Kemendikbud: Merdeka Belajar Terinspirasi Filosofi Ki Hadjar Dewantara

Selasa, 14 Juli 2020 - 06:15 WIB
loading...
Kemendikbud: Merdeka...
FOTO/SINDOnews/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Kepala Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan ( Kemendikbud ) Evy Mulyani mengungkapkan bahwa slogan “ Merdeka Belajar ” yang menjadi arah kebijakan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim terinspirasi dari filosofi Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hadjar Dewantara.

Evy menjelaskan, sosok Ki Hadjar Dewantara mengajarkan semangat dan cara mendidik anak Indonesia untuk menjadi manusia yang merdeka batinnya, merdeka pikirnya, dan merdeka raga atau tenaganya. Hal inilah yang menjadi acuan slogan Merdeka Belajar yang dijalankan Kemendikbud saat ini. “Filosofi inilah yang menjadi akar Merdeka Belajar yang dijalankan Kemendikbud saat ini,” kata Evy kepada wartawan di Jakarta.

Dia menyatakan, Merdeka Belajar telah melalui pembahasan dengan berbagai pihak dari berbagai latar belakang keilmuan mulai hukum, sosial, etika, dan aspek pendidikan lainnya. (Baca juga: Kemendikbud Tunggu Laporan Daerah Terkait Pembukaan Sekolah di Zona Hijau

Dalam menyelenggarakan pembangunan pendidikan nasional, pemerintah melalui Kemendikbud senantiasa mengedepankan prinsip gotong royong, mulai dari perumusan hingga pelaksanaan berbagai program dan kebijakan.

“Peran serta berbagai pihak dalam gotong-royong membangun pendidikan nasional merupakan keniscayaan dan faktor penting yang hendaknya semakin diperkuat,” ujarnya.

Evy menyebut, semangat Merdeka Belajar pun sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Mendikbud Nadiem. Di mana kepala negara meminta agar menciptakan ekosistem pendidikan nasional yang lebih sehat dengan menghadirkan iklim inovasi, sehingga mampu menghasilkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkarakter. “Hal ini bertujuan untuk mewujudkan Indonesia Maju yang menjadi visi Presiden,” tandasnya.

Lebih lanjut secara khusus Presiden Jokowi pun mendorong agar Mendikbud melakukan deregulasi dan debirokratisasi di lingkungan pendidikan. Reformasi pendidikan nasional tersebut memerlukan dukungan dari berbagai pihak.

“Menurut Presiden, tidak hanya dilakukan kementerian dan lembaga, reformasi pendidikan menjadi upaya bersama masyarakat, pemerintah daerah, serta kemitraan dengan swasta,” tandas Evy.
(nbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5429 seconds (0.1#10.140)