Sempat Alami Culture Shock, Ini Cerita Mahasiswi Unair Ikut IISMA ke Thailand
Jum'at, 13 Mei 2022 - 14:57 WIB
Baca juga: Pimpin Upacara Hardiknas 2022, Nadiem Kenakan Pakaian Adat Flores
Selain itu, Talia merasa Thailand lebih terbuka soal gender dan seksualitas. Bahkan saat di pelajaran dalam kelas berlangsung, mereka pernah membahas mengenai gender dan seksualitas di Thailand serta dampaknya terhadap perilaku konsumen. “Di sini juga banyak ditemukan hewan anjing di jalanan,” tambahnya.
Berbeda dengan di Indonesia, khususnya di tempat tinggal Talia di Surabaya, hewan jalanan yang banyak ditemukan adalah kucing. Hal ini menyebabkan saat malam hari sering sekali terdengar lolongan anjing di mana-mana.
“Sebagai seorang muslim aku juga harus mengecek sendiri jadwal salat dan berbuka karena di sini tidak ada azan sama sekali,” ungkapnya.
Ikuti Aktivitas Budaya
Selain menjalani kegiatan perkuliahan, Talia juga mengikuti berbagai kegiatan olahraga di universitas. Biasanya saat sore hari, Talia sering berlari di jogging track yang ada di Prince of Songkla University.
Jogging track-nya sangat menyenangkan karena mengelilingi danau sebesar 1,4 km sehingga pemandangannya juga sangat bagus,” jelasnya.
Talia juga kadang-kadang berenang di Sports Center. Selain olahraga, Talia bersama teman-temannya juga sering mengunjungi berbagai tempat menarik di Thailand untuk menambah pengalaman.
Selain itu, pihak universitas juga mengajak para awardee IISMA untuk mengikuti berbagai cultural activity yang diadakan oleh kampus. Kegiatan tersebut seperti belajar membuat tembikar ala Thailand, mengikuti kelas tari tradisional Thailand, mengunjungi tempat pembuatan kain tradisional Thailand, dan pergi ke observatorium. “Kami juga pernah berbuka puasa bersama di KBRI Songkhla,” tuturnya.
Para awardee juga sempat merayakan Hari Kartini sebagai bentuk pertukaran budaya dengan orang Thailand. Waktu itu mereka membuat perayaan yang dihadiri oleh teman dan dosen yang ada di Thailand.
Selain itu, Talia merasa Thailand lebih terbuka soal gender dan seksualitas. Bahkan saat di pelajaran dalam kelas berlangsung, mereka pernah membahas mengenai gender dan seksualitas di Thailand serta dampaknya terhadap perilaku konsumen. “Di sini juga banyak ditemukan hewan anjing di jalanan,” tambahnya.
Berbeda dengan di Indonesia, khususnya di tempat tinggal Talia di Surabaya, hewan jalanan yang banyak ditemukan adalah kucing. Hal ini menyebabkan saat malam hari sering sekali terdengar lolongan anjing di mana-mana.
“Sebagai seorang muslim aku juga harus mengecek sendiri jadwal salat dan berbuka karena di sini tidak ada azan sama sekali,” ungkapnya.
Ikuti Aktivitas Budaya
Selain menjalani kegiatan perkuliahan, Talia juga mengikuti berbagai kegiatan olahraga di universitas. Biasanya saat sore hari, Talia sering berlari di jogging track yang ada di Prince of Songkla University.
Jogging track-nya sangat menyenangkan karena mengelilingi danau sebesar 1,4 km sehingga pemandangannya juga sangat bagus,” jelasnya.
Talia juga kadang-kadang berenang di Sports Center. Selain olahraga, Talia bersama teman-temannya juga sering mengunjungi berbagai tempat menarik di Thailand untuk menambah pengalaman.
Selain itu, pihak universitas juga mengajak para awardee IISMA untuk mengikuti berbagai cultural activity yang diadakan oleh kampus. Kegiatan tersebut seperti belajar membuat tembikar ala Thailand, mengikuti kelas tari tradisional Thailand, mengunjungi tempat pembuatan kain tradisional Thailand, dan pergi ke observatorium. “Kami juga pernah berbuka puasa bersama di KBRI Songkhla,” tuturnya.
Para awardee juga sempat merayakan Hari Kartini sebagai bentuk pertukaran budaya dengan orang Thailand. Waktu itu mereka membuat perayaan yang dihadiri oleh teman dan dosen yang ada di Thailand.
tulis komentar anda