IPB University Luncurkan Varietas Padi Unggul Baru
loading...
A
A
A
“Terhadap penyakit, varietas IPB 9G bersifat tahan terhadap blas ras 073 dan agak tahan terhadap blas ras 033, 001, dan 051. Namun rentan terhadap blas ras 133,173, 013, 041, dan 023,” terang Dr Hajrial.
Menurutnya, varietas IPB 9G ini toleran terhadap kondisi keracunan Aluminium 40 ppm, namun agak peka terhadap kekeringan. Varietas ini dapat beradaptasi baik di lahan kering subur dan lahan kering masam dataran rendah sampai 700 m di atas permukaan laun (dpl).
Adanya varietas IPB 9G, lanjutnya, diharapkan produktivitas padi di lahan gogo dapat meningkat. Pada kondisi saat ini yang ketersediaan pangan dunia dan nasional menghadapi ancaman serius (akibat perang, perubahan iklim, dsb), inovasi varietas ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih nyata dalam menjaga dan meningkatkan produksi beras nasional.
Keunggulan lain dari varietas IPB 9G, katanya, adalah bahwa ia bersifat amfibi. Maksudnya, selain baik untuk lahan kering/gogo, varietas ini berproduksi baik pula jika ditanam pada lahan sawah irigasi. Dari pertanaman-pertanaman yang dicoba oleh petani, produktivitasnya pada lahan sawah irigasi mencapai 10 ton/ha, bahkan ada yang mencapai angka ubinan 12 ton/ha.
“IPB University berharap varietas IPB 9G ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam produksi padi di lahan darat. Pada pemanfaatan pertanaman pada lahan darat, seperti data ketahanan terhadap penyakit blas yang agak bervariasi pada beberapa ras di atas, para pengguna benih varietas ini diharapkan dapat mengamati ketahanan penyakit blas untuk lokasi pemakaian lahan budidayanya,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini penting mengingat penyakit blas merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya padi di lahan darat/gogo.
“Untuk persawahan irigasi biasa, selain var IPB 3S, varietas IPB 9G ini dapat menjadi alternatif pergiliran varietas dengan hasil yang juga unggul/tinggi,” tandasnya
Menurutnya, varietas IPB 9G ini toleran terhadap kondisi keracunan Aluminium 40 ppm, namun agak peka terhadap kekeringan. Varietas ini dapat beradaptasi baik di lahan kering subur dan lahan kering masam dataran rendah sampai 700 m di atas permukaan laun (dpl).
Adanya varietas IPB 9G, lanjutnya, diharapkan produktivitas padi di lahan gogo dapat meningkat. Pada kondisi saat ini yang ketersediaan pangan dunia dan nasional menghadapi ancaman serius (akibat perang, perubahan iklim, dsb), inovasi varietas ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih nyata dalam menjaga dan meningkatkan produksi beras nasional.
Keunggulan lain dari varietas IPB 9G, katanya, adalah bahwa ia bersifat amfibi. Maksudnya, selain baik untuk lahan kering/gogo, varietas ini berproduksi baik pula jika ditanam pada lahan sawah irigasi. Dari pertanaman-pertanaman yang dicoba oleh petani, produktivitasnya pada lahan sawah irigasi mencapai 10 ton/ha, bahkan ada yang mencapai angka ubinan 12 ton/ha.
“IPB University berharap varietas IPB 9G ini dapat dimanfaatkan oleh masyarakat dalam produksi padi di lahan darat. Pada pemanfaatan pertanaman pada lahan darat, seperti data ketahanan terhadap penyakit blas yang agak bervariasi pada beberapa ras di atas, para pengguna benih varietas ini diharapkan dapat mengamati ketahanan penyakit blas untuk lokasi pemakaian lahan budidayanya,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini penting mengingat penyakit blas merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya padi di lahan darat/gogo.
“Untuk persawahan irigasi biasa, selain var IPB 3S, varietas IPB 9G ini dapat menjadi alternatif pergiliran varietas dengan hasil yang juga unggul/tinggi,” tandasnya
(nnz)