Unusa Surabaya Lantik 44 Profesi Ners, Siap Bersaing di Era Global
loading...
A
A
A
SURABAYA - Senat Akademik Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK) Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar acara pelantikan dan pengambilan sumpah lulusan profesi ners tahun 2021 yang diikuti 44 orang lulusan pendidikan profesi ners Unusa, Sabtu (17/4).
Ketua DPW PPNI Jatim, Prof. Nursalam menjelaskan, tantangan perawat kedepannya harus meningkatkan kualitas dan kompetensi untuk menangani infeksi. Selain itu, lulusan pendidikan ners harus bersaing di era global.
"Tantangan ke depan, pangsa kerja terbesar bidang keperawatan ada di luar negeri, saya rasa Unusa satu satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang bisa bersaing di asia, timur tengah, dan beberapa negara lainnya. Apalagi dari 55 Prodi Profesi Ners di Jawa Timur, hanya Unusa Perguruan Tinggi Swasta yang sudah terakreditasi A," jelasnya.
Nursalam mengatakan, potensi perawat yang bekerja di luar negeri cukup terbuka. Di beberapa negara masih membutuhkan bantuan seorang perawat. "Para lulusan profesi ners, selalu kami dorong untuk bisa bekerja di luar negeri," katanya.
Di Jawa Timur sendiri, jumlah perawat ada sekitar 33 ribu. Dengan jumlah tersebut ada kesempatan untuk bekerja di luar negeri. Sekitar 50 persen memiliki potensi bekerja di luar negeri.
Nursalam berharap, Unusa bisa memanfaatkan moment peluang bekerja di luar negeri. Pasalnya, banyak para perawat yang bekerja di luar negeri dan sudah mahir di bidang keperawatan, kerap kali tidak betah dan ingin kembali pulang ke Indonesia."Padahal ilmu dan pengalaman bekerja di luar negeri sangat dibutuhkan," tuturnya.
Sementara itu, Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie menegaskan bahwa Unusa sudah mempersiapkan lulusan perawat yang siap bekerja di luar negeri, khususnya di negara Jepang. Melalui Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) Unusa, lulusan perawat bisa bekerja di luar negeri.
"LPKS Unusa telah kerja sama dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), tujuannya mempersiapkan lulusan perawat agar bisa dan mampu bekerja di luar negeri," ungkap Jazidie.
Jazidie menjelaskan, tidak hanya keterampilan dalam bidang keperawatan, LPKS Unusa juga mengajarkan bahasa Jepang sampai level 4. "Kami mempersiapkan para calon perawat yang akan bekerja di luar negeri. Perawat di Jepang sangat dibutuhkan, karena orang-orang di Jepang sering menitipkan orang tua di tempat penitipan atau panti asuhan. Hal itu menjadi peluang bagi lulusan perawat di Indonesia," kata dia.
Salah satu lulusan Pendidikan Profesi Ners Unusa, Fida Fitriyanah mengaku, kedepannya dirinya sudah mempersiapkan untuk mengenyam pendidikan lagi."Dengan ini saya bisa mengembangkan potensi pada diri saya untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi lebih baik lagi," pungkasnya.
Ketua DPW PPNI Jatim, Prof. Nursalam menjelaskan, tantangan perawat kedepannya harus meningkatkan kualitas dan kompetensi untuk menangani infeksi. Selain itu, lulusan pendidikan ners harus bersaing di era global.
"Tantangan ke depan, pangsa kerja terbesar bidang keperawatan ada di luar negeri, saya rasa Unusa satu satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang bisa bersaing di asia, timur tengah, dan beberapa negara lainnya. Apalagi dari 55 Prodi Profesi Ners di Jawa Timur, hanya Unusa Perguruan Tinggi Swasta yang sudah terakreditasi A," jelasnya.
Nursalam mengatakan, potensi perawat yang bekerja di luar negeri cukup terbuka. Di beberapa negara masih membutuhkan bantuan seorang perawat. "Para lulusan profesi ners, selalu kami dorong untuk bisa bekerja di luar negeri," katanya.
Di Jawa Timur sendiri, jumlah perawat ada sekitar 33 ribu. Dengan jumlah tersebut ada kesempatan untuk bekerja di luar negeri. Sekitar 50 persen memiliki potensi bekerja di luar negeri.
Nursalam berharap, Unusa bisa memanfaatkan moment peluang bekerja di luar negeri. Pasalnya, banyak para perawat yang bekerja di luar negeri dan sudah mahir di bidang keperawatan, kerap kali tidak betah dan ingin kembali pulang ke Indonesia."Padahal ilmu dan pengalaman bekerja di luar negeri sangat dibutuhkan," tuturnya.
Sementara itu, Rektor Unusa, Prof. Achmad Jazidie menegaskan bahwa Unusa sudah mempersiapkan lulusan perawat yang siap bekerja di luar negeri, khususnya di negara Jepang. Melalui Lembaga Pelatihan Kerja Swasta (LPKS) Unusa, lulusan perawat bisa bekerja di luar negeri.
"LPKS Unusa telah kerja sama dengan Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), tujuannya mempersiapkan lulusan perawat agar bisa dan mampu bekerja di luar negeri," ungkap Jazidie.
Jazidie menjelaskan, tidak hanya keterampilan dalam bidang keperawatan, LPKS Unusa juga mengajarkan bahasa Jepang sampai level 4. "Kami mempersiapkan para calon perawat yang akan bekerja di luar negeri. Perawat di Jepang sangat dibutuhkan, karena orang-orang di Jepang sering menitipkan orang tua di tempat penitipan atau panti asuhan. Hal itu menjadi peluang bagi lulusan perawat di Indonesia," kata dia.
Salah satu lulusan Pendidikan Profesi Ners Unusa, Fida Fitriyanah mengaku, kedepannya dirinya sudah mempersiapkan untuk mengenyam pendidikan lagi."Dengan ini saya bisa mengembangkan potensi pada diri saya untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi lebih baik lagi," pungkasnya.
(mpw)