Tingkatkan Mutu Jurnal, APJIKI Gelar Webinar Soal Kebijakan Baru Dikti 2021
loading...
A
A
A
Puji Lestari menjelaskan dari 340 program studi ilmu komunikasi yang ada, sebanyak 26 jurnal yang telah terakreditasi Sinta 2, 22 jurnal terakreditasi Sinta 3, 67 jurnal Sinta 4, 42 jurnal terakreditasi Sinta 5, dan 6 jurnal terakreditasi Sinta 6.
Dalam sesi pemaparan dari Prof. Dr. Istadi, S.T., M.T, menjelaskan para pengelola jurnal yang ada di Indonesia wajib mengikuti pedoman yang berlaku dengan harapan akan mempermudah dalam penilaian jika akan mengusulkan dalam akreditasi Sinta.
"Mengelola jurnal ini memang butuh keseriusan dan ketelatenan, karena dari sampul depan hingga website akan dilakukan penilaian,"ungkap Istadi.
Pada sesi kedua, Yoga Dwi Arianda sebagai tim Arjuna Kemendikbudristek. Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA) merupakan sarana/system yang obyektif untuk Mengukur apakah suatu terbitan berkala ilmiah sudah memenuhi persyaratan mutu minimum untuk diberikan pengakuan akreditasi nasional.
Yoga memaparkan, hingga akhir 2020 terdata 5.990 jurnal yang terdata di tim Arjuna dengan rincian Sinta 1 sebanyak 93, Sinta 2 sebanyak 912, Sinta 3 sebanyak 1.167, Sinta 4 sebanyak 1.991, Sinta 5 sebanyak 1.598 dan Sinta 6 sebanyak 229.
"Kami terus berupaya memberikan pendampingan dengan workshop yang kami lakukan kepada pengelola jurnal jurnal baik yang akreditasi maupun yang akan reakreditasi," ujarnya.
Dr. Uwes Fatoni menyampaikan salah satu persiapan akreditas yang perlu dilakukan oleh tim pengelola jurnal adalah optimalisasi dalam tampilan dan proses bisnis OJS yang dimiliki seperti cover ojs, menu, deskripsi, tools yang ada hingga table of content yang ada.
“Bagian ojs ini penting disempurnakan oleh para pengelola jurnal demi menaikkan bobot penilaian dalam akreditasi," ujar Uwes di hadapan peserta workshop.
Sehingga, yang perlu dipersiapkan bagi pengelola jurnal yang akan melakukan akreditasi meliputi: memaksimalkan tampilan dan proses bisnis ojs, strategi peningkatan kualitas jurnal ilmu komunikasi, substansi bahasa, substansi referensi.
Pesan dari Uwes, jurnal ilmu komunikasi akan diarahkan untuk melakukan internasionalisasi.
Dalam sesi pemaparan dari Prof. Dr. Istadi, S.T., M.T, menjelaskan para pengelola jurnal yang ada di Indonesia wajib mengikuti pedoman yang berlaku dengan harapan akan mempermudah dalam penilaian jika akan mengusulkan dalam akreditasi Sinta.
"Mengelola jurnal ini memang butuh keseriusan dan ketelatenan, karena dari sampul depan hingga website akan dilakukan penilaian,"ungkap Istadi.
Pada sesi kedua, Yoga Dwi Arianda sebagai tim Arjuna Kemendikbudristek. Akreditasi Jurnal Nasional (ARJUNA) merupakan sarana/system yang obyektif untuk Mengukur apakah suatu terbitan berkala ilmiah sudah memenuhi persyaratan mutu minimum untuk diberikan pengakuan akreditasi nasional.
Yoga memaparkan, hingga akhir 2020 terdata 5.990 jurnal yang terdata di tim Arjuna dengan rincian Sinta 1 sebanyak 93, Sinta 2 sebanyak 912, Sinta 3 sebanyak 1.167, Sinta 4 sebanyak 1.991, Sinta 5 sebanyak 1.598 dan Sinta 6 sebanyak 229.
"Kami terus berupaya memberikan pendampingan dengan workshop yang kami lakukan kepada pengelola jurnal jurnal baik yang akreditasi maupun yang akan reakreditasi," ujarnya.
Dr. Uwes Fatoni menyampaikan salah satu persiapan akreditas yang perlu dilakukan oleh tim pengelola jurnal adalah optimalisasi dalam tampilan dan proses bisnis OJS yang dimiliki seperti cover ojs, menu, deskripsi, tools yang ada hingga table of content yang ada.
“Bagian ojs ini penting disempurnakan oleh para pengelola jurnal demi menaikkan bobot penilaian dalam akreditasi," ujar Uwes di hadapan peserta workshop.
Sehingga, yang perlu dipersiapkan bagi pengelola jurnal yang akan melakukan akreditasi meliputi: memaksimalkan tampilan dan proses bisnis ojs, strategi peningkatan kualitas jurnal ilmu komunikasi, substansi bahasa, substansi referensi.
Pesan dari Uwes, jurnal ilmu komunikasi akan diarahkan untuk melakukan internasionalisasi.