Inilah Pejabat Indonesia Bergelar Profesor
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah pejabat tinggi di Indonesia diketahui menyandang gelar profesor . Bahkan gelar profesor yang disematkan tersebut disesuaikan dengan jabatan yang disandangnya.
Misalnya saja Pratikno. Pria kelahiran Bojonegoro 1962 itu telah mejabat sebagai Menteri Sekretaris Negara ( Mensesneg ) sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Berbagai sumber menyebutkan, Pratikno menyelesaikan studi sarjananya di Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Gadjah Mada (1985), program master di Development Administration Universitas Birmingham, Inggris (1990), dan program doktor di Ilmu Politik UGM (2008).
Kemudian, dia terpilih sebagai Rektor (UGM) Yogyakarta dan meraih gelar Profesor bidang Ilmu Politik dari UGM pada Desember 2008 serta gelar doktor di Flinders University of South Australia jurusan Asian Studies (1997).
Selain pratikno, pejabat Indonesia bergelar profesor lainnya yaitu Mahfud MD. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019–2024 ini merupakan guru besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Untuk itu, Profesor Mahfud MD dinilai pantas menjadi Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanana bila melihat latar belakangnya.
Pejabat Indonesia bergelar profesor lainnya adalah Wakil Presiden Indonesia, Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin. Ma'ruf adalah politikus senior dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Ia pernah menduduki kursi legislatif sebagai anggota DPRD DKI Jakarta selama dua periode (1971–1977 dan 1977–1982) sejak pertama kali dilantik pada 14 Oktober 1971, kemudian menduduki kursi anggota DPR sejak 1 Oktober 1997 hingga 30 September 2004.
Pada 1955, Ma'ruf memperoleh pendidikan awalnya di Sekolah Rakyat Kresek dan bersamaan juga ia digemblengkan pengetahuan agama di Madrasah Ibtidayah Kresek. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah Madrasah Tsanawiyah (1958) dan Madrasah Aliyahnya (1961) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur milik Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul 'Ulama.
Dia disekolahkan di sebuah pondok pesantren di Banten pada 1963. Setahun setelahnya, ia menempuh pendidikan tinggi pada 1964 di Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun, Bogor, dan berhasil memperoleh gelar sarjana filsafat Islam.
Pada 2017 lalu, Ma'Ruf menjadi Guru Besar Kehormatan Bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah oleh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
Misalnya saja Pratikno. Pria kelahiran Bojonegoro 1962 itu telah mejabat sebagai Menteri Sekretaris Negara ( Mensesneg ) sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
Berbagai sumber menyebutkan, Pratikno menyelesaikan studi sarjananya di Ilmu Pemerintahan FISIP Universitas Gadjah Mada (1985), program master di Development Administration Universitas Birmingham, Inggris (1990), dan program doktor di Ilmu Politik UGM (2008).
Kemudian, dia terpilih sebagai Rektor (UGM) Yogyakarta dan meraih gelar Profesor bidang Ilmu Politik dari UGM pada Desember 2008 serta gelar doktor di Flinders University of South Australia jurusan Asian Studies (1997).
Selain pratikno, pejabat Indonesia bergelar profesor lainnya yaitu Mahfud MD. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Republik Indonesia pada Kabinet Indonesia Maju periode 2019–2024 ini merupakan guru besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta.
Untuk itu, Profesor Mahfud MD dinilai pantas menjadi Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum dan Kemanana bila melihat latar belakangnya.
Pejabat Indonesia bergelar profesor lainnya adalah Wakil Presiden Indonesia, Prof. Dr. K.H. Ma’ruf Amin. Ma'ruf adalah politikus senior dalam dunia perpolitikan di Indonesia. Ia pernah menduduki kursi legislatif sebagai anggota DPRD DKI Jakarta selama dua periode (1971–1977 dan 1977–1982) sejak pertama kali dilantik pada 14 Oktober 1971, kemudian menduduki kursi anggota DPR sejak 1 Oktober 1997 hingga 30 September 2004.
Pada 1955, Ma'ruf memperoleh pendidikan awalnya di Sekolah Rakyat Kresek dan bersamaan juga ia digemblengkan pengetahuan agama di Madrasah Ibtidayah Kresek. Kemudian melanjutkan pendidikan menengah Madrasah Tsanawiyah (1958) dan Madrasah Aliyahnya (1961) di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur milik Hasyim Asy'ari, pendiri Nahdlatul 'Ulama.
Dia disekolahkan di sebuah pondok pesantren di Banten pada 1963. Setahun setelahnya, ia menempuh pendidikan tinggi pada 1964 di Fakultas Ushuluddin Universitas Ibnu Chaldun, Bogor, dan berhasil memperoleh gelar sarjana filsafat Islam.
Pada 2017 lalu, Ma'Ruf menjadi Guru Besar Kehormatan Bidang Ilmu Ekonomi Muamalat Syariah oleh Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim.
(mpw)