KIP Kuliah Merdeka, Tanggung Seluruh Biaya Kuliah dan Biaya Hidup
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kemendikbud kembali meluncurkan program Merdeka Belajar episode kesembilan yakni Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka. KIP Kuliah Merdeka ini ditujukan bagi calon mahasiswa kurang mampu tetapi berprestasi untuk bisa mengakses perguruan tinggi dan program studi bergengsi di seluruh Indonesia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, KIP Kuliah tidak hanya akan memberikan keadilan sosial tetapi juga mobilitas sosial yang lebih tinggi sehingga anak-anak yang berprestasi tetapi kurang mampu bisa mencapai mimpi setinggi-tingginya.
Dia menjelaskan, dengan adanya KIP Kuliah mahasiswa kurang mampu bisa kuliah. Tapi yang juga lebih penting adalah mahasiswa bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan status ekonominya di masa depan.
"Kita harus melakukan berbagai macam perubahan yang cepat dan lincah untuk menghasilkan calon-calon SDM unggul secepat mungkin," katanya pada peluncuran KIP Kuliah Merdeka secara daring, Jumat (26/3).
Alumnus Harvard Business School ini mengatakan, dalam 10 tahun terakhir jumlah mahasiswa penerima beasiswa yang sebelumnya dinamakan Beasiswa Bidikmisi dan sekarang disempurnakan dan diganti menjadi KIP Kuliah telah meningkat lebih dari 10 kali lipat. Total penerimanya saat ini sudah mencapai 852 ribu penerima.
Dia mencontohkan salah satu penerima bantuan afirmasi dari pemerintah ini yakni Raeni, anak seorang tukang becak dan penjaga sekolah dengan penghasilan terbatas. Raeni saat itu dengan Bidikmisi berhasil kuliah di Universitas Negeri Semarang. Lalu bisa melanjutkan ke Universitas Birmingham di Inggris dengan beasiswa LPDP. "Kini menjadi dosen di jurusan pendidikan ekonomi akuntansi Unnes. Luar biasa," katanya.
Adapula Ujang Permana yang bisa kuliah di ITB dan kini melanjutkan pendidikan doktoral di Oxford. Menurutnya, cerita inspiratif seperti ini bukan hanya karena mereka menerima Bidikmisi tetapi mereka adalah anak-anak kurang mampu yang berhasil mencapai cita-citanya untuk masuk ke universitas dengan kualitas terbaik.
"KIP Kuliah bukan hanya memastikan anak itu mampu masuk kuliah. Tapi masuk ke universitas dan prodi terbaik. Karena disitulah pekerjaan-pekerjaan terbaik menunggu dia, profesi dan karir terbaik menunggu dia," katanya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan, KIP Kuliah tidak hanya akan memberikan keadilan sosial tetapi juga mobilitas sosial yang lebih tinggi sehingga anak-anak yang berprestasi tetapi kurang mampu bisa mencapai mimpi setinggi-tingginya.
Dia menjelaskan, dengan adanya KIP Kuliah mahasiswa kurang mampu bisa kuliah. Tapi yang juga lebih penting adalah mahasiswa bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan meningkatkan status ekonominya di masa depan.
"Kita harus melakukan berbagai macam perubahan yang cepat dan lincah untuk menghasilkan calon-calon SDM unggul secepat mungkin," katanya pada peluncuran KIP Kuliah Merdeka secara daring, Jumat (26/3).
Alumnus Harvard Business School ini mengatakan, dalam 10 tahun terakhir jumlah mahasiswa penerima beasiswa yang sebelumnya dinamakan Beasiswa Bidikmisi dan sekarang disempurnakan dan diganti menjadi KIP Kuliah telah meningkat lebih dari 10 kali lipat. Total penerimanya saat ini sudah mencapai 852 ribu penerima.
Dia mencontohkan salah satu penerima bantuan afirmasi dari pemerintah ini yakni Raeni, anak seorang tukang becak dan penjaga sekolah dengan penghasilan terbatas. Raeni saat itu dengan Bidikmisi berhasil kuliah di Universitas Negeri Semarang. Lalu bisa melanjutkan ke Universitas Birmingham di Inggris dengan beasiswa LPDP. "Kini menjadi dosen di jurusan pendidikan ekonomi akuntansi Unnes. Luar biasa," katanya.
Adapula Ujang Permana yang bisa kuliah di ITB dan kini melanjutkan pendidikan doktoral di Oxford. Menurutnya, cerita inspiratif seperti ini bukan hanya karena mereka menerima Bidikmisi tetapi mereka adalah anak-anak kurang mampu yang berhasil mencapai cita-citanya untuk masuk ke universitas dengan kualitas terbaik.
"KIP Kuliah bukan hanya memastikan anak itu mampu masuk kuliah. Tapi masuk ke universitas dan prodi terbaik. Karena disitulah pekerjaan-pekerjaan terbaik menunggu dia, profesi dan karir terbaik menunggu dia," katanya.