Sejarah Hari Pramuka Diperingati Setiap 14 Agustus, Simak Ya
loading...
A
A
A
Kepanduan di Indonesia yang berkembang pesat menarik perhatian Bapak Pandu Sedunia Lord Baden-Powell yang memboyong anak dan istrinya pada Desember 1934 berkunjung ke organisasi kepanduan di Surabaya, Semarang, dan Batavia.
Dalam sejarahnya, kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Akan tetapi, jumlah perkumpulan kepramukaan ini tak sebanding dengan jumlah anggotanya.
Perkindo juga melemah karena masih ada rasa golongan yang tinggi. Tak mau gerakan kepanduan ini pecah, pada awal Oktober 1959 Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu menjadi Pandu Agung kemudian mengagas peleburan ratusan organisasi kepanduan tersebut.
Para tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia dikumpulkan dan di bawah komando Soekarno, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Presiden menunjuk panitia terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono. Lalu pada 9 Maret 1961 nama Pramuka dan menjadi Hari Tunas Gerakan Pramuka pun diresmikan.
Tak lama berselang, 20 Mei 1961 Presiden Soekarno menerbitkan Surat Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan momen tersebut dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
Kemudian pada 20 Juli 1961 adalah Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Ini adalah hari dimanapara wakil organisasi kepanduan Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka.
Setelah itu, pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada publik dalam suatu upacara di halaman Istana Negara.
Hal ini ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Panji itu lemudian diteruskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada suatu barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta untuk dibawa keliling kota.
Dalam sejarahnya, kepanduan Indonesia terpecah menjadi 100 organisasi yang tergabung dalam Persatuan Kepanduan Indonesia (Perkindo). Akan tetapi, jumlah perkumpulan kepramukaan ini tak sebanding dengan jumlah anggotanya.
Perkindo juga melemah karena masih ada rasa golongan yang tinggi. Tak mau gerakan kepanduan ini pecah, pada awal Oktober 1959 Soekarno bersama Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang saat itu menjadi Pandu Agung kemudian mengagas peleburan ratusan organisasi kepanduan tersebut.
Para tokoh dan pemimpin gerakan kepanduan di Indonesia dikumpulkan dan di bawah komando Soekarno, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu dengan nama Pramuka.
Presiden menunjuk panitia terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prijono, Azis Saleh, Achmadi, dan Muljadi Djojo Martono. Lalu pada 9 Maret 1961 nama Pramuka dan menjadi Hari Tunas Gerakan Pramuka pun diresmikan.
Tak lama berselang, 20 Mei 1961 Presiden Soekarno menerbitkan Surat Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka dan momen tersebut dikenal sebagai Hari Permulaan Tahun Kerja.
Kemudian pada 20 Juli 1961 adalah Hari Ikrar Gerakan Pramuka. Ini adalah hari dimanapara wakil organisasi kepanduan Indonesia mengeluarkan pernyataan di Istana Olahraga Senayan, untuk meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka.
Setelah itu, pada 14 Agustus 1961, Gerakan Pramuka diperkenalkan secara resmi kepada publik dalam suatu upacara di halaman Istana Negara.
Hal ini ditandai dengan penyerahan Panji Gerakan Pramuka dari Presiden Soekarno kepada Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang juga menjadi Ketua pertama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Panji itu lemudian diteruskan Sri Sultan Hamengku Buwono IX kepada suatu barisan defile yang terdiri dari para Pramuka di Jakarta untuk dibawa keliling kota.