EvoGreen, Inovasi 2 Mahasiswa ITS untuk Tangani Polusi Udara di Indonesia
Sabtu, 01 Mei 2021 - 07:32 WIB
JAKARTA - Tingkat polusi udara di Indonesia yang diakibatkan oleh banyaknya kendaraan bermotor masih terhitung cukup tinggi. Melihat kondisi tersebut, tim mahasiswa ITS menggagas inovasi EvoGreen untuk membantu mengurangi tingginya polusi udara.
Mereka adalah Hartandi Wisnumukti dan I Made Ayu Nandini dari Departemen Teknik Elektro ITS angkatan 2018. Tergabung dalam sebuah tim, keduanya merancang alat pengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) dengan menggunakan alga yang diberi nama EvoGreen.
Menurut Hartandi Wisnumukti, inovasi EvoGreen ini diangkat dari buruknya kualitas udara di Indonesia yang tiga kali di bawah standar WHO yakni sebesar PM 2,5. Kondisi ini menjadikan Indonesia berada pada peringkat ke-9 dalam indeks polusi udara.
Sehingga urgensi Indonesia saat ini adalah menciptakan cara baru untuk membersihkan polusi udara yang ada. “Ini sejalan dengan tujuan kami membuat EvoGreen yakni untuk mengurangi polusi udara,” katanya melalui siaran pers, Rabu (28/4).
Mahasiswa yang akrab disapa Tandi tersebut menjelaskan, EvoGreen adalah Schneider Electric Homes Bio Reactor guna menangkap CO2 untuk menciptakan udara yang lebih bersih. Bioreaktor ini dibuat dengan maksud tertentu yakni membuat habitat buatan untuk alga hidup.
Menurutnya, Alga dipilih sebab telah terbukti dapat menangkap CO2 lebih baik daripada tumbuhan biasa. “Selain itu alga juga lebih fleksibel dalam hal perawatannya,” jelasnya.
Tandi mengatakan, EvoGreen bekerja dengan menyedot udara kotor dari lingkungan yang kemudian akan disimpan di tangki kotor. Setelahnya, campuran alga dan udara kotor tadi akan dipompa ke rangkaian pipa bening agar alga tersebut dapat melakukan proses fotosintesis dan mengubah CO2 menjadi O2.
Mereka adalah Hartandi Wisnumukti dan I Made Ayu Nandini dari Departemen Teknik Elektro ITS angkatan 2018. Tergabung dalam sebuah tim, keduanya merancang alat pengubah karbon dioksida (CO2) menjadi oksigen (O2) dengan menggunakan alga yang diberi nama EvoGreen.
Menurut Hartandi Wisnumukti, inovasi EvoGreen ini diangkat dari buruknya kualitas udara di Indonesia yang tiga kali di bawah standar WHO yakni sebesar PM 2,5. Kondisi ini menjadikan Indonesia berada pada peringkat ke-9 dalam indeks polusi udara.
Sehingga urgensi Indonesia saat ini adalah menciptakan cara baru untuk membersihkan polusi udara yang ada. “Ini sejalan dengan tujuan kami membuat EvoGreen yakni untuk mengurangi polusi udara,” katanya melalui siaran pers, Rabu (28/4).
Mahasiswa yang akrab disapa Tandi tersebut menjelaskan, EvoGreen adalah Schneider Electric Homes Bio Reactor guna menangkap CO2 untuk menciptakan udara yang lebih bersih. Bioreaktor ini dibuat dengan maksud tertentu yakni membuat habitat buatan untuk alga hidup.
Menurutnya, Alga dipilih sebab telah terbukti dapat menangkap CO2 lebih baik daripada tumbuhan biasa. “Selain itu alga juga lebih fleksibel dalam hal perawatannya,” jelasnya.
Tandi mengatakan, EvoGreen bekerja dengan menyedot udara kotor dari lingkungan yang kemudian akan disimpan di tangki kotor. Setelahnya, campuran alga dan udara kotor tadi akan dipompa ke rangkaian pipa bening agar alga tersebut dapat melakukan proses fotosintesis dan mengubah CO2 menjadi O2.
tulis komentar anda