Keren! Siswi Berkebutuhan Khusus Ini Raih 5 Medali di Ajang Internasional
Kamis, 09 September 2021 - 20:11 WIB
Ia juga mengapresiasi semua karya lomba siswa berkebutuhan khusus dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021. Wiena berpesan untuk semua anak kebutuhan khusus agar tidak menganggap diri sendiri lemah dan harus percaya diri bahwa setiap anak memiliki talenta untuk diapresiasi, bahkan level internasional.
Siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 memiliki keterbatasan dalam indera pendengaran. Sebanyak sembilan peserta dari Indonesia itu merupakan tuna rungu sehingga setiap siswa didampingi oleh seorang guru pendamping.
Guru pendamping dari Provinsi Bangka Belitung, Puspitasari, mengungkapkan kisahnya dalam mendampingi Griska Septiana dari SLB Negeri Muntok, Kepulauan Bangka Belitung. Griska merupakan peraih Medali Perak pada Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) PDBK tahun 2020.
Meskipun Griska belum berhasil meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021, perjuangan Griska dan motivasinya patut menjadi inspirasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.
Puspitasari mengungkapkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi selama persiapan dan pelaksanaan lomba. “Kalau tantangan pasti ada karena siswa kita semuanya penyandang tuna rungu. Kami selaku pendamping pasti merasa kesulitan karena selama ini yang kami ajarkan hanya sebatas make up fantasi, sedangkan di Cidesco ini siswa harus mampu di bidang body painting, itu keseluruhan badan,” tuturnya.
Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 mengangkat tema “Beauty of Tropical Paradise”. Dari tema tersebut, Puspitasari dan Griska mengangkat tema “Green Iguana”. Tema tersebut menjadi kesepakatan keduanya setelah melalui proses diskusi.
Puspitasari mengatakan, ia dan Griska selalu bekerja sama dan berdiskusi untuk mencapai kesepakatan dalam melakukan latihan dan persiapan lomba. Menurutnya, Griska termasuk anak yang mudah diajak diskusi meskipun usianya termasuk yang paling muda di antara peserta lain, yaitu 16 tahun.
Puspitasari kemudian menyampaikan pesan kepada anak-anak berkebutuhan khusus lainnya di Indonesia agar tidak takut berkompetisi dan pandai mencari peluang.
“Kita aja kalau dipikirin logis, anak disabilitas ini saingannya dengan orang profesional, dengan orang normal. Itu kalau dipikirin pakai logika, orang nggak tahu. Emangnya bisa? Tapi hari ini dibuktikan bahwa siswa (berkebutuhan khusus) Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional dengan orang-orang normal,” tuturnya sambil meneteskan air mata karena bangga dengan capaian Griska.
Cidesco Make Up And Body Art Competition adalah kompetisi tahunan tingkat internasional dalam bidang kecantikan yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi penata rias terbaik di dunia.
Siswa berkebutuhan khusus yang mengikuti Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 memiliki keterbatasan dalam indera pendengaran. Sebanyak sembilan peserta dari Indonesia itu merupakan tuna rungu sehingga setiap siswa didampingi oleh seorang guru pendamping.
Guru pendamping dari Provinsi Bangka Belitung, Puspitasari, mengungkapkan kisahnya dalam mendampingi Griska Septiana dari SLB Negeri Muntok, Kepulauan Bangka Belitung. Griska merupakan peraih Medali Perak pada Lomba Kompetensi Siswa Nasional (LKSN) PDBK tahun 2020.
Meskipun Griska belum berhasil meraih penghargaan dalam Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021, perjuangan Griska dan motivasinya patut menjadi inspirasi bagi anak-anak berkebutuhan khusus lainnya.
Puspitasari mengungkapkan tantangan dan kesulitan yang dihadapi selama persiapan dan pelaksanaan lomba. “Kalau tantangan pasti ada karena siswa kita semuanya penyandang tuna rungu. Kami selaku pendamping pasti merasa kesulitan karena selama ini yang kami ajarkan hanya sebatas make up fantasi, sedangkan di Cidesco ini siswa harus mampu di bidang body painting, itu keseluruhan badan,” tuturnya.
Cidesco Make Up and Body Art Competition 2021 mengangkat tema “Beauty of Tropical Paradise”. Dari tema tersebut, Puspitasari dan Griska mengangkat tema “Green Iguana”. Tema tersebut menjadi kesepakatan keduanya setelah melalui proses diskusi.
Puspitasari mengatakan, ia dan Griska selalu bekerja sama dan berdiskusi untuk mencapai kesepakatan dalam melakukan latihan dan persiapan lomba. Menurutnya, Griska termasuk anak yang mudah diajak diskusi meskipun usianya termasuk yang paling muda di antara peserta lain, yaitu 16 tahun.
Puspitasari kemudian menyampaikan pesan kepada anak-anak berkebutuhan khusus lainnya di Indonesia agar tidak takut berkompetisi dan pandai mencari peluang.
“Kita aja kalau dipikirin logis, anak disabilitas ini saingannya dengan orang profesional, dengan orang normal. Itu kalau dipikirin pakai logika, orang nggak tahu. Emangnya bisa? Tapi hari ini dibuktikan bahwa siswa (berkebutuhan khusus) Indonesia bisa bersaing di tingkat internasional dengan orang-orang normal,” tuturnya sambil meneteskan air mata karena bangga dengan capaian Griska.
Cidesco Make Up And Body Art Competition adalah kompetisi tahunan tingkat internasional dalam bidang kecantikan yang ditujukan untuk mengidentifikasi dan mengapresiasi penata rias terbaik di dunia.
tulis komentar anda