Kisah Mahasiswa Indonesia Kuliah di Belanda, Adaptasi dari Suka Telat ke Disiplin
Kamis, 14 Desember 2023 - 13:54 WIB
JAKARTA - Mahasiswa Indonesia di Belanda Rajendra Gibran Alvaro Ramdhan menceritakan pengalamannya kuliah di Negeri Kincir Angin. Rajendra mengaku mengalami culture shock sehingga harus cepat beradaptasi dengan sistem yang berlaku di negara tersebut.
Mahasiswa University of Groningen, Belanda itu menyampaikan kisahnya saat hadir menjadi narasumber Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Rabu (13/12/2023).
Baca juga: 10 Tips dan Trik Kuliah di Luar Negeri, Menavigasi Perjalanan Akademis Anda!
"Culture shock paling kaget mungkin secara akademis karena kalau di sana (kuliah) 3 tahun kayak benar-benar Intens dan bahasa kasarnya kayak lu setiap hari harus bisa ngikutin. Setiap minggu harus kayak ngikutin pelajaran ya dan itu juga benar-benar susah sih,"kata Gibran.
Selain itu, kedisplinan masyarakat Belanda soal waktu juga turut diacungi jempol oleh Gibran. Sehingga dia yang biasanya sering telat harus bisa menyesuaikan diri.
Baca juga: Kisah Guru Galih, Peraih Beasiswa LPDP ke Kampus Top Dunia di Inggris
"Belanda terutama disiplin waktu, mungkin di awal-awal ini saya ketemu sama teman-teman internasional atau di Association awal-awal, Saya mungkin bisa dibilang yang cukup sering telat. Enggak lama kemudian saya mulai adapt dan akhir-akhir ini ya saya jadi ya disiplin waktu,"katanya.
Bahkan Rajendra tak habis pikir karena saking tingginya budaya tepat waktu, kereta yang telat selama dua menit pun tidak bisa ditoleransi oleh masyarakat Belanda.
"Keretanya benar-benar tepat waktu mungkin kalian pernah dengar cerita-cerita orang Belanda, kereta 1-2 menit telat mereka udah marah-marah dan itu emang fakta faktanya,"ucapnya.
"Groningen bukan kota gedenya ya masih masih kota kecil. Tapi udah seperti itu budayanya kehidupan orangnya," pungkasnya.
Mahasiswa University of Groningen, Belanda itu menyampaikan kisahnya saat hadir menjadi narasumber Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Rabu (13/12/2023).
Baca juga: 10 Tips dan Trik Kuliah di Luar Negeri, Menavigasi Perjalanan Akademis Anda!
"Culture shock paling kaget mungkin secara akademis karena kalau di sana (kuliah) 3 tahun kayak benar-benar Intens dan bahasa kasarnya kayak lu setiap hari harus bisa ngikutin. Setiap minggu harus kayak ngikutin pelajaran ya dan itu juga benar-benar susah sih,"kata Gibran.
Selain itu, kedisplinan masyarakat Belanda soal waktu juga turut diacungi jempol oleh Gibran. Sehingga dia yang biasanya sering telat harus bisa menyesuaikan diri.
Baca juga: Kisah Guru Galih, Peraih Beasiswa LPDP ke Kampus Top Dunia di Inggris
"Belanda terutama disiplin waktu, mungkin di awal-awal ini saya ketemu sama teman-teman internasional atau di Association awal-awal, Saya mungkin bisa dibilang yang cukup sering telat. Enggak lama kemudian saya mulai adapt dan akhir-akhir ini ya saya jadi ya disiplin waktu,"katanya.
Bahkan Rajendra tak habis pikir karena saking tingginya budaya tepat waktu, kereta yang telat selama dua menit pun tidak bisa ditoleransi oleh masyarakat Belanda.
"Keretanya benar-benar tepat waktu mungkin kalian pernah dengar cerita-cerita orang Belanda, kereta 1-2 menit telat mereka udah marah-marah dan itu emang fakta faktanya,"ucapnya.
"Groningen bukan kota gedenya ya masih masih kota kecil. Tapi udah seperti itu budayanya kehidupan orangnya," pungkasnya.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda