Sejarah Munculnya Tradisi Bagi-bagi Angpau Saat Lebaran
Senin, 24 April 2023 - 07:25 WIB
Pemberian angpau lebaran menggunakan uang baru saat ini sedang tren. Bahkan jasa penukaran uang menjelang lebaran tengah menjamur di berbagai daerah. Tren ini ternyata berkembang sekitar tahun 90an, masyarakat lebih nyaman menggunakan uang baru daripada uang lama karena menganggap lebih pantas.
“Hari raya yang identik dengan sesuatu yang suci. Makanya semuanya serba baru seperti baju, sepatu, hingga uang baru,” jelasnya.
Baca juga: 6 Peristiwa Bersejarah Dunia yang Terjadi di Bulan Ramadan, No 4 Puncak Perjuangan RI
“Orang berpikiran bahwa alangkah lebih baik memberi seseorang dengan sesuatu yang baru daripada yang lama. Makanya jasa penukaran uang baru sekarang sedang menjamur,” imbuhnya.
Meski demikian dampak positif dan negatif tetap mengiringi berjalannya budaya ini. Dampak positif dari pemberian angpau lebaran dapat meningkatkan semangat untuk bersilaturahmi. Namun Moordiati menuturkan silaturahmi tidak lagi dengan niat sebagai silaturahmi saja. “Negatifnya niat silaturahmi jadi tidak murni dan hal ini tidak mendidik,” tuturnya.
Sementara dampak negatif dari pemberian angpau ialah menjadikan mental seseorang menjadi mental seorang peminta. “Ini menarik karena dapat menjadikan mentalitas seseorang sebagai peminta. Jadi ke rumah sanak saudara meminta untuk diberi uang. Meskipun saat pemberian ada aturannya harus baris-berbaris atau lainnya,” tutupnya.
“Hari raya yang identik dengan sesuatu yang suci. Makanya semuanya serba baru seperti baju, sepatu, hingga uang baru,” jelasnya.
Baca juga: 6 Peristiwa Bersejarah Dunia yang Terjadi di Bulan Ramadan, No 4 Puncak Perjuangan RI
“Orang berpikiran bahwa alangkah lebih baik memberi seseorang dengan sesuatu yang baru daripada yang lama. Makanya jasa penukaran uang baru sekarang sedang menjamur,” imbuhnya.
Dampak Positif dan Negatif
Meski demikian dampak positif dan negatif tetap mengiringi berjalannya budaya ini. Dampak positif dari pemberian angpau lebaran dapat meningkatkan semangat untuk bersilaturahmi. Namun Moordiati menuturkan silaturahmi tidak lagi dengan niat sebagai silaturahmi saja. “Negatifnya niat silaturahmi jadi tidak murni dan hal ini tidak mendidik,” tuturnya.
Sementara dampak negatif dari pemberian angpau ialah menjadikan mental seseorang menjadi mental seorang peminta. “Ini menarik karena dapat menjadikan mentalitas seseorang sebagai peminta. Jadi ke rumah sanak saudara meminta untuk diberi uang. Meskipun saat pemberian ada aturannya harus baris-berbaris atau lainnya,” tutupnya.
(nnz)
tulis komentar anda