Revolusi Industri 4.0 Dorong Transformasi Digitalisasi Perpustakaan
loading...
A
A
A
Baca juga: Mahasiswa ITS Gagas Platform Ajarin, Ini Manfaatnya untuk Tenaga Pendidik
Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Pemajuan Budaya dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Didik Suhardi menegaskan bahwa transformasi suatu keharusan.
Kemenko PMK punya tugas membangun manusia dan kebudayaan sehingga menjadi orang-orang hebat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. “Kami punya siklus pembangunan manusia, yaitu siklus seribu hari kehidupan, siklus anak usia dini, siklus sekolah, siklus perguruan tinggi, siklus usia produktif dan siklus lansia,” jelasnya.
Menurutnya, enam siklus ini harus diintervensi dengan baik. Harus bisa menjamin enam siklus manusia dilakukan secara maksimal. Dan literasi merupakan penghubung bagian yang harus dilakukan terhadap enam siklus pembangunan manusia ini. Tentu perpustakaan menjadi referensi dari seluruh literasi, maka harus melakukan transformasi sejalan dengan perkembangan informasi dan teknologi.
“Saat ini eranya industri 4.0 yang ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, kolaborasi serta kecerdasan buatan. Harus diimbangi dengan kemampuan perpustakaan sehingga bisa bertransformasi. Jadi, bisa diakses di seluruh dunia,” bebernya.
“Beberapa waktu lalu kami melakukan rapat koordinasi dengan Kemendikbud Ristek, Perpusnas dan kementerian lain termasuk Kementerian Desa (Kemendes), karena ada dana desa sehingga punya potensi besar. Sehingga perpustakaan sebagai pintu masuk literasi akan semakin besar,” tukasnya.
Di sisi lain, Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental Pemajuan Budaya dan Peningkatan Prestasi Olahraga Kementerian Kordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Didik Suhardi menegaskan bahwa transformasi suatu keharusan.
Kemenko PMK punya tugas membangun manusia dan kebudayaan sehingga menjadi orang-orang hebat dalam menyongsong Indonesia Emas 2045. “Kami punya siklus pembangunan manusia, yaitu siklus seribu hari kehidupan, siklus anak usia dini, siklus sekolah, siklus perguruan tinggi, siklus usia produktif dan siklus lansia,” jelasnya.
Menurutnya, enam siklus ini harus diintervensi dengan baik. Harus bisa menjamin enam siklus manusia dilakukan secara maksimal. Dan literasi merupakan penghubung bagian yang harus dilakukan terhadap enam siklus pembangunan manusia ini. Tentu perpustakaan menjadi referensi dari seluruh literasi, maka harus melakukan transformasi sejalan dengan perkembangan informasi dan teknologi.
“Saat ini eranya industri 4.0 yang ditandai dengan kemampuan berpikir kritis, kemampuan komunikasi, kolaborasi serta kecerdasan buatan. Harus diimbangi dengan kemampuan perpustakaan sehingga bisa bertransformasi. Jadi, bisa diakses di seluruh dunia,” bebernya.
“Beberapa waktu lalu kami melakukan rapat koordinasi dengan Kemendikbud Ristek, Perpusnas dan kementerian lain termasuk Kementerian Desa (Kemendes), karena ada dana desa sehingga punya potensi besar. Sehingga perpustakaan sebagai pintu masuk literasi akan semakin besar,” tukasnya.
(nz)