Diikuti 9 Negara, IIBF 2020 akan Digelar Virtual
Kamis, 24 September 2020 - 21:31 WIB
JAKARTA - Meski di tengah pandemi, namun Indonesia International Book Fair (IIBF) 2020 akan tetap digelar pada 28 September-7 Oktober. Atmosfer sebuah festival buku akbar akan dibawa ke ranah virtual.
Ketua Panitia IIBF 2020 Arys Hilman mengatakan, selama 10 hari pameran IIBF yang digelar virtual ini tidak hanya akan diikuti oleh penerbit Indonesia sebagai tuan rumah, namun juga 9 negara partisipan yakni Cina, Malaysia, Thailand, Amerika, India, Iran, Inggris, Jerman dan Turki.
Selain itu, katanya, IIBF akan menampilkan 30 ribu judul buku dan sekitar 1 juta eksemplar buku yang akan dilibatkan. Tidak hanya sekedar penjualan buku, namun para pengunjung nantinya akan dihibur dengan 75 mata acara. (Baca juga: 7.329 Mahasiswa Baru Antusias Dengarkan Petuah Rektor UIN Bandung )
"Atmosfer IIBF yang sudah dikenal selama 40 tahun akan tetap hadir dalam versi daring. Acara selengkap edisi regular, seperti pameran, jual-beli buku, rights fair, booktalk, komunitas, dan lain-lain," katanya pada konferensi pers daring IIBF 2020, Kamis (24/9/2020).
Arys menjelaskan, nantinya IIBF akan bisa diakses melalui 3 platform yaitu web portal IIBF, media sosial dan juga Shopee. Dia menjelaskan, melalui venue virtual pengunjung nantinya seakan-akan mengunjungi festival buku di JCC karena pihaknya sudah mendapat izin dari JCC untuk menggunakan gambarnya sebagai desain dasar tempat pameran.
"Dari pintu gerbangnya mirip JCC, kita masuk, lalu tingggal memilih, lalu bisa mesan buku hingga membeli buku melalui website ini," katanya. (Baca juga: Mendikbud Tetap Terapkan Kurikulum Baru di Sekolah Penggerak )
Arys mengatakan, Thailand dan Vietnam juga telah melakukan pameran buku secara virtual. Pihaknya pun segera bergegas melakukan hal yang sama karena memiliki tugas penting untuk mengembangkan gerakan literasi masyarakat, mempermudah masyarakat mengakses bahan pustaka dan meningkatkan minat baca serta mengembangkan kecerdasan bangsa.
Dia menjelaskan, masa pandemi ini memang menimbulkan kesulitan namun juga peluang baru. Misalnya saja karena IIBF ini virtual maka peserta penerbit pun bisa datang lebih banyak. Tidak hanya dari Pulau Jawa namun juga dari Sumatera dan Sulawesi. Bahkan karena virtual ini memudahkan peserta dari luar negeri untuk ikut serta juga. (Baca juga: Komisi X DPR Tetapkan Anggaran Kemendikbud Tahun 2021 Rp81,5 T )
"Jadi ada tantangan tetapi juga ada peluang bagi kita. Mudah-mudahan juga ini menjadi sebuah ikhtiar baru kita," ujarnya.
Ketua Panitia IIBF 2020 Arys Hilman mengatakan, selama 10 hari pameran IIBF yang digelar virtual ini tidak hanya akan diikuti oleh penerbit Indonesia sebagai tuan rumah, namun juga 9 negara partisipan yakni Cina, Malaysia, Thailand, Amerika, India, Iran, Inggris, Jerman dan Turki.
Selain itu, katanya, IIBF akan menampilkan 30 ribu judul buku dan sekitar 1 juta eksemplar buku yang akan dilibatkan. Tidak hanya sekedar penjualan buku, namun para pengunjung nantinya akan dihibur dengan 75 mata acara. (Baca juga: 7.329 Mahasiswa Baru Antusias Dengarkan Petuah Rektor UIN Bandung )
"Atmosfer IIBF yang sudah dikenal selama 40 tahun akan tetap hadir dalam versi daring. Acara selengkap edisi regular, seperti pameran, jual-beli buku, rights fair, booktalk, komunitas, dan lain-lain," katanya pada konferensi pers daring IIBF 2020, Kamis (24/9/2020).
Arys menjelaskan, nantinya IIBF akan bisa diakses melalui 3 platform yaitu web portal IIBF, media sosial dan juga Shopee. Dia menjelaskan, melalui venue virtual pengunjung nantinya seakan-akan mengunjungi festival buku di JCC karena pihaknya sudah mendapat izin dari JCC untuk menggunakan gambarnya sebagai desain dasar tempat pameran.
"Dari pintu gerbangnya mirip JCC, kita masuk, lalu tingggal memilih, lalu bisa mesan buku hingga membeli buku melalui website ini," katanya. (Baca juga: Mendikbud Tetap Terapkan Kurikulum Baru di Sekolah Penggerak )
Arys mengatakan, Thailand dan Vietnam juga telah melakukan pameran buku secara virtual. Pihaknya pun segera bergegas melakukan hal yang sama karena memiliki tugas penting untuk mengembangkan gerakan literasi masyarakat, mempermudah masyarakat mengakses bahan pustaka dan meningkatkan minat baca serta mengembangkan kecerdasan bangsa.
Dia menjelaskan, masa pandemi ini memang menimbulkan kesulitan namun juga peluang baru. Misalnya saja karena IIBF ini virtual maka peserta penerbit pun bisa datang lebih banyak. Tidak hanya dari Pulau Jawa namun juga dari Sumatera dan Sulawesi. Bahkan karena virtual ini memudahkan peserta dari luar negeri untuk ikut serta juga. (Baca juga: Komisi X DPR Tetapkan Anggaran Kemendikbud Tahun 2021 Rp81,5 T )
"Jadi ada tantangan tetapi juga ada peluang bagi kita. Mudah-mudahan juga ini menjadi sebuah ikhtiar baru kita," ujarnya.
tulis komentar anda