Survei PPIM UIN Jakarta: Kepatuhan Siswa di Sekolah Terkait Prokes Masih Rendah

Kamis, 06 Januari 2022 - 01:20 WIB
loading...
A A A
Jika dilihat dari latar belakang institusi tempat lembaga pendidikan mereka belajar, 21,95% siswa sekolah-sekolah Kemenag melihat vaksinasi bertentangan dengan agama. Sedang, siswa-siswi di sekolah-sekolah Kemendikbud mencatatkan prosentase 14.80% siswa yang berpandangan bahwa vaksinasi bertentangan dengan agama.

“Ini perlu jadi perhatian kita juga bahwa ternyata ada 12,88% siswa secara nasional berpandangan bahwa vaksinasi bertentangan dengan agama. Ini perlu satu pendekatan jika kita promosikan vaksinasi,” tambahnya.

Selain itu, sebanyak 39% siswa percaya bahwa Pandemi COVID-19 adalah hukuman dari Tuhan. Lalu, sekitar 48% responden memiliki sikap fatalis atau percaya bahwa upaya manusia tidak banyak berarti karena segala sesuatu termasuk kesehatan sudah ditentukan oleh Tuhan.

Survei juga menunjukkan bahwa sekitar 20% hingga 30% responden mempercayai hoax atau teori konspirasi terkait COVID-19. Misalnya, sekitar 31,5% responden mempercayai rumor bahwa rumah sakit sengaja menjadikan pasien sebagai pasien COVID-19 demi mendapatkan biaya penanggulangan atau penanganan pasien COVID-19 yang disediakan pemerintah.

Dari sudut pandang Islamisme, Yunita mengungkapkan, temuan survei pada siswa Muslim menemukan berbagai perkembangan kecenderungan sikap Islamisme di tahun 2021 dibanding survei serupa di tahun 2017. Definisi Islamisme dalam riset ini dibatasi pada pandangan beragama yang absolut, tertutup, inward looking dan ekslusif dalam merespon perkembangan ilmu pengetahuan.

Terdapat beberapa variabel dalam mengukur pandangan Islamisme siswa. Misalnya, jabatan Ketua OSIS harus dijabat siswa Muslim tercatat 51.1% di tahun 2021 dari 55,7% di tahun 2017. Meski menurun, namun prosentasenya masih tetap di atas 50%.

Selanjutnya dari pandangan mereka tentang khilafah, 78.5% siswa percaya bahwa sistem pemerintahan yang diakui Islam adalah berdasarkan khilafah. Prosentase ini naik dibanding prosentase tahun 2017 yang hanya 63,1%.

Pada variabel keyakinan bahwa penerapan syariat Islam di Indonesia harus didukung, keyakinan siswa menunjukan prosentase masih cukup tinggi. Yaitu dari 93.1% tahun 2017 menjadi 91.4% tahun 2021. Di periode yang sama, 25,2% siswa setuju tindakan bom bunuh diri atas nama agama sebagai jihad, naik dari 24.9% tahun 2017.

Lebih jauh, survei merekomendasikan perlunya kerjasama berbagai pihak untuk melakukan intervensi sosial bagi siswa. Riset juga merekomendasikan intervensi terencana dan strategis atas tingginya pandangan Islamisme siswa dan perlunya penguatan literasi digital atas serbuan informasi palsu di media secara lebih serius.
(mpw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)