Puan Ajak Generasi Muda Penerus Bangsa Tak Melupakan Sejarah

Selasa, 12 Oktober 2021 - 18:05 WIB
loading...
A A A
Menurutnya, kenapa kebangsaan? Karena Indonesia adalah bangsa yang majemuk makanya harus bersatu. Hanya dengan bersatu, bangsa Indonesia bisa mendirikan Negara yang kuat. Sebaliknya, tanpa persatuan maka Indonesia tidak akan bisa mendirikan Negara, tapi yang ada justru perpecahan. Misalkan kelompok Islam mendirikan Negara sendiri dan kelompok kebangsaan juga mendirikan negaranya sendiri.

“Jadi para pendiri bangsa saat itu sangat khawatir dengan kejadian seperti yang dialami negara India. Setelah merdeka dari penjajahan Inggris, kemudian justru mengalami perpecahan antara India dan Pakistan. Jadi kelompok Islam mendirikan negara Pakistan,” terangnya.

Tokoh-tokoh Bangsa tidak ingin Indonesia mengalami hal serupa, sehingga prinsip pertama dalam kehidupan berbangsa di Indonesia adalah kebangsaan. Kebangsaan itu artinya kehendak untuk bersatu di tengah berbagai kemajemukan, di tengah perbedaan, ras, suku, etnis, agama, ideologi, agar rakyat bisa mendirikan rumah bersama bernama republik Indonesia.

Jadi, kata Bungkarno, yang menyatukan rakyat itu bukan bahasa, bukan kulit, juga bukan agama, karena agama di Indonesia banyak sehingga tidak bisa mendirikan satu negara berdasarkan pada satu agama. Tetapi , yang mampu menyatukan rakyat adalah kehendak untuk bersatu. “Persatuan itulah yang mampu mempersatukan kita, tanpa kehendak untuk bersatu, maka kita tidak akan pernah menjadi sebuah bangsa,” ungkapnya.

Kedua, ketuhanan. Kebangsaan yang dibangun berdasarkan nilai-nilai ketuhanan yang sudah menjadi kultur dalam masyarakat sebelum mendirikan negara. Jadi, ketuhanan merupakan corak kultural dari masyarakat nusantara yang bersifat kultural, toleran, inklusif, berdialog dengan budaya, dan mengedepankan spiritualitas etika keagamaan dari pada penafsiran literal eklusif terhadap agama.

“Itulah yang dinamakan oleh Bungkarno sebagai ketuhanan yang berkebudayaan, berkeadaban. Ketuhanan yang berbudi pekerti luhur dan saling menghormati dan toleran,” jelasnya.
(mpw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1949 seconds (0.1#10.140)