Empat Pemuda Wakili Indonesia dalam G7 Youth Summit 2022 di Berlin
loading...
A
A
A
Radhiyan juga menyoroti praktik Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa sebagai contoh mekanisme community-based targeting sehingga negara lain dapat belajar dari Indonesia untuk bermusyawarah dalam menentukan siapa yang berhak mendapatkan pengaman sosial secara adil.
Sementara Mia sebagai ketua delegasi dan berkontribusi di Track 3 ‘Resilience of Democracies’ berpendapat “Pemimpin G7, G20, dan mitra internasional penting untuk membuat pendidikan inklusif dan partisipasi aktif pemuda yang beririsan dengan demokrasi. Selain itu juga ada perbaikan infrastruktur digital, peningkatan materi literasi digital, dan critical thinking dalam proses pendidikan," ucap Mia.
Tambahnya, penguatan partisipasi dan suara pemuda dalam demokrasi seperti contohnya dalam proses pembuatan kebijakan dan kolaborasi melalui praktik nyata pada bidang kewirausahaan, kesempatan magang, serta peluang pertukaran pemuda internasional
Raihan sebagai delegasi Indonesia di Y7 2022 tergabung di Track 4 ‘Global Health & Solidarity’ dan memiliki usulan “Para pemimpin G7 dan G20 perlu memastikan ketahanan pangan melalui akses pangan yang adil dengan melarang embargo pangan dalam kondisi apapun, diversifikasi pangan nasional, dan bantuan kemanusian atas krisis pangan yang terjadi," jelas Raihan.
Melalui World Food Program, Raihan berharap program pangan global tersebut dapat menyasar semua lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan agama, ras, etnik dan asal negara.
Baca juga: Kenang Buya Syafii, Nadiem: Beliau Ulama dan Cendekiawan yang Konsisten Mengawal Toleransi
Tantangan Negosiasi dan Tindak Lanjut Y7 2022 Communique
Tantangan selama negosiasi nyata saat menyeimbangkan keinginan negara maju yang cukup ambisius dengan kapasitas negara berkembang. Hal ini untuk membangun semangat kemitraan internasional ‘Stronger Together’ dengan menghadirkan negara berkembang dalam proses pembuatan kebijakan, mengingat prioritas kebijakan G7 Jerman sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia ‘Recover Together, Recover Stronger.’
Negosiasi para pemuda menghasilkan Y7 Communiqué yang telah disepakati seluruh delegasi dan diserahkan langsung kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk ditindaklanjuti bersama dengan para pemimpin negara-negara G7.
Setelah itu, Gracia Paramitha, PhD selaku Co-Chair Y20 Indonesia 2022 juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan keynote speech secara daring tentang perlunya integrasi antar sektor/isu dalam mengatasi krisis global, pentingnya membangun jejaring Y7 dan Y20 Indonesia yang lebih inklusif, serta bertindak melampaui Communiqué untuk menjadikan luaran Y7 maupun Y20 lebih konkrit.
Sementara Mia sebagai ketua delegasi dan berkontribusi di Track 3 ‘Resilience of Democracies’ berpendapat “Pemimpin G7, G20, dan mitra internasional penting untuk membuat pendidikan inklusif dan partisipasi aktif pemuda yang beririsan dengan demokrasi. Selain itu juga ada perbaikan infrastruktur digital, peningkatan materi literasi digital, dan critical thinking dalam proses pendidikan," ucap Mia.
Tambahnya, penguatan partisipasi dan suara pemuda dalam demokrasi seperti contohnya dalam proses pembuatan kebijakan dan kolaborasi melalui praktik nyata pada bidang kewirausahaan, kesempatan magang, serta peluang pertukaran pemuda internasional
Raihan sebagai delegasi Indonesia di Y7 2022 tergabung di Track 4 ‘Global Health & Solidarity’ dan memiliki usulan “Para pemimpin G7 dan G20 perlu memastikan ketahanan pangan melalui akses pangan yang adil dengan melarang embargo pangan dalam kondisi apapun, diversifikasi pangan nasional, dan bantuan kemanusian atas krisis pangan yang terjadi," jelas Raihan.
Melalui World Food Program, Raihan berharap program pangan global tersebut dapat menyasar semua lapisan masyarakat tanpa memandang perbedaan agama, ras, etnik dan asal negara.
Baca juga: Kenang Buya Syafii, Nadiem: Beliau Ulama dan Cendekiawan yang Konsisten Mengawal Toleransi
Tantangan Negosiasi dan Tindak Lanjut Y7 2022 Communique
Tantangan selama negosiasi nyata saat menyeimbangkan keinginan negara maju yang cukup ambisius dengan kapasitas negara berkembang. Hal ini untuk membangun semangat kemitraan internasional ‘Stronger Together’ dengan menghadirkan negara berkembang dalam proses pembuatan kebijakan, mengingat prioritas kebijakan G7 Jerman sejalan dengan tema Presidensi G20 Indonesia ‘Recover Together, Recover Stronger.’
Negosiasi para pemuda menghasilkan Y7 Communiqué yang telah disepakati seluruh delegasi dan diserahkan langsung kepada Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk ditindaklanjuti bersama dengan para pemimpin negara-negara G7.
Setelah itu, Gracia Paramitha, PhD selaku Co-Chair Y20 Indonesia 2022 juga mendapat kesempatan untuk menyampaikan keynote speech secara daring tentang perlunya integrasi antar sektor/isu dalam mengatasi krisis global, pentingnya membangun jejaring Y7 dan Y20 Indonesia yang lebih inklusif, serta bertindak melampaui Communiqué untuk menjadikan luaran Y7 maupun Y20 lebih konkrit.