
Tutup Oase PTKI 2021,...
Dirjen Pendis Kemenag Muhammad Ali Ramdhani saat penutupan Olimpiade Agama, Sains dan Riset (Oase) PTKI 2021 se-Indonesia di UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Minggu (28/11). Foto/Humas Pendis Kemenag
A A A
BANDA ACEH - Direktur Jenderal Pendidikan Islam ( Dirjen Pendis ) Kementerian Agama (Kemenag) Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, Olimpiade Agama, Sains dan Riset (Oase) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) 2021 se-Indonesia sebagai wujud komitmen bersama untuk memberikan penguatan capacity building kepada mahasiswa.

Kompetisi ini digelar agar mereka memiliki kecintaan terhadap ilmu pengetahuan, menajamkan intelektualitas yang diwujudkan dalam pelbagai karya-karya ilmiah akademik sebagai implementasi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.



"Hal ini menandakan bahwa OASE merupakan sebuah kompetisi yang luar biasa, bergengsi dan inklusif," kata Ali Ramdhani dalam penutupan Olimpiade Agama, Sains, dan Riset (OASE) PTKI 2021 di UIN Ar Raniry, Banda Aceh, Minggu (28/11/2021).

Menurut Ali, dalam ajang bergengsi ini diharapkan dapat menguatkan jalinan solidaritas antar PTKI dan membangkitkan motivasi mahasiswa dan dosen, pengelola program studi dan pengelola perguruan tinggi lingkup PTKI.

Langkah ini untuk menyiapkan pola pendidikan yang inovatif dan berdaya saing tinggi agar mampu bersaing tidak hanya pada tingkat lokal dan wilayah, tetapi juga tingkat nasional, dan bahkan internasional.



"Oase juga diharapkan mampu menumbuhkan iklim dan tradisi akademik di kalangan mahasiswa dan menjadi salah satu program strategis dalam rangka pembinaan generasi muda (mahasiswa) melalui stimulan untuk pengembangan daya nalar, kritis, kreativitas, inovatif," katanya.

Pergelaran olimpiade perdana ini mengusung tema 'Integrasi Agama Sains Untuk Kebangsaan dan Kemanusiaan' adalah sangat tepat dan sesuai dengan kondisi bangsa, bahkan kondisi dunia hari ini.

"Di era seperti sekarang ini, menuntut kita untuk bisa bertahan hidup (survive). Kita tidak bisa hanya mengandalkan kekuatan atau kepintaran semata, tetapi yang lebih penting adalah kita harus mampu merespons setiap kondisi yang dihadapi," terangnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2097 seconds (0.1#10.140)