Revitalisasi KCBN Muarajambi, Warga: Ini Mata Pencaharian Saya, Ajak Kami Bicara

Rabu, 07 Februari 2024 - 19:56 WIB
loading...
A A A
Pria berusia sekitar 48 tahun ini berharap proses revitalisasi KCBN Muarajambi tetap memberi tempat orang-orang seperti dirinya mengais rejeki dan pihaknya siapa bekerjasama menata kawasan Desa Wisata di wilayahnya agar lebih rapi dan bersih.

Harapan Bram terkait proses revitalisasi melibatkan warga juga disuarakan Masriah, salah seorang pedagang cinderamata gelang kulit di sekitar Desa Wisata Muarajambi. Masriah mengaku juga tidak memahami apa itu revitalisasi yang saat ini sedang dilakukan pemerintah.

Yang jelas dirinya akan senang apabila kawasan Desa Wisata Muarajambi di sekitar area dirinya berjualan bisa terus didatangi wisatawan sehingga dagangannya bisa terjual.

“Kalau saya yang penting pengunjung ke tempat ini makin ramai. Jadi dagangan saya ada yang beli,”tutur Masriah lirih sembari melayani pembeli yang sedang melihat lihat dagangan gelang kulitnya. Dia mengaku, pengunjung di Desa Wisata Muarajambi biasanya akan ramai kalau akhir pekan antara Sabtu dan Minggu

Harapan Bram dan Masriah sepertinya akan sejalan dengan peta jalan (blue print) proyek revitalisasi yang diinisiasi Kemendikbudristek.

Sekretaris Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Fitra Arda memastikan pemerintah akan melibatkan masyarakat sekitar dalam proses revitalisasi KCBN Muarajambi. “Prinsipnya dalam revitalisasi ini masyarakat harus tetap menjadi subyek,” ujar Fitra mengaransi.

Menurut Fitra, pihaknya tidak memiliki alasan untuk meninggalkan masyarakat dalam proses revitalisasi mengingat selama ini justru yang merawat dan menjaga kawasan KCBN Muarajambi adalah masyarakat sekitar.

Sebagai langkah kongkret pelibatan masyarakat, menurut Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) wilayah V Agus Widiatmoko berencana mengirim sejumlah tokoh berpengaruh di 8 desa sekitar KCBN Muarajambi untuk melakukan kunjungan studi banding ke Vietnam.

Menurut Agus, di Vietnam khususnya di sekitar aliran Sungai Mekhong ada situs cagar budaya berupa candi yang sudah dikelola baik dengan menyeimbangkan antara budaya kearifan lokal dan kelestarian alam. Secara geografis kondisinya mirip dengan KCBN Muarajambi.

“Kita tidak ingin meniru mentah-mentah tidak, namun setidaknya ada wawasan baru bagi masyarat dalam kunjungan ke Vietnam nanti, biar mereka tahu bagaimana cara mengelola dan menatanya, “ tutur Agus tanpa menyebut kapan rencana studi banding ke Vietnam itu akan dilakukan.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2406 seconds (0.1#10.140)