UMM Kukuhkan Guru Besar Baru Bidang Logistik dan Rantai Pasok
loading...
A
A
A
Sejak lama, dosen UMM yang menyelesaikan pendidikan doktoral di RMIT University, Melbourne, Australia ini berkonsentrasi di bidang Logistik dan Rantai Pasok. Kepakaran yang ia tekuni ini telah membawanya pada berbagai prestasi nasional maupun internasional. Salah satunya, ia telah tersertifikasi ASEAN Engineer pada tahun 2018.
Rektor UMM Dr. Fauzan, menyatakan dalam sambutannya bahwa pada dasarnya menjadi guru besar bukanlah akhir dari segalanya. Tetapi justru, raihan tertinggi jabatan akademik ini, menjadi titik harapan besar yang diinginkan oleh kampus ini. Yakni nilai kebermanfaatan dari seluruh karya-karya nyata yang ditelurkan bagi bangsa dan negara.
“Saya kira kita semua harus bertanggungjawab atas misi UMM yang selalu didengungkan, UMM dari Muhammadiyah untuk Bangsa. Artinya, seluruh komponen yang ada di UMM ini, terutama para guru besar, harus memberikan kontribusi. Jangan tidur sebelum memberikan kontribusi,” kata Fauzan.
Kontribusi, lanjutnya, tidak hanya sekedar apa yang diberikan kepada kampus. Tetapi berangkat dari kampus inilah, secara bersama-sama menebarkan semangat kebermanfaatan sesuai dengan disiplin ilmu yang guru besar masing-masing miliki. Utamanya, harus bisa dipersembahkan untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Saya doakan kehadiran Prof. Ilyas di tengah sivitas akademika UMM ini akan menjadikan UMM bisa memberikan berkah lebih besar dan mencatat suatu reputasi dan rekognisi yang lebih luas. Tentu yang saya maksud adalah rekognisi internasional,” tandas Fauzan.
Dikukuhkannya Prof. Ilyas menjadi guru besar baru UMM merupakan penutup agenda pengukuhan guru besar baru UMM selama 3 hari berturut-turut, sejak Kamis hingga Sabtu (17-19/9). Sebelumnya, guru besar baru yang dikukuhkan yakni Prof. Ihyaul Ulum, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Prof. Elfi Anis Saati, dari Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP).
Rektor UMM Dr. Fauzan, menyatakan dalam sambutannya bahwa pada dasarnya menjadi guru besar bukanlah akhir dari segalanya. Tetapi justru, raihan tertinggi jabatan akademik ini, menjadi titik harapan besar yang diinginkan oleh kampus ini. Yakni nilai kebermanfaatan dari seluruh karya-karya nyata yang ditelurkan bagi bangsa dan negara.
“Saya kira kita semua harus bertanggungjawab atas misi UMM yang selalu didengungkan, UMM dari Muhammadiyah untuk Bangsa. Artinya, seluruh komponen yang ada di UMM ini, terutama para guru besar, harus memberikan kontribusi. Jangan tidur sebelum memberikan kontribusi,” kata Fauzan.
Kontribusi, lanjutnya, tidak hanya sekedar apa yang diberikan kepada kampus. Tetapi berangkat dari kampus inilah, secara bersama-sama menebarkan semangat kebermanfaatan sesuai dengan disiplin ilmu yang guru besar masing-masing miliki. Utamanya, harus bisa dipersembahkan untuk kemajuan bangsa dan negara.
“Saya doakan kehadiran Prof. Ilyas di tengah sivitas akademika UMM ini akan menjadikan UMM bisa memberikan berkah lebih besar dan mencatat suatu reputasi dan rekognisi yang lebih luas. Tentu yang saya maksud adalah rekognisi internasional,” tandas Fauzan.
Dikukuhkannya Prof. Ilyas menjadi guru besar baru UMM merupakan penutup agenda pengukuhan guru besar baru UMM selama 3 hari berturut-turut, sejak Kamis hingga Sabtu (17-19/9). Sebelumnya, guru besar baru yang dikukuhkan yakni Prof. Ihyaul Ulum, dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Prof. Elfi Anis Saati, dari Fakultas Pertanian-Peternakan (FPP).
(mpw)