Menuju WCU, 17 Rektor PTN Jalani Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 17 rektor perguruan tinggi negeri (PTN) mengikuti Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi (PKKPT) 2024. Program ini digulirkan untuk mendorong peningkatan reputasi perguruan tinggi menuju World Class University.
PKKPT Rektor Tahun 2024, dengan tema Enterpreuneur Leadership Training, mengirimkan 17 rektor universitas negeri untuk mengikuti kegiatan selama 7 hari di Seoul National University (SNU) Korea Selatan.
PKKPT merupakan program perdana yang diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kapasitas kepemimpinan rektor melalui pendekatan berkelanjutan terhadap good corporate governance, pembelajaran, penelitian, kontribusi pada kehidupan masyarakat, serta peningkatan berkelanjutan dalam berjejaring dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan.
Baca juga: Profil Abdul Haris, Guru Besar UI yang Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek
Dalam arahannya, Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Prof Abdul Haris menyampaikan, peran sentral dari rektor atau pimpinan perguruan tinggi ini sangat krusial sekali, karena rektor memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai academic leader dan entrepreneur. Kedua kata kunci ini yang harus diintegrasikan ke dalam diri para pimpinan perguruan tinggi.
“Tantangan perguruan tinggi ini sangat besar sekali, bagaimana sebagai academic leader harus memberikan teladan, juga fungsi memberikan bagaimana perguruan tinggi yang dikelola ini bisa memenuhi apa yang menjadi target utama dalam pengelolaan atau penyelenggaraan tri darma perguruan tinggi," ucap Haris, melalui siaran pers, Minggu (21/4/2024).
Lebih lanjut Ia juga menegaskan, pimpinan perguruan tinggi harus mempunyai strategi untuk memenuhinya, dan bagaimana penyelenggaraan mulai dari pendidikan, riset, dan juga pengabdian masyarakatnya.
Hal itu semua, menurutnya, tidak lepas dari goals yang ingin dicapai, yang pertama terkait reputasi akademik karena menjadi kata kunci tersendiri agar perguruan tinggi yang dipimpin semakin dikenal.
Kemudian, lanjutnya, seorang rektor harus menjadi entrepreneur, harus memiliki skill dan kemampuan berinovasi dan men-generate inovasi yang bisa menghasikan revenue.
"Tantangan ke depan semakin dinamis, pemerintah terus mendorong agar PTN semua bertransformasi menadi PTN BH, dan harapannya dengan PTN BH ini semuanya bisa mendapatkan otonomi dan flexibility, bagaimana terus meningkatkan kemampuannya dalam men-generate resource sebagai bentuk revenue yang goalsnya untuk melaksanakan program-program yang hasilnya tentu tergambar dalam reputasi yang akan diperoleh oleh perguruan tinggi,” ungkap Haris.
Haris berharap kepada para peserta dapat mengikuti perjalanan dari penguatan kapasitas ini dengan serius, dan mengharapkan dapat terciptanya jalinan kerja sama antara SNU dengan masing-masing perguruan tinggi peserta program.
PKKPT Rektor Tahun 2024, dengan tema Enterpreuneur Leadership Training, mengirimkan 17 rektor universitas negeri untuk mengikuti kegiatan selama 7 hari di Seoul National University (SNU) Korea Selatan.
PKKPT merupakan program perdana yang diselenggarakan dengan tujuan meningkatkan kapasitas kepemimpinan rektor melalui pendekatan berkelanjutan terhadap good corporate governance, pembelajaran, penelitian, kontribusi pada kehidupan masyarakat, serta peningkatan berkelanjutan dalam berjejaring dan berkolaborasi dengan para pemangku kepentingan.
Baca juga: Profil Abdul Haris, Guru Besar UI yang Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek
Dalam arahannya, Dirjen Diktiristek Kemendikbudristek Prof Abdul Haris menyampaikan, peran sentral dari rektor atau pimpinan perguruan tinggi ini sangat krusial sekali, karena rektor memiliki dua fungsi utama yaitu sebagai academic leader dan entrepreneur. Kedua kata kunci ini yang harus diintegrasikan ke dalam diri para pimpinan perguruan tinggi.
“Tantangan perguruan tinggi ini sangat besar sekali, bagaimana sebagai academic leader harus memberikan teladan, juga fungsi memberikan bagaimana perguruan tinggi yang dikelola ini bisa memenuhi apa yang menjadi target utama dalam pengelolaan atau penyelenggaraan tri darma perguruan tinggi," ucap Haris, melalui siaran pers, Minggu (21/4/2024).
Lebih lanjut Ia juga menegaskan, pimpinan perguruan tinggi harus mempunyai strategi untuk memenuhinya, dan bagaimana penyelenggaraan mulai dari pendidikan, riset, dan juga pengabdian masyarakatnya.
Hal itu semua, menurutnya, tidak lepas dari goals yang ingin dicapai, yang pertama terkait reputasi akademik karena menjadi kata kunci tersendiri agar perguruan tinggi yang dipimpin semakin dikenal.
Kemudian, lanjutnya, seorang rektor harus menjadi entrepreneur, harus memiliki skill dan kemampuan berinovasi dan men-generate inovasi yang bisa menghasikan revenue.
"Tantangan ke depan semakin dinamis, pemerintah terus mendorong agar PTN semua bertransformasi menadi PTN BH, dan harapannya dengan PTN BH ini semuanya bisa mendapatkan otonomi dan flexibility, bagaimana terus meningkatkan kemampuannya dalam men-generate resource sebagai bentuk revenue yang goalsnya untuk melaksanakan program-program yang hasilnya tentu tergambar dalam reputasi yang akan diperoleh oleh perguruan tinggi,” ungkap Haris.
Haris berharap kepada para peserta dapat mengikuti perjalanan dari penguatan kapasitas ini dengan serius, dan mengharapkan dapat terciptanya jalinan kerja sama antara SNU dengan masing-masing perguruan tinggi peserta program.