Kualitas Madrasah Keterampilan Jawab Kebutuhan Masyarakat dan Dunia Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Madrasah merupakan lembaga yang dipandang layak dan ideal sebagai tempat pendidikan dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM) karena mempunyai nilai lebih, yakni mendidik ilmu-ilmu umum. Kelebihan lainnya, dari sikap dan perilaku (attitude) alumninya, baik yang sudah terjun di masyarakat maupun di dunia kerja.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, proses pembelajaran di madrasah bukan hanya sekadar bersekolah, tapi belajar. Pasalnya, proses pembelajaran di madrasah adalah learning. (Baca juga: HGN 2020, Kemenag Beri Kado Bantuan Upah Guru Madrasah dan PAI Swasta )
“Kalau kita Sekolah itu just schooling, orang itu tidak hanya bersekolah tapi orang itu belajar. kita itu learning,” katanya saat acara Workshop Penguatan Kompetensi Guru dan Kepala Madrasah Plus Keterampilan di Bandung, Jawa Barat pada Jumat (27/11/2020).
Lebih lanjut, Dirjen jebolan ITB Bandung ini mengungkapkan, untuk mewujudkan siswa madrasah tidak hanya sekadar bersekolah, tapi juga belajar dan nilai-nilai belajar itulah yang dibawa ke rumah dan hal itu sudah dilakukan oleh madrasah.
Dirjen Pendis menjelaskan bahwa muara dari peningkatan SDM, sebuah lembaga pendidikan termasuk madrasah, alumni-alumninya akan mempunyai tuntutan dari masyarakat dan alumni itu akan dituntut untuk menjawab 3 hal yang diringkas dengan ungkapan pertanyaan atau dalam istilah bahasa lain ASK. (Baca juga: Kemenag Dapat Dana Rp5,7 T dari Program PEN untuk Pendidikan )
Huruf A adalah attitude, bagaimana perilaku kaseharian para alumni madrasah. Sebab, hal tentang atitude inilah yang memang menjadi nilai lebih yang dipercaya masyarakat untuk menyekolahkan ke madrasah.
“Sebleum saya jadi Dirjen, semua proses anak saya ada di madrasah, karena soal tuntutan pertama attitude tadi, minimal cium tangan itu tidak dikening, cium tangan beneran,” tukas Dirjen seraya berkelakar.
Kemudian, S-nya itu skill atau keterampilan dan K, yaitu knowledge. "Jadi setelah attitude kita masuk ke ruang keterampilan, yang kemudian kita menyapanya menjadi madrasah Aliyah Plus Keterampilan," jelasnya. (Baca juga: Kejar Usulan Formasi dari Daerah, Kemendikbud akan Intensifkan Sosialisasi )
Karena itu, pihaknya berkeinginan agar setiap alumni adalah insan yang siap terjun dalam masyrakat dengan dinamika apapun. Jika kelak alumni itu melanjutkan kuliah dia sanggup mengikuti.
Kemudian, saat alumni terjun di masyarakat, ia senantiasa mampu menjadi entrepreneur, miliki keterampilan khusus dan khas. Bahkan, jika di tempat kerja dia mempunyai keterampilan yang utuh.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Ali Ramdhani mengatakan, proses pembelajaran di madrasah bukan hanya sekadar bersekolah, tapi belajar. Pasalnya, proses pembelajaran di madrasah adalah learning. (Baca juga: HGN 2020, Kemenag Beri Kado Bantuan Upah Guru Madrasah dan PAI Swasta )
“Kalau kita Sekolah itu just schooling, orang itu tidak hanya bersekolah tapi orang itu belajar. kita itu learning,” katanya saat acara Workshop Penguatan Kompetensi Guru dan Kepala Madrasah Plus Keterampilan di Bandung, Jawa Barat pada Jumat (27/11/2020).
Lebih lanjut, Dirjen jebolan ITB Bandung ini mengungkapkan, untuk mewujudkan siswa madrasah tidak hanya sekadar bersekolah, tapi juga belajar dan nilai-nilai belajar itulah yang dibawa ke rumah dan hal itu sudah dilakukan oleh madrasah.
Dirjen Pendis menjelaskan bahwa muara dari peningkatan SDM, sebuah lembaga pendidikan termasuk madrasah, alumni-alumninya akan mempunyai tuntutan dari masyarakat dan alumni itu akan dituntut untuk menjawab 3 hal yang diringkas dengan ungkapan pertanyaan atau dalam istilah bahasa lain ASK. (Baca juga: Kemenag Dapat Dana Rp5,7 T dari Program PEN untuk Pendidikan )
Huruf A adalah attitude, bagaimana perilaku kaseharian para alumni madrasah. Sebab, hal tentang atitude inilah yang memang menjadi nilai lebih yang dipercaya masyarakat untuk menyekolahkan ke madrasah.
“Sebleum saya jadi Dirjen, semua proses anak saya ada di madrasah, karena soal tuntutan pertama attitude tadi, minimal cium tangan itu tidak dikening, cium tangan beneran,” tukas Dirjen seraya berkelakar.
Kemudian, S-nya itu skill atau keterampilan dan K, yaitu knowledge. "Jadi setelah attitude kita masuk ke ruang keterampilan, yang kemudian kita menyapanya menjadi madrasah Aliyah Plus Keterampilan," jelasnya. (Baca juga: Kejar Usulan Formasi dari Daerah, Kemendikbud akan Intensifkan Sosialisasi )
Karena itu, pihaknya berkeinginan agar setiap alumni adalah insan yang siap terjun dalam masyrakat dengan dinamika apapun. Jika kelak alumni itu melanjutkan kuliah dia sanggup mengikuti.
Kemudian, saat alumni terjun di masyarakat, ia senantiasa mampu menjadi entrepreneur, miliki keterampilan khusus dan khas. Bahkan, jika di tempat kerja dia mempunyai keterampilan yang utuh.