Kampus Vokasi Dilibatkan dalam Proses Pengolahan Limbah
loading...
A
A
A
Lebih lanjut Yunita menambahkan, dengan itikad ingin memperbanyak teknisi-teknisi Governor (alat kontrol di diesel engineering) yang handal, pihaknya pun menjadikan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menjadi titik pertama peletakan peralatan workshop.
“Saya memutuskan untuk memindahkan semua peralatan workshop kami di area PPNS dengan harapan workshop kami akan dapat mendidik siswa politeknik atau SMK dalam hal merepair Governor, sehingga dapat tercipta teknisi-teknisi yang handal yang siap membantu kebutuhan Industri yang ada," ucapnya.
"Peralatan-peralatan canggih yang dimiliki PPNS diharapkan dapat memproduksi suku cadang yang dibutuhkan, sehingga membantu industri dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada tanpa campur tangan negara luar,” tutur Yunita.
Menanggapi hal ini, PPNS menyambut baik Perjanjian Kerja Sama. Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono menilai praktek pengolahan bahan habis pakai agar dapat dimanfaatkan kembali akan membantu mahasiswa meningkatkan pengetahuannya dalam proses pengolahan limbah.
“Kerja sama fokus utamanya di teaching factory untuk penggunaan bahan habis agar tidak terbuang, tapi dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga mahasiswa akan mengalami kontinuitas keilmuannya. Sebelum ada teaching factory, bahan habis pakai tidak dibuat sebagai sesuatu yang bermanfaat,” tutup Rachmad.
Lihat Juga: STKIP Kusuma Negara Edukasi Warga Ciburayut Bogor Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin dan Sabun
“Saya memutuskan untuk memindahkan semua peralatan workshop kami di area PPNS dengan harapan workshop kami akan dapat mendidik siswa politeknik atau SMK dalam hal merepair Governor, sehingga dapat tercipta teknisi-teknisi yang handal yang siap membantu kebutuhan Industri yang ada," ucapnya.
"Peralatan-peralatan canggih yang dimiliki PPNS diharapkan dapat memproduksi suku cadang yang dibutuhkan, sehingga membantu industri dalam menyelesaikan semua permasalahan yang ada tanpa campur tangan negara luar,” tutur Yunita.
Menanggapi hal ini, PPNS menyambut baik Perjanjian Kerja Sama. Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono menilai praktek pengolahan bahan habis pakai agar dapat dimanfaatkan kembali akan membantu mahasiswa meningkatkan pengetahuannya dalam proses pengolahan limbah.
“Kerja sama fokus utamanya di teaching factory untuk penggunaan bahan habis agar tidak terbuang, tapi dapat dimanfaatkan kembali. Sehingga mahasiswa akan mengalami kontinuitas keilmuannya. Sebelum ada teaching factory, bahan habis pakai tidak dibuat sebagai sesuatu yang bermanfaat,” tutup Rachmad.
Lihat Juga: STKIP Kusuma Negara Edukasi Warga Ciburayut Bogor Olah Minyak Jelantah Jadi Lilin dan Sabun
(nnz)