Indahnya Tradisi Lebaran di Berbagai Negara, No 3 Kota Sejuta Lampu
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hari Raya Idulfitri 1444 H dirayakan di seluruh dunia pada April ini. Berbagai negara merayakannya dengan keseruan dan keunikan di hari lebaran ini.
Setelah satu bulan lamanya umat muslim menjalankan ibadah puasa, tibalah hari kemenangan setelah berjuang melawan lapar, haus, dan juga hawa nafsu.
Di Indonesia, para perantau di kota besar akan mudik ke kampung halamannya guna berlebaran dengan sanak keluarga. Pemerintah memperkirakan jumlah pemudik sebanyak 123.8 juta orang di Idulfitri 2023 ini.
Menu lebaran tersaji untuk dimakan setelah Salat Idulfitri adalah ketupat, opor, rendang, sambal goreng ati, dan beragam kue-kue khas lebaran seperti nastar, kastangel, putri salju, dan lainnya.
Itulah yang terjadi saat lebaran di Indonesia. Lalu bagaimana dengan tradisi lebaran di berbagai negara lain? Dikutip dari laman Ruangguru, berikut ini informasinya.
Baca juga: Idulfitri 1444 H, Mendikbudristek: Hari Kemenangan Energi untuk Majukan Pendidikan dan Kebudayaan
Pertama kita intip negara tetangga kita, Malaysia. Warga di negeri jiran ini turut merayakan Lebaran dengan ketupat, lontong, dan rendang seperti halnya di Tanah Air.
Setelah menjalankan salat id, mereka melanjutkannya dengan berziarah ke makam orang tua dan berkumpul dengan sanak keluarga. Mereka pun saling berbagi hadiah berupa uang untuk anak-anak.
Kemudian kita lanjut ke juga negeri tetangga kita, Australia. Meski bukan negara muslim namun Australia turut merayakan lebaran dengan meriah.
Industri dan perusahaan di sana memberikan toleransi bagi karyawan muslim untuk mendapat libur guna menyambut hari raya Idulfitri. Di kawasan yang mayoritas dihuni umat muslim juga dapat menggunakan jalan umum untuk melaksanakan salat id.
Saat Ramadan tiba, Kairo berubah menjadi kota sejuta lampu. Tradisi memasang lampu tradisional di seluruh rumah sudah dimulai sejak zaman Dinasti Fattimiyah. Lampu yang dipasang ini disebut lampu Fanus.
Tujuan menjalankan tradisi ini yaitu menyambut kedatangan pasukan Raja Mesir yang akan mengunjugni Kairo. Tidak perlu heran kalau sebelum puasa, masyarakat Kairo beramai-ramai belanja lampu.
Perayaan Idulfitri di Mesir berlangsung meriah. Seluruh sekolah, kampus, kantor pemerintahan, dan restoran tutup. Tetangga, teman, dan saudara akan saling berkunjung. Makanan khasnya adalah Kahk, cookies yang diisi kacang dan ditabur gula.
Setelah satu bulan lamanya umat muslim menjalankan ibadah puasa, tibalah hari kemenangan setelah berjuang melawan lapar, haus, dan juga hawa nafsu.
Di Indonesia, para perantau di kota besar akan mudik ke kampung halamannya guna berlebaran dengan sanak keluarga. Pemerintah memperkirakan jumlah pemudik sebanyak 123.8 juta orang di Idulfitri 2023 ini.
Menu lebaran tersaji untuk dimakan setelah Salat Idulfitri adalah ketupat, opor, rendang, sambal goreng ati, dan beragam kue-kue khas lebaran seperti nastar, kastangel, putri salju, dan lainnya.
Itulah yang terjadi saat lebaran di Indonesia. Lalu bagaimana dengan tradisi lebaran di berbagai negara lain? Dikutip dari laman Ruangguru, berikut ini informasinya.
Baca juga: Idulfitri 1444 H, Mendikbudristek: Hari Kemenangan Energi untuk Majukan Pendidikan dan Kebudayaan
Tradisi Merayakan Lebaran di 10 Negara di Dunia
1. Malaysia
Pertama kita intip negara tetangga kita, Malaysia. Warga di negeri jiran ini turut merayakan Lebaran dengan ketupat, lontong, dan rendang seperti halnya di Tanah Air.
Setelah menjalankan salat id, mereka melanjutkannya dengan berziarah ke makam orang tua dan berkumpul dengan sanak keluarga. Mereka pun saling berbagi hadiah berupa uang untuk anak-anak.
2. Australia
Kemudian kita lanjut ke juga negeri tetangga kita, Australia. Meski bukan negara muslim namun Australia turut merayakan lebaran dengan meriah.
Industri dan perusahaan di sana memberikan toleransi bagi karyawan muslim untuk mendapat libur guna menyambut hari raya Idulfitri. Di kawasan yang mayoritas dihuni umat muslim juga dapat menggunakan jalan umum untuk melaksanakan salat id.
3. Mesir
Saat Ramadan tiba, Kairo berubah menjadi kota sejuta lampu. Tradisi memasang lampu tradisional di seluruh rumah sudah dimulai sejak zaman Dinasti Fattimiyah. Lampu yang dipasang ini disebut lampu Fanus.
Tujuan menjalankan tradisi ini yaitu menyambut kedatangan pasukan Raja Mesir yang akan mengunjugni Kairo. Tidak perlu heran kalau sebelum puasa, masyarakat Kairo beramai-ramai belanja lampu.
Perayaan Idulfitri di Mesir berlangsung meriah. Seluruh sekolah, kampus, kantor pemerintahan, dan restoran tutup. Tetangga, teman, dan saudara akan saling berkunjung. Makanan khasnya adalah Kahk, cookies yang diisi kacang dan ditabur gula.