Pandemi, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid Wisuda Doktoral secara Virtual
loading...
A
A
A
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid menjalani wisuda program doktoral (S3) Universitas Negeri Jakarta di tengah pandemi COVID-19. Karena itu, prosesi wisuda pun dilaksanakan tidak seperti umumnya wisuda, namun dilakukan secara virtual dari kediamannya di kawasan Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Selasa (20/10/2020).
Kendati dilakukan secara virtual dari rumah, sebagai seorang wisudawan, politikus yang akrab disapa Gus Jazil ini tetap mengenakan baju toga lengkap dengan topinya. (Baca juga: Hubungkan Alumni dari Seluruh Dunia, IPB Diaspora Network Diresmikan )
"Ini pengalaman saya dan para wisudawan UNJ pertama secara virtual, jadi kagok juga kita pakai toga sendiri, berdiri sendiri, mendengarkan prosesi wisuda secara virtual dari rumah," ujarnya.
Karena prosesi wisuda digelar virtual dari rumah, Gus Jazil pun hanya mendapatkan ucapan selamat secara langsung dari orang-orang terdekatnya seperti istri dan keempat anaknya.
Namun, hal terpenting menurut Gus Jazil, pesan dari prosesi wisuda secara virtual ini adalah dalam keadaan sulit seperti pandemi COVID-19 pun, semua kegiatan harus tetap berjalan. "Jadi COVID-19 tidak menghalangi untuk melakukan aktivitas seperti wisuda dengan tetap menggunakan protokol kesehatan," tuturnya. (Baca juga: Jawab Keraguan, Ini Capaian Jokowi-Ma'ruf di Bidang Pendidikan )
Hikmah dari prosesi wisuda secara virtual ini, kata Jazil, pertama lebih efektif dan efisien. "Saya yakin biayanya tidak besar, tetapi hanya yang membedakan rasanya karena tidak diwisuda bersama, itu kelihatannya aneh, gregetnya kurang, semangatnya juga kurang, tetapi sesungguhnya tidak mengurangi sedikitpun makna wisuda itu sendiri," katanya.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, justru ini saatnya para wisudawan terjun ke tengah-tengah masyarakat. "Kondisi masyarakat sedang sulit. Mahasiswa diwisuda ini butuh kreativitas bagaimana para wisudawan atau sarjana baru ini bisa langsung menerapkan ilmunya di tengah kesulitan. Kalau pekerjaan di tengah sulitnya mencari pekerjaan," urainya.
Dikatakan Gus Jazil, prosesi wisuda adalah kegiatan seremonial bahwa semua wisudawan sesuai dengan ikrarnya, diminta untuk terjun ke masyarakat untuk mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang masing-masing. (Baca juga: Menristek Dorong Kolaborasi Riset Indonesia dengan Eropa )
"Saya yang wisuda S3 dan kebetulan juga memiliki amanat sebagai Wakil Ketua MPR, tentu ilmu di bidang yang saya dalami, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) bisa saya terapkan di dunia kerja sebagai Wakil Ketua MPR atau di dunia politik sebagai Waketum PKB, toh apakah MPR apakah politik, semuanya yang diatur adalah SDM," katanya.
Sebelumnya, Jazilul Fawqid menjalani ujian doktoral di UNJ pada Februari 2020 lalu sebelum pandemi COVID-19. Namun, prosesi wisuda tertunda akibat adanya pandemi dan baru bisa dilaksanakan sekarang.
Kendati dilakukan secara virtual dari rumah, sebagai seorang wisudawan, politikus yang akrab disapa Gus Jazil ini tetap mengenakan baju toga lengkap dengan topinya. (Baca juga: Hubungkan Alumni dari Seluruh Dunia, IPB Diaspora Network Diresmikan )
"Ini pengalaman saya dan para wisudawan UNJ pertama secara virtual, jadi kagok juga kita pakai toga sendiri, berdiri sendiri, mendengarkan prosesi wisuda secara virtual dari rumah," ujarnya.
Karena prosesi wisuda digelar virtual dari rumah, Gus Jazil pun hanya mendapatkan ucapan selamat secara langsung dari orang-orang terdekatnya seperti istri dan keempat anaknya.
Namun, hal terpenting menurut Gus Jazil, pesan dari prosesi wisuda secara virtual ini adalah dalam keadaan sulit seperti pandemi COVID-19 pun, semua kegiatan harus tetap berjalan. "Jadi COVID-19 tidak menghalangi untuk melakukan aktivitas seperti wisuda dengan tetap menggunakan protokol kesehatan," tuturnya. (Baca juga: Jawab Keraguan, Ini Capaian Jokowi-Ma'ruf di Bidang Pendidikan )
Hikmah dari prosesi wisuda secara virtual ini, kata Jazil, pertama lebih efektif dan efisien. "Saya yakin biayanya tidak besar, tetapi hanya yang membedakan rasanya karena tidak diwisuda bersama, itu kelihatannya aneh, gregetnya kurang, semangatnya juga kurang, tetapi sesungguhnya tidak mengurangi sedikitpun makna wisuda itu sendiri," katanya.
Menurutnya, dalam kondisi seperti ini, justru ini saatnya para wisudawan terjun ke tengah-tengah masyarakat. "Kondisi masyarakat sedang sulit. Mahasiswa diwisuda ini butuh kreativitas bagaimana para wisudawan atau sarjana baru ini bisa langsung menerapkan ilmunya di tengah kesulitan. Kalau pekerjaan di tengah sulitnya mencari pekerjaan," urainya.
Dikatakan Gus Jazil, prosesi wisuda adalah kegiatan seremonial bahwa semua wisudawan sesuai dengan ikrarnya, diminta untuk terjun ke masyarakat untuk mengaktualisasikan ilmu dan keterampilan yang dimiliki sesuai dengan bidang masing-masing. (Baca juga: Menristek Dorong Kolaborasi Riset Indonesia dengan Eropa )
"Saya yang wisuda S3 dan kebetulan juga memiliki amanat sebagai Wakil Ketua MPR, tentu ilmu di bidang yang saya dalami, Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) bisa saya terapkan di dunia kerja sebagai Wakil Ketua MPR atau di dunia politik sebagai Waketum PKB, toh apakah MPR apakah politik, semuanya yang diatur adalah SDM," katanya.
Sebelumnya, Jazilul Fawqid menjalani ujian doktoral di UNJ pada Februari 2020 lalu sebelum pandemi COVID-19. Namun, prosesi wisuda tertunda akibat adanya pandemi dan baru bisa dilaksanakan sekarang.