Tingkatkan Skill dan Talenta Unggul bagi para Pegiat Literasi Digital Sektor Pendidikan

Senin, 04 Juli 2022 - 17:03 WIB
loading...
Tingkatkan Skill dan...
Gerakan Nasional Literasi Digital SiberKreasi menggelar seminar online dengan topik ‘Cakap Bermedia Sosial, Membangun Personal Branding Pegiat Literasi di Era Digital’. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Berdasarkan data survei Indeks Literasi Digital Indonesia 2021 yang dihimpun oleh Katadata Insight Center, status literasi digital Indonesia masih berada di level sedang dengan skor 3.49 dari skala 5.

Survei itu turut mengukur perilaku masyarakat dalam mengakses internet yang lebih banyak dilakukan melalui gawai untuk memperoleh informasi dari media sosial . Di tahun yang sama, We Are Social mencatat data pengguna media sosial di Indonesia pada 2021 mencapai 107 juta pengguna atau sekitar 61.8% dari total populasi masyarakat Indonesia.



Merespon hal itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) berkolaborasi dengan Gerakan Nasional Literasi Digital SiberKreasi menggelar seminar online dengan topik ‘Cakap Bermedia Sosial, Membangun Personal Branding Pegiat Literasi di Era Digital’.

Pada webinar ini, SiberKreasi, khususnya sektor pendidikan Jawa Tengah dan DIY, fokus pada salah satu pilar utama yang dicanangkan oleh Kementerian Kominfo dalam program Indonesia Makin Cakap Digital, yaitu Digital Skills atau Cakap Bermedia Digital untuk menyiapkan talenta digital Indonesia yang unggul dan berdaya.

Webinar ini dimoderatori oleh Ryan Anggara. Menghadirkan tiga narasumber untuk memberi pemahaman menggunakan aplikasi media sosial secara maksimal. Khususnya bagi pegiat literasi di era digital di sektor pendidikan.



Narasumber pertama, Fikri Andhika, Fundraising & Partnership Director Next Generation (NXG) Indonesia dan Tim Penyusun Kurikulum Makin Cakap Digital Siberkreasi Kominfo.

Narasumber kedua, Fithrianti ST., Digital Personal Branding Specialist. Narasumber ketiga, Aidil Wicaksono J., Google Trainer dan Dosen Universitas Gunadarma.

Setelah dibuka oleh moderator dan video sambutan dari Semuel Abrijani Pengerapan, kegiatan dilanjutkan oleh Fikri Andhika untu pemateri pertama dengan materi Etis Bermedia Digital.

Menurut Fikri Andhika, latar belakang perbedaan kultural dan interaksi dengan orang lain di lintas geografi dan budaya, membuat segala aktivitas digital--di ruang digital dan menggunakan media digital--memerlukan etika digital.

Fikri menekankan empat poin utama dalam beretika digital, yakni kesadaran, tanggung jawab, integritas, dan kebajikan. Materi lalu dilanjutkan dengan pembahasan konsekuensi interaksi di dunia digital dan konsekuensi hukum jika melakukan interaksi negatif di dunia digital dengan jeratan sanksi pidana sesuai dengan UU ITE.

“Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan antar insan dalam menghadirkan diri. Kemudian berinteraksi, berpartisipasi, bertransaksi, dan berkolaborasi dengan menggunakan media digital,” ujar Fikri dalam keterangn pers, Senin (4/7/2022).

Materi kedua, yakni Fithrianti ST. Ia memaparkan latar belakang pentingnya personal branding di dunia digital. Di mana, manfaat personal branding adalah membentuk citra diri sesuai keinginan, membangun kepercayaan, memperluas relasi, dan membuka peluang.

“Individu yang cakap bermedia digital mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital. Lalu, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan dan media sosial, serta aplikasi dompet digital, lokapasar, dan transaksi digital,” ujar Fithrianti.

Pemaparan dilanjutkan dengan langkah membangun personal branding di tiga media sosial Facebook, Instagram, dan Tiktok.

Terakhir, pemaparan oleh Aidil Wicaksono J. Ia menjelaskan tentang modal untuk mengetahui kecapakan digital. Di antaranya, mengetahui, memahami, menggunakan, dan mengevaluasi dalam menggunakan media digital.

Aidil menyebutkan, ada 5 proses adaptasi masa kini untuk bisa mengoperasikan media digital. Hal itu meliputi cara berinteraksi, mencapai, belajar, bekerja, serta cara berpikir, yang dilanjutkan dengan tips dan kiat membangun media sosial.

“Bagi seorang yang ingin mengawali membuat media sosial, dia harus siap menerima kegagalan. Terpenting adalah konsisten dan terus bangkit dari kegagalan. Selain itu evaluasi pada kegagalan yang ditemui agar menjadi perbaikan bagi konten selanjutnya,” kata Aidil.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1234 seconds (0.1#10.140)