Rektor Marsudi: Guru Besar Harus Memberi Manfaat yang Besar untuk Masyarakat
Rabu, 11 Desember 2024 - 16:40 WIB
Sehingga ia menargetkan dalam jangka waktu empat tahun ke depan, jumlah Guru Besar yang dimiliki UP bisa mencapai 72 orang. Untuk mencapainya, ungkap Rektor sejumlah program akselerasi dilakukan, salah satunya mendorong calon Guru Besar yang telah memenuhi syarat dipercepat.
"Apa yang kurang akan kita bantu, lalu kita dorong dosen muda untuk menaikkan jejak kepangkatannya. Kalau dosen dalam empat tahun tidak naik pangkatnya mungkin tidak cocok menjadi dosen tapi di tempat lain saja," ujarnya.
Rektor Marsudi menjelaskan Guru Besar pada dasarnya mempunyai tiga fungsi penting. Pertama Guru Besar adalah seorang yang memiliki kebebasan mimbar akademik. Ia memiliki kewenangan mengembangkan ilmu pengetahuan. Kedua, seorang Guru Besar juga memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki agar berguna bagi masyarakat, tidak hanya berhenti pada tulisan di jurnal tetapi diaplikasikan di masyarakat. Ketiga Guru Besar berarti harus bisa menjadi panutan bagi masyarakat.
Sementara itu Prof. Dede Lia dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Peran Teknologi Manufaktur dan Otomasi dalam Pengembangan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan menyatakan teknologi manufaktur dan otomasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan dan implementasi pembangkit listrik EBT, seiring dengan upaya mencari sumber energi yang bersih dan berkelanjutan.
Ia juga menyatakan potensi EBT di Indonesia sangat besar, namun pemanfaatannya baru 0,3% . Perkembangan teknologi manufaktur dan otomasi telah membuka peluang peningkatan efisiensi dan kinerja dari pembangkit listrik EBT, namun masih
banyak tantangan yang harus dihadapi.
Beberapa tantangan perkembangan tersebut di antaranya adalah rendahnya efisiensi pembangkitan listrik, ketergantungan terhadap material yang mahal, belum ramah terhadap lingkungan terkait dengan pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur, dan biaya investasi awal yang tinggi.
Dengan permasalah tersebut ia menilai sangat penting kehadiran Pemerintah untuk melahirkan kebijakan dan penggelontoran dana.
Sementara itu Prof. Dr. La Ode Mohammad Firman, ST. MT dalam orasi ilmiah yang berjudul Pengelolaan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) menggunakan konsep Green dan Zero Waste, dan juga Teknologi Mesin Pengering menyatakan bahwa Energi terbarukan berupa Waste to Energy, Energi Surya dan Biomassa serta energi air, sangat melimpah di setiap wilayah perkotaan atau pun pedesaan.
Itulah sebabnya energi terbarukan tersebut dinilai penting serta sangat layak dikembangkan dan diterapkan, agar mengurangi penggunaan bahan bakar konvensional.
"Apa yang kurang akan kita bantu, lalu kita dorong dosen muda untuk menaikkan jejak kepangkatannya. Kalau dosen dalam empat tahun tidak naik pangkatnya mungkin tidak cocok menjadi dosen tapi di tempat lain saja," ujarnya.
Rektor Marsudi menjelaskan Guru Besar pada dasarnya mempunyai tiga fungsi penting. Pertama Guru Besar adalah seorang yang memiliki kebebasan mimbar akademik. Ia memiliki kewenangan mengembangkan ilmu pengetahuan. Kedua, seorang Guru Besar juga memanfaatkan ilmu pengetahuan yang dimiliki agar berguna bagi masyarakat, tidak hanya berhenti pada tulisan di jurnal tetapi diaplikasikan di masyarakat. Ketiga Guru Besar berarti harus bisa menjadi panutan bagi masyarakat.
Sementara itu Prof. Dede Lia dalam orasi ilmiahnya yang berjudul Peran Teknologi Manufaktur dan Otomasi dalam Pengembangan Pembangkit Listrik Energi Baru dan Terbarukan menyatakan teknologi manufaktur dan otomasi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan dan implementasi pembangkit listrik EBT, seiring dengan upaya mencari sumber energi yang bersih dan berkelanjutan.
Ia juga menyatakan potensi EBT di Indonesia sangat besar, namun pemanfaatannya baru 0,3% . Perkembangan teknologi manufaktur dan otomasi telah membuka peluang peningkatan efisiensi dan kinerja dari pembangkit listrik EBT, namun masih
banyak tantangan yang harus dihadapi.
Beberapa tantangan perkembangan tersebut di antaranya adalah rendahnya efisiensi pembangkitan listrik, ketergantungan terhadap material yang mahal, belum ramah terhadap lingkungan terkait dengan pembukaan lahan dan pembangunan infrastruktur, dan biaya investasi awal yang tinggi.
Dengan permasalah tersebut ia menilai sangat penting kehadiran Pemerintah untuk melahirkan kebijakan dan penggelontoran dana.
Sementara itu Prof. Dr. La Ode Mohammad Firman, ST. MT dalam orasi ilmiah yang berjudul Pengelolaan Sampah menjadi Energi (Waste to Energy) menggunakan konsep Green dan Zero Waste, dan juga Teknologi Mesin Pengering menyatakan bahwa Energi terbarukan berupa Waste to Energy, Energi Surya dan Biomassa serta energi air, sangat melimpah di setiap wilayah perkotaan atau pun pedesaan.
Itulah sebabnya energi terbarukan tersebut dinilai penting serta sangat layak dikembangkan dan diterapkan, agar mengurangi penggunaan bahan bakar konvensional.
Lihat Juga :
tulis komentar anda