Begini Cara Kurangi Kecemasan untuk Hadapi PTM dari Akademisi Undip
Senin, 31 Januari 2022 - 19:34 WIB
"Serta diskusikan dengan guru bagaimana jadwal hariannya, bicarakan tentang fleksibilitasnya, dan komunikasikan bagaimana sekolah akan meninjau jadwal PTM untuk melihat apakah itu berhasil atau perlu di ubah," lanjutnya.
Selain itu, bisa juga menanyakan ke guru jadwal cadangan jika PTM harus kembali ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena kasus Covid-19 yang meningkat. Komunikasi antara anak, guru, dan pihak sekolah itu sebaiknya cukup intens dilakukan sehingga anak akan merasa aman.
dr. Natalia menyebutkan, beberapa anak mempunyai sikap yang berbeda terhadap PTM. Beberapa anak akan merasa senang bertemu dengan teman sebaya dan guru mereka.
Namun, ada beberapa anak lainnya yang telah menyesuaikan diri dengan PJJ di rumah mereka masing-masing, sehingga akan merasa kewalahan dengan lingkungan sosial yang baru. Tentunya ini akan mempengaruhi proses pembelajaran.
“Meskipun PTM biasanya baik untuk kesehatan fisik dan mental mereka secara keseluruhan, mungkin perlu beberapa saat bagi mereka untuk beradaptasi kembali. Jadi sebetulnya anak-anak itu takut, tapi anak itu bisa memiliki emosi yang belum dewasa dan untuk memproses emosi dengan cara yang sehat itu mereka butuh waktu," ucapnya.
Dengan bimbingan yang baik dari lingkungan sekolah, dari guru, dan dari orang tua, harapannya anak-anak akan bisa menyesuaikan proses pembelajaran di masa pandemi ini agar mereka bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan lancar.
Lebih lanjut, dr. Natalia mengungkapkan ada beberapa tanda depresi pada anak-anak saat PTM dimulai, yakni anak-anak akan menarik diri dari lingkungan sosialnya, ada gangguan terhadap makanannya atau kecemasan tentang makan, anak menunjukkan keadaan stres dan keluhan fisik misalnya sakit perut, dan anak akan terlihat menjadi tegang atau ketakutan di lingkungan sosial.
“Jika anak-anak merasakan salah satu dari tanda-tanda ini, coba untuk komunikasikannya dengan mama, papa, atau salah satu guru yang dipercaya,” ungkapnya.
Kemudian ada beberapa tips untuk anak-anak dalam menghadapi PTM, yaitu dengan selalu mendiskusikan dengan orang tua dan guru, kondisi dan perasaan saat menjalani PTM berlangsung.
Apabila dalam PTM ada rasa takut atau kecemasan, anak-anak perlu berkomunikasi dan mencari dukungan dari orang tua atau guru. Orang tua atau guru akan melakukan segala upaya untuk menjaga anak-anak tetap aman dan nyaman.
Selain itu, bisa juga menanyakan ke guru jadwal cadangan jika PTM harus kembali ke Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena kasus Covid-19 yang meningkat. Komunikasi antara anak, guru, dan pihak sekolah itu sebaiknya cukup intens dilakukan sehingga anak akan merasa aman.
dr. Natalia menyebutkan, beberapa anak mempunyai sikap yang berbeda terhadap PTM. Beberapa anak akan merasa senang bertemu dengan teman sebaya dan guru mereka.
Namun, ada beberapa anak lainnya yang telah menyesuaikan diri dengan PJJ di rumah mereka masing-masing, sehingga akan merasa kewalahan dengan lingkungan sosial yang baru. Tentunya ini akan mempengaruhi proses pembelajaran.
“Meskipun PTM biasanya baik untuk kesehatan fisik dan mental mereka secara keseluruhan, mungkin perlu beberapa saat bagi mereka untuk beradaptasi kembali. Jadi sebetulnya anak-anak itu takut, tapi anak itu bisa memiliki emosi yang belum dewasa dan untuk memproses emosi dengan cara yang sehat itu mereka butuh waktu," ucapnya.
Dengan bimbingan yang baik dari lingkungan sekolah, dari guru, dan dari orang tua, harapannya anak-anak akan bisa menyesuaikan proses pembelajaran di masa pandemi ini agar mereka bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan lancar.
Lebih lanjut, dr. Natalia mengungkapkan ada beberapa tanda depresi pada anak-anak saat PTM dimulai, yakni anak-anak akan menarik diri dari lingkungan sosialnya, ada gangguan terhadap makanannya atau kecemasan tentang makan, anak menunjukkan keadaan stres dan keluhan fisik misalnya sakit perut, dan anak akan terlihat menjadi tegang atau ketakutan di lingkungan sosial.
“Jika anak-anak merasakan salah satu dari tanda-tanda ini, coba untuk komunikasikannya dengan mama, papa, atau salah satu guru yang dipercaya,” ungkapnya.
Kemudian ada beberapa tips untuk anak-anak dalam menghadapi PTM, yaitu dengan selalu mendiskusikan dengan orang tua dan guru, kondisi dan perasaan saat menjalani PTM berlangsung.
Apabila dalam PTM ada rasa takut atau kecemasan, anak-anak perlu berkomunikasi dan mencari dukungan dari orang tua atau guru. Orang tua atau guru akan melakukan segala upaya untuk menjaga anak-anak tetap aman dan nyaman.
tulis komentar anda