Kisah Arip Muttaqien, Alumni Generasi Pertama Beasiswa LPDP Kini Berkarier di Sekretariat ASEAN
Minggu, 08 Oktober 2023 - 13:01 WIB
Ariep tertarik dengan program tersebut untuk belajar tentang kebijakan publik secara teoritis dan teknis. Ini sejalan dengan pekerjaan Arip sebelumnya yang banyak bersinggungan dengan bidang kemiskinan, kesehatan, dan pendidikan.
Tesisnya membahas tentang dinamika kemiskinan di Indonesia dalam kurun 1993 sampai 2007 yang mengekspos perubahan tingkat kemiskinan untuk diketahui faktor apa yang berperan signifikan. Arip lalu melanjutkan untuk mengambil gelar PhD Ekonomi dan lulus studi pada 2019 di kampus dan dibiayai oleh LPDP kembali.
Disertasi Arip mengangkat tentang perbedaan distribusi kesejahteraan (income inequality) di antara tiga negara yang menyumbang hampir 40 persen populasi dunia, yaitu China, India, dan Indonesia.
Baca juga: Berminat Studi ke Kanada? Ini Beasiswa S1 Unggulan dari Universitas Toronto
Ada banyak faktor yang diungkap dan mempengaruhinya, seperti struktur demografi, sistem ketenagakerjaan, dan lainnya yang menyebabkan ketidakmerataan kesejahteraan.
Walaupun Arip lulusan teknik namun dia ternyata tidak tertarik untuk bekerja di jurusan terkait. Dia malah terjun ke bidang ekonomi dan kebijakan publik.
Setelah mencoba sana-sini, akhirnya ia diterima di MarkPlus, Inc perusahaan konsultan multinasional yang berkantor di Jakarta. Setahun bekerja, Arip berpikir untuk mengambil kuliah lagi. Namun, alih-alih meneruskan pendidikan di dunia teknik, ia justru tertarik mengambil magister ekonomi di Toulouse School of Economic di Prancis. Kala itu ia menggunakan beasiswa Eiffel Scholarship dari Kementerian Luar Negeri Prancis.
“Saya ingat selepas selesai kuliah sarjana, dosen pembimbing skripsi saya mengajak saya untuk melakukan asesmen terhadap salah satu program pengentasan kemiskinan di salah satu kementerian. Sejak saat itu saya jadi lebih tertarik untuk mendalami isu-isu terkait pembangunan.”
Tesisnya membahas tentang dinamika kemiskinan di Indonesia dalam kurun 1993 sampai 2007 yang mengekspos perubahan tingkat kemiskinan untuk diketahui faktor apa yang berperan signifikan. Arip lalu melanjutkan untuk mengambil gelar PhD Ekonomi dan lulus studi pada 2019 di kampus dan dibiayai oleh LPDP kembali.
Disertasi Arip mengangkat tentang perbedaan distribusi kesejahteraan (income inequality) di antara tiga negara yang menyumbang hampir 40 persen populasi dunia, yaitu China, India, dan Indonesia.
Baca juga: Berminat Studi ke Kanada? Ini Beasiswa S1 Unggulan dari Universitas Toronto
Ada banyak faktor yang diungkap dan mempengaruhinya, seperti struktur demografi, sistem ketenagakerjaan, dan lainnya yang menyebabkan ketidakmerataan kesejahteraan.
LulusanTeknik yang Tertarik dengan Ekonomi dan Kebijakan Publik
Walaupun Arip lulusan teknik namun dia ternyata tidak tertarik untuk bekerja di jurusan terkait. Dia malah terjun ke bidang ekonomi dan kebijakan publik.
Setelah mencoba sana-sini, akhirnya ia diterima di MarkPlus, Inc perusahaan konsultan multinasional yang berkantor di Jakarta. Setahun bekerja, Arip berpikir untuk mengambil kuliah lagi. Namun, alih-alih meneruskan pendidikan di dunia teknik, ia justru tertarik mengambil magister ekonomi di Toulouse School of Economic di Prancis. Kala itu ia menggunakan beasiswa Eiffel Scholarship dari Kementerian Luar Negeri Prancis.
“Saya ingat selepas selesai kuliah sarjana, dosen pembimbing skripsi saya mengajak saya untuk melakukan asesmen terhadap salah satu program pengentasan kemiskinan di salah satu kementerian. Sejak saat itu saya jadi lebih tertarik untuk mendalami isu-isu terkait pembangunan.”
Lihat Juga :
tulis komentar anda