Kemendikbudristek Siap Pasok Tenaga Terampil ke Kawasan Industri Kendal
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kawasan Industri Kendal ( KIK ) Jawa Tengah menjadi salah satu kawasan industri yang tumbuh pesat serta menjadi salah satu tujuan investasi global di Indonesia. Kebutuhan sumber daya manusia ( SDM ) yang terampil dan kompeten, cukup besar untuk mengelola kawasan ini.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menjalin kerja sama dengan 30 industri yang ada di KIK.
Kerja sama dengan industri pada tahap awal ini, dimulai dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan empat industri di KIK yaitu P.T. Kawasan Industri Kendal, P.T. Borine Technology Indonesia, P.T. BSN Technologies Indonesia, dan P.T. Eclat Textile Indonesia, di Hotel Grand Edge, Semarang, pada Selasa (31/5/2022).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto dalam sambutannya mengatakan, ke-30 industri ini nantinya akan terlibat dalam pengembangan pendidikan di satuan pendidikan vokasi untuk memenuhi SDM yang dibutuhkan.
Baca: Rektor IPB Sediakan Beasiswa Jalur Khusus bagi Anak Petani Kopi Cibulao Bogor
“Penandatanganan PKS ini menjadi bentuk upaya Kemendikbudristek dalam membangun jembatan kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI. Nantinya implementasi kerja sama sendiri akan dilakukan oleh SMK dan perguruan tinggi vokasi, seperti dalam penyusunan kurikulum bersama, pelaksanaan magang, pembelajaran berbasis proyek riil dari industri, dan lain sebagainya sebagaimana tercantum dalam paket link and match 8+i,” katanya, melalui siaran pers, dikutip Kamis (2/6/2022).
Dirjen Wikan juga menjelaskan, Kemendikbudristek sebagai pabrik pencetak SDM vokasi memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang andal untuk meningkatkan daya saing industri.
Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah proses pembelajaran di satuan pendidikan vokasi, baik di level SMK maupun perguruan tinggi yang belum sepenuhnya link and match dengan industri. Hal ini, kata dia, disebabkan belum ada kemitraan yang berkelanjutan dalam proses pembelajaran hingga penyerapan lulusan vokasi.
Baca juga: Mengenal Jurusan Bahasa Korea dan Peluang Kariernya
“Terwujudnya keselarasan melalui penguatan kemitraan akan menghasilkan SDM vokasi yang mampu meningkatkan daya saing industri. Kemitraan yang dibangun adalah kerja sama yang saling menguntungkan, di mana vokasi bisa menjawab persoalan yang dialami DUDI,” ujar Wikan.
Guna memenuhi kebutuhan tersebut, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menjalin kerja sama dengan 30 industri yang ada di KIK.
Kerja sama dengan industri pada tahap awal ini, dimulai dengan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan empat industri di KIK yaitu P.T. Kawasan Industri Kendal, P.T. Borine Technology Indonesia, P.T. BSN Technologies Indonesia, dan P.T. Eclat Textile Indonesia, di Hotel Grand Edge, Semarang, pada Selasa (31/5/2022).
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Wikan Sakarinto dalam sambutannya mengatakan, ke-30 industri ini nantinya akan terlibat dalam pengembangan pendidikan di satuan pendidikan vokasi untuk memenuhi SDM yang dibutuhkan.
Baca: Rektor IPB Sediakan Beasiswa Jalur Khusus bagi Anak Petani Kopi Cibulao Bogor
“Penandatanganan PKS ini menjadi bentuk upaya Kemendikbudristek dalam membangun jembatan kolaborasi antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI. Nantinya implementasi kerja sama sendiri akan dilakukan oleh SMK dan perguruan tinggi vokasi, seperti dalam penyusunan kurikulum bersama, pelaksanaan magang, pembelajaran berbasis proyek riil dari industri, dan lain sebagainya sebagaimana tercantum dalam paket link and match 8+i,” katanya, melalui siaran pers, dikutip Kamis (2/6/2022).
Dirjen Wikan juga menjelaskan, Kemendikbudristek sebagai pabrik pencetak SDM vokasi memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang andal untuk meningkatkan daya saing industri.
Namun, tantangan yang dihadapi saat ini adalah proses pembelajaran di satuan pendidikan vokasi, baik di level SMK maupun perguruan tinggi yang belum sepenuhnya link and match dengan industri. Hal ini, kata dia, disebabkan belum ada kemitraan yang berkelanjutan dalam proses pembelajaran hingga penyerapan lulusan vokasi.
Baca juga: Mengenal Jurusan Bahasa Korea dan Peluang Kariernya
“Terwujudnya keselarasan melalui penguatan kemitraan akan menghasilkan SDM vokasi yang mampu meningkatkan daya saing industri. Kemitraan yang dibangun adalah kerja sama yang saling menguntungkan, di mana vokasi bisa menjawab persoalan yang dialami DUDI,” ujar Wikan.