EvoGreen, Inovasi 2 Mahasiswa ITS untuk Tangani Polusi Udara di Indonesia
Sabtu, 01 Mei 2021 - 07:32 WIB
“Sehingga proses panjang ini akan menghasilkan oksigen yang dapat dilepaskan kembali ke udara,” terangnya.
EvoGreen ini bekerja bukan sebagai air purifier biasa namun sebagai pengonversi karbon dioksida menjadi oksigen. Sehingga alat ini bukan hanya berpengaruh pada manusia, tetapi juga kepada lingkungan sekitar. Selain itu, dengan dilakukan proses lebih lanjut, alga yang telah digunakan pun dapat dijadikan biomassa.
Menurut Tandi, EvoGreen ini dapat menyerap 10 kali lebih efisien daripada pohon dan dapat dipasang di rumah, sehingga semua orang dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon.
Selain itu, EvoGreen juga diintegrasikan secara digital dengan AVEVA (perangkat rumah pintar) yang membuat pengguna bisa mendapatkan data secara real time melalui aplikasi tersebut. “Konsep terbaru inilah yang nampaknya memikat para juri saat kami mengikuti kompetisi,” tandasnya
Berdasarkan inovasinya tersebut, tim ini telah berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi Schneider Go Green 2021, awal April lalu. Dalam ajang yang diselenggarakan oleh Schneider Electric tersebut, tim ini berhasil mengalahkan 121 proposal lainnya se-Indonesia. “Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa bagi karya kami,” tuturnya bangga.
Alumnus SMAN 3 Madiun ini berharap bahwa EvoGreen buatan timnya ke depan dapat direalisasikan di Indonesia. Sebab alat rancangannya ini sudah sampai tahap prototyping pada technology readiness level-nya dan juga sudah berkoordinasi dengan pihak Schneider Electric terkait desain prototipenya.
EvoGreen ini bekerja bukan sebagai air purifier biasa namun sebagai pengonversi karbon dioksida menjadi oksigen. Sehingga alat ini bukan hanya berpengaruh pada manusia, tetapi juga kepada lingkungan sekitar. Selain itu, dengan dilakukan proses lebih lanjut, alga yang telah digunakan pun dapat dijadikan biomassa.
Menurut Tandi, EvoGreen ini dapat menyerap 10 kali lebih efisien daripada pohon dan dapat dipasang di rumah, sehingga semua orang dapat berkontribusi dalam mengurangi jejak karbon.
Selain itu, EvoGreen juga diintegrasikan secara digital dengan AVEVA (perangkat rumah pintar) yang membuat pengguna bisa mendapatkan data secara real time melalui aplikasi tersebut. “Konsep terbaru inilah yang nampaknya memikat para juri saat kami mengikuti kompetisi,” tandasnya
Berdasarkan inovasinya tersebut, tim ini telah berhasil meraih juara kedua dalam kompetisi Schneider Go Green 2021, awal April lalu. Dalam ajang yang diselenggarakan oleh Schneider Electric tersebut, tim ini berhasil mengalahkan 121 proposal lainnya se-Indonesia. “Hal ini merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa bagi karya kami,” tuturnya bangga.
Alumnus SMAN 3 Madiun ini berharap bahwa EvoGreen buatan timnya ke depan dapat direalisasikan di Indonesia. Sebab alat rancangannya ini sudah sampai tahap prototyping pada technology readiness level-nya dan juga sudah berkoordinasi dengan pihak Schneider Electric terkait desain prototipenya.
(mpw)
tulis komentar anda